Trocoh – Budi Warsito
Rp 98.000,00
Penerbit: baNANA
Tahun Terbit: 2021
ISBN::: 978-623-96372-3-1
Kondisi: Baru
Kumpulan 41 tulisan tentang apa saja yang menarik minat penulisnya: film seluloid, serangga dan buah-buahan, topi dan soda beku, baling-baling bambu, menunggu acara di televisi, piring terbang, dan terutama musik. Siapa yang pertama kali memakai istilah punk di Indonesia? Benarkah gamelan di luar angkasa bakal menarik perhatian alien? Siapa itu Sujud Kendang dan kenapa dia lucu? Adakah resep mujarab untuk mendaur ulang sebuah lagu? Budi Warsito mencari benang merah dari semua itu, merasa menemukan kode-kode, dan malah tersesat sendiri di dalamnya,
Additional information
Weight | 0.3 kg |
---|---|
Dimensions | 15 x 21 x 2.5 cm |
Add a Review
Be the first to review “Trocoh – Budi Warsito” Cancel reply
Kota-Kota di Sumatra : Enam Kisah Kewarganegaraan dan Demokrasi – Hikmat Budiman
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya Penulis: Sudiarto, Indriani Widiastuti, Radjimo Sastro Wijono, Muhammad Subhi, Kristina Viri, Firdaus
Editor: Hikmat Budiman
Penerbit: The Interseksi Foundation dan Hivos
Tahun Terbit: 2012
Tebal: 536 halaman
ISBN: 978-979-9999-23-8Kondisi: Old StockBuku ini adalah seri pertama dari rangkaian narasi-narasi kecil yang ditulis setelah para sarjana yang dikirimkan oleh the Interseksi Foundation kembali dari lapangan, dalam program "sarjana Indonesia menulis Indonesia". Dalam jangka panjang Interseksi membayangkan yang akan terbit bukan hanya naskah-naskah yang berpretensi akademis, tapi juga prosa-prosa atau tuturan visual yang mampu menghadirkan kisah-kisah yang lebih punya jiwa dan punya tenaga. Untuk kepentingan pengelolaan program, Interseksi menetapkan pembilahan zona yang sangat sederhana, yakni membagi geografi Indonesia ke dalam 6 (enam) area kerja: Sumatra, Jawa-Madura, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, dan Maluku-Papua. Pada tahap pertama Interseksi memulainya dari beberapa kota kecil di Sumatra,Keenam kota yang menjadi lokasi penelitian ini dipilih berdasarkan pada beberapa patokan sederhana pula: pertama, ia bukan kota besar atau ibukota provinsi; kedua, secara kumulatif keenam kota yang dipilih harus merupakan kombinasi antara kota yang sekaligus mewakili bentuk administratif pemerintahan dan kota dalam pengertian kawasan urban yang kebetulan menjadi ibukota sebuah kabupaten; ketiga, ukuran fisik kota adalah justru yang secara tepat tergambarkan dalam istilah yang sekarang sudah tidak dipakai lagi, yakni kotamadya, yang berarti kota berukuran menengah.Secara umum tema yang didiskusikan semua tulisan dalam buku ini adalah tentang dinamik kehidupan kolektif warga di masing-masing kota selama era demokratisasi dan otonomi daerah setelah kita lepas dari belenggu otoritarianisme. Terminologi yang digunakan adalah kewarganegaraan (citizenship), tapi ia tidak hanya dipahami dalam pengertian kewarganegaraan formal, dan bukan pula soal administrasi kependudukan belaka, melainkan lebih pada persoalan bagaimana kelompok-kelompok sosial yang ada pada satu konteks spasial tertentu secara bersama-sama mengembangkan dan memelihara kehidupan kolektif di dalam sebuah ruang yang mau atau tidak mau harus dibagi (shared space) antar-sesama warga di luar puak, nagari, agama, dan etnisnya masing-masing.
