Bagaimana cara menilai buku? Apakah berdasarkan biaya produksi, jumlah buku yang terjual, atau penghargaan yang diterima buku itu? Reda tergerak membuat catatan tentang hari-hari seorang anak perempuan yang terinspirasi kisah masa kecilnya sendiri, di gang di kampung kecil di Surabaya. Anak itu bernama Na Willa, dari nama panggilan ibu Reda. Mak dan Pak, orangtua Na Willa, juga Mak dan Paknya Reda Gaudiamo.
Apa yang terjadi pada anak-anak, yang kadang dianggap sepele oleh orang dewasa, memberi kesan yang terus menempel hingga anak itu dewasa. Dengan jernih Na Willa bercerita tentang teman-temannya (kadang lucu, kadang nakal); permainan mereka (kadang seru, kadang berbahaya); orangtuanya (kadang menggembirakan, kadang menghukum); ada orang dewasa yang mengerti bahwa dia suka soda jeruk, ada juga yang tidak mengerti apa-apa padahal tugasnya mengajar. Cerita Na Willa menakjubkan karena tidak berpaling dari kesedihan yang tak terpisahkan dari kehidupan kita, bahkan saat kita masih anak-anak.
Namun, siapa yang bersedia menerbitkan cerita Na Willa? Banyak orang dewasa yang berpikir bahwa buku anak harus berisi tokoh yang menjadi teladan. Pada umumnya penerbit pun menyerah saat berhadapan dengan naskah yang sulit dijual. Reda dan kawan-kawan yang tersentuh dengan cerita Na Willa lantas memutuskan untuk menerbitkan naskah tersebut secara indie dengan metode crowdfunding. Sekitar tahun 2012, crowdfunding belum sepopuler sekarang. Dana tak serta merta terkumpul, Reda mesti menyurati satu demi satu pihak yang sekiranya bisa membantu penerbitan bukunya. Ketika dana yang dibutuhkan terpenuhi, Na Willa pun terbit.
* * *
Rupanya perjalanan Na Willa menjumpai pembaca masih panjang. Usai diproduksi, buku mesti didistribusikan. Na Willa sempat singgah di jaringan toko buku besar, tapi umurnya di rak relatif pendek karena tidak memenuhi target penjualan. Berkardus-kardus buku Na Willa dipulangkan ke rumah penulisnya. Beberapa buku lalu dijual di tempat yang sebetulnya bukan toko buku, seperti di Kedai Tjikini.
Pada saat di mana sepertinya akan sulit bagi Na Willa untuk menjumpai lebih banyak pembaca, terjadi suatu kebetulan: Maesy, pendiri POST Bookshop, menjumpai Na Willa ketika ke Kedai Tjikini. Maesy menyimak kisah Na Willa dan amat menyukainya. Maesy berkenalan dengan Reda, yang rupanya juga pernah membuka kios di Pasar Santa. Buku Na Willa lantas dijual di POST Bookshop, dan senantiasa direkomendasikan kepada pengunjung. Sampai-sampai buku Na Willa nyaris tidak bersisa lagi di rumah Reda.
Selanjutnya, setiap kali bertemu Reda, Maesy kerap bertanya, kapan cerita Na Willa berlanjut? Pertanyaan itu tidak lantas berhenti ketika Reda menyerahkan cerita lain, yang lantas diterbitkan jadi buku Aku, Meps, dan Beps (Soca Sobhita dan Reda Gaudiamo, POST Press, 2017). Mulanya, Reda tidak berpikir akan melanjutkan cerita Na Willa. Namun, pertanyaan Maesy menggerakkan jari-jarinya. Reda merasa berjumpa dengan seorang pembaca yang lebih mencintai buku Na Willa daripada penulisnya sendiri. Saat lanjutan cerita Na Willa terkumpul, Maesy dan rekan-rekan POST Press menerbitkannya menjadi buku Na Willa dan Rumah Dalam Gang, dan menerbitkan kembali buku Na Willa terdahulu. Beberapa waktu lalu, tersiar kabar menggembirakan: buku-buku itu akan diterbitkan dalam bahasa Inggris oleh The Emma Press di Inggris, dan berkesempatan menjumpai pembaca yang lebih luas lagi.
Tahun terbit buku, jumlah halaman, nomor ISBN, harga, jumlah buku yang laku, semua tercatat dalam angka; tapi bagaimana cerita dalam buku bisa menyentuh pembacanya seringkali tidak kelihatan dalam bentuk angka.
* * *
[Andika Budiman]
Buku karya Reda Gaudiamo yang diterbitkan POST Press tersedia di Kineruku.
>> Tulisan terkait: Mbak Reda Mampir ke Ruku
Comments (3)
Terima kasih sudah menuliskan dengan begitu baik perjalanan Na Willa, Andika.
Tulisan ini membuat saya membuat catatan perjalanan yang melibatkan Na Willa di dalamnya.
Terima kasih untuk inspirasi ini.Terima kasih, Kineruku.
Salam,
r- Author
Langsung kebelet membaca catatan itu! : )
Terima kasih kembali Mbak Reda!
Wah terima kasih, langsung masuk wish list!