Please select a page for the Contact Slideout in Theme Options > Header Options

Negeri Di Bawah Kabut | Pemutaran Film & Diskusi

Negeri Di Bawah Kabut | Pemutaran Film & Diskusi
29/05/2012 admin

Kineruku Layar Tancep: Negeri di Bawah Kabut
(The Land Beneath the Fog)
Sebuah dokumenter karya Shalahuddin Siregar
(2011, 105 menit, Indonesia)

Sabtu, 2 Juni 2012
Pk. 18:30 WIB

Kineruku
Jl. Hegarmanah 52 Bandung
(peta lokasi)

Pemutaran dihadiri oleh sutradaranya.
G
ratis, harap datang tepat waktu.

 

Setelah memenangkan penghargaan ‘Special Jury Prize’ dari Dubai International Film Festival dan berpartisipasi dalam festival-festival film bergengsi, film dokumenter arahan Shalahuddin Siregar ini akan diputar untuk pertama kalinya di Bandung. Kineruku tentunya menyambut pemutaran film ini (yang juga akan dihadiri oleh sutradaranya) dengan rasa suka cita! Indonesia sangat kekurangan dokumenter yang baik, terutama dalam hal pemilihan tema dan cara penyajian yang segar. Kedua hal tersebut berhasil disiasati oleh Negeri di Bawah Kabut, membuatnya menjadi sebuah karya dokumenter Indonesia yang sangat penting untuk kita tonton dan resapi.

Sinopsis
Di sebuah desa di lereng gunung, sebuah komunitas diam-diam sedang menghadapi perubahan tanpa mengerti alasannya. Sebagai komunitas petani yang mengandalkan sistem kalender tradisional Jawa dalam membaca musim, mereka dibuat bingung oleh musim yang sedang berubah.

Muryati (30 th) dan Sudardi (32 th), berusaha memahami kenapa hujan turun lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Gagal panen dan harga jual yang terlalu murah menjadi ancaman. Sementara itu Arifin (12 th) dihadapkan pada pertanyaan; masa depan seperti apa yang ditawarkan kepadanya? Pada usia yang masih sangat muda, dia harus berhadapan dengan sistem sekolah negeri yang kompleks.

Melalui kehidupan sehari-hari dua keluarga petani, Negeri di Bawah Kabut membawa kita melihat lebih dekat bagaimana perubahan musim, pendidikan dan kemiskinan saling berkaitan satu sama lain.

Catatan Sutradara
“Saya mengenal desa Genikan pada tahun 1997 ketika mendaki gunung Merbabu. Sejak itu, secara rutin saya datang ke desa itu bersama kelompok penjelajah alam yang saya ikuti di kampus. Tetapi baru tahun 2006 saya tertarik untuk mengenal penduduk desa itu lebih dekat, tidak lagi sebagai pendaki yang datang sebentar. Di desa itu, saya tinggal di rumah keluarga Sudardi dan Muryati, pasangan muda yang pada waktu itu baru memiliki satu anak. Pasangan ini kelak menjadi protagonis di film ini.

Pada suatu sore yang hangat, saya mengikuti gerombolan penduduk mencari ranting kayu di hutan. Perjalanan menuju hutan melewati jalan setapak di tepi ladang kubis yang luas. Kubis sudah tampak tua berjejer rapi. Salah seorang penduduk dengan tenang menebas kubis yang berjejer di tepi jalan setapak dengan parang yang dipegangnya. Saya terkejut dan bertanya kenapa. Ternyata pada saat itu harga kubis hanya 150 rupiah per kilo. Harga yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya sebab harga di supermarket bisa dua puluh kali lebih tinggi. Cerita kecil ini menjadi pemicu saya membuat film ‘Negeri di Bawah Kabut’.

Untuk membantu mengembangkan skrip dan mendapatkan dana produksi, saya mengirim proposal untuk mengikuti Jiffest Script Development, sayangnya proposal saya ditolak. Dengan treatment yang berbeda, saya mengirim lagi pada tahun 2008, masih ditolak. Akhirnya proposal yang sama diterima oleh Doc Station Berlinale Talent Campus 2009, sebuah workshop film dalam rangkaian festival film Berlinale yang diadakan di Jerman.

Pada akhir tahun 2008 film ini dikembangkan lebih lanjut dalam workshop ‘Indonesia – Ten Years after Reformasi’ yang diadakan oleh Dewan Kesenian Jakarta, Goethe Institut dan Ford Foundation. Melalui workshop itu juga film ini diproduksi sampai akhirnya selesai pada akhir tahun 2011. Seluruh proses pembuatan film ini memakan waktu lebih dari lima tahun: dua tahun riset, dua tahun syuting dilanjutkan dengan 18 bulan editing. Film berdurasi 105 menit ini disunting dari 118 jam footages.” ~ Shalahuddin Siregar

Kru
Produser, Sutradara, Penata Kamera: Shalahuddin Siregar
Penyunting: Fajar Kurniawan, Shalahuddin Siregar
Perekam Suara: Tommy Fahrizal
Supervisi Produksi: Sebastian Winkels
Pengembangan Cerita: Sebastian Winkels (Germany), Ulla Simonen (Findland), Dick Fontaine (England)
Asisten Produksi: Agus Santoso, Erwin Sasono, Ngatimin

Diproduksi atas dukungan
Goethe Institut Indonesia, Ford Foundation, Jakarta Art Council, Blu Post Asia

> DVD Negeri di Bawah Kabut dapat dibeli di kineruku.com/store

Comments (4)

  1. pamandoblang 13 years ago

    wah mantabh semoga bisa datang

  2. thiya 13 years ago

    cuma lihat beberapa still photo di sini aja bikin mata berkaca-kaca lagi. bersyukur sempat nonton film ini di kineforum bulan maret lalu. bravo Shalahuddin Siregar! semoga film ini juga dirilis DVDnya ya *ngarep*

  3. Damar 4 years ago

    Saya sangat terharu melihat film ini dan tak lupa apresiasi yg sangat besar bagi tim pembuatnya. Saya baru tahu tentang adanya film ini padahal notabene saya tinggal di magelang dari kecil dan sering diajak wisata ke sekitar kopeng. Dengan adanya film ini jadi menghidupkan memori masa kecil saya yg sangat indah. Sekarang saya merencanakan akan mengunjungi dusun benikan ngablak, mungkin sekedar wisata dan nostalgia, alhamdulillah bisa bertemu dan ngobrol langsung dg aktor aktrisnya

Pingbacks

  1. […] kini ada DVD-nya! Film dokumenter peraih banyak penghargaan di dalam dan luar negeri ini pernah diputar di Kineruku pada 2012 lalu. Film dokumenter observasional yang pembuatannya memakan waktu lima tahun ini bercerita […]

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Subscribe