Rp 130.000,00Aimuna dan Sobori – Hanna Rambe
BUKU, Fiksi Penulis: Hanna Rambe
Kondisi: Baru
ISBN: 978-979-461-854-7
Dimensi: 17 cm
Jenis Cover: Softcover
Jenis Kertas: Book Paper
Berat: 300 g
Jumlah Halaman: 492h
Tahun Terbit: 2013
Penerbit: Yayasan Pustaka Obor Indonesia"Saya mengikuti karya-karya Hanna Rambe dengan penuh minat, dan novel ini bagi saya adalah karya terbaiknya, sejauh ini. Di sini sebuah lembaran sejarah Nusantara yang penting, tetapi kerap terabaikan dalam perbincangan tentang masa lalu negeri ini, dihadirkan kembali secara sangat intens, hidup, dan imajinatif. Ini adalah sebuah dokumen historis tak ternilai tentang sejarah wilayah timur Indonesia, yang memberikan pelajaran berharga tentang hubungan kompleks antara sejarah, memori, dan kekerasan. Sekali lagi, Hanna Rambe menorehkan sumbangan pentingnya tak hanya bagi kesusastraan. Tetapi juga bagi proses nation and character building di Indonesia." ~Manneke BudimanSetelah menikmati novel ini, saya berkesimpulanm Hanna Rambe adalah seorang pengarang JAS MERAH sejati. Dengan pengetahuan yang banyak tentang sejarah percengkehan dan rempah-rempah lainya dari literature, ia tuang ke dalam novel ini. Sebuah novel tentang perlawanan terhadap wabah hongi ekonomi cengkeh yang melanda manusia di bumi subur laut kaya. Ia berdiri lebih tinggi dari pengarang perempupan Indonesia sebelum dan semasa dia. Novel 500-an halaman ini bagaikan pohon cengkeh besar sejarah yang bercabang, ranting, daun yang rindang, bunga, dan buah yang rimbun. Menikmati cerita ini tak perlu kita menuntut ketegangan sebuah cerita detektif, tapi kita akan terlibat dengan pathos (dengan pity, sympathy, tenderness and sorrow). Dari sepuluh bab ibarat cabang, semuanya mengandung pathos, juga logos dan ethos. Bahasanya bersih, jelas, sederhana dalam kalimat tunggal gaya KPSOK (Keterangan Pokok, Sebutan, Objek, Keterangan), atau ASPOA (Adjunct, Subject, Predicate, Object, Adjunct), bukan kalimat beranak cucu, mungkin karena lama ia menjadi wartawan. Dia bukan gayawan (stylist), yang lenggak-lenggok percuma, tapi novel ini mengandung ilham untuk mengadakan perlawanan kreatif yang ditopang oleh oleh bumi subur laut kaya terhadap wabah kapitalisme buas yang menyebabkan pengangguran dan kemiskinan. ~Gerson Poyk
Rp 75.000,00Jalan Tak ada Ujung – Mochtar Lubis
BUKU, Fiksi Kondisi: Baru
ISBN: 978-979-461-106-7
Dimensi: 11x17 cm
Jenis Cover: Softcover
Jenis Kertas: HVS
Berat: 100 gram
Jumlah Halaman: vi+167 halaman
Tahun Terbit: 2010
Penerbit: BUKUOBOR
Jakarta selama bulan-bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, adalah kota yang dicekam ketegangan. Ketegangan antara kelompok pemuda-pemuda pejuang kemerdekaan dengan berbagai kesatuan tentara Jepang yang menunggu-nunggu kedatangan tentara sekutu, karena pemuda-pemuda pejuang kemerdekaan sedang asik mengumpulkan persenjataan dari pasukan-pasukan Jepang, dan juga ketegangan dalam hati seluruh rakyat Indonesia mengenai siapakah yang akan datang pertama dari tentara Sekutu, tentara Inggris, atau Belanda? Itulah "setting" Jalan Tak Ada Ujung ini, yang mengisahkan pejuang-pejuang seperti Hazil, pemusik yang bersemangat berapi-api, Guru Isa yang lembut hati dan tidak suka pada kekerasan, istrinya yang merindukan kasih lelaki. Perlawanan terhadap tentara Belanda yang hendak menjajah Indonesia, kehangatan cinta, semangat berkorbar perjuangan, ketakutan, kejahatan manusia terhadap manusia, penemuan diri di bawah siksaan, dan kemenangan manusia dalam pergaulan dengan dirinya sendiri. Semua ini dapat ditemukan dalam novel ini.
Rp 55.000,00Anthology of Short Stories from Indonesia-Malaysia-Singapore
BUKU, Fiksi Anthology of Short Stories from Indonesia- Malaysia-Singapore
Penulis: Azmah Nordin, Djenar Maesa Ayu, Seno Gumira Ajidarma, dkkISBN: 978-979-461-964-3
Dimensi: 13,5x18,5 cm
Jenis Cover: softcover
Jenis Kertas: book paper
Berat: 150 gram
Jumlah Halaman: xxviii+162
Penerbit: Institut Terjemahan & Buku Malaysia, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, and National Arts Council SingaporeThe Indonesia-Malaysia-Singapore anthology, a collection of twelve short stories by writers from Malaysia, Indonesia, and Singapore, indicates that literature connects nations, transcending geopolitical boundaries. For this anthology, writers and compositions that typically represented each nation were selected. Malaysia is represented by Azmah Nordin, S.M Zakir, Sri Diah, and Zakaria Ali; Indonesia is represented by Djenar Maesa Ayu, Oka Rusmini, Seno Gumira Ajidarma, and Sulfixa Ariska; and Singapore is represented by Rama Kannabiran, Suchen Christine Lim, Suratman Markasan, and Wong Meng Voon.Their writings are unique, featuring not only local aspirations but also imparting universal values, Literature aligns quintessential truths, chronicles the inner voice, and emphasises aspirations. In the context of regional ties, literature has great capacity to bind relationships through a mutual understanding of culture and shared values.
Rp 85.000,00
Reviews(0)
There are no reviews yet.