Please select a page for the Contact Slideout in Theme Options > Header Options

/blog:/ Kemasan Kue dan Sampul Buku

/blog:/ Kemasan Kue dan Sampul Buku
21/12/2017 admin

Memangnya ada ya, hubungan antara kemasan kue dengan cover buku? “Ada dong!’ ujar seorang pendiri Kineruku dengan penuh keyakinan. “Kemasan kue dan cover buku yang baik tidak hanya dirancang untuk memuat dan menginformasikan apa yang ada di dalamnya, tapi juga memberi impresi tepat akan cita rasanya. Buku berbeda dengan kue. Buku tidak habis sekali dilahap, tapi isinya mengendap dan memberi pembaca nilai baru. Tidak seperti kemasan kue, buku akan terus ada ketika stoknya habis dijual: disimpan, berpindah kepemilikan, atau diwariskan ke anak cucu. Karena itu merancang perwajahan buku sering dianggap sebagai tugas paling menantang bagi desainer grafis.”

Bisa dibilang di Indonesia salah satu kemasan kue, eh, buku, yang memberi impresi terkuat adalah kemasan yang pernah dirancang untuk buku-buku terbitan Pustaka Jaya. Penerbit Pustaka Jaya didirikan pada 1971, bertolak dari saran Asrul Sani dan beberapa anggota Dewan Kesenian Jakarta, untuk menghadapi macetnya penerbitan buku dan minat baca masyarakat yang rendah. Sebagian dari kita mungkin lebih mengenal Pustaka Jaya sebagai penerbit sastra klasik dengan deretan penulis yang terbilang wow, seperti Asrul Sani, Misbach Yusa Biran, Ajip Rosidi, Nh. Dini, Putu Wijaya, Gerson Poyk, Rosihan Anwar, Suwarsih Djojopuspito, dsb. Tidak ketinggalan pula Fyodor Dostoyevski, Yukio Mishima, dan Ernest Hemingway yang karyanya diterjemahkan ke Bahasa Indonesia.

Pada dekade 1970an BC (Before Computer, hehe) cover buku para penulis Pustaka Jaya itu menggunakan tipografi yang pas, nggak neko-neko, dan jelas terbaca. Ilustrasi sampul dikerjakan oleh para seniman menggambarkan cita rasa buku sesuai isinya. Misalnya, dalam Sri Sumarah dan Bawuk, Ilustrasi cover buku itu seolah dilukis sekali jadi dengan kuas, sesuai dengan gaya bercerita Umar Kayam yang santai, seperti mengobrol langsung dengan pembaca tentang kehidupan perempuan yang disayanginya.

Meski sudah menemukan resep andalan, pabrik kue yang baik harusnya senantiasa melakukan inovasi. Perkembangan teknologi tidak sampai membuat seorang desainer buku lupa bahwa bahan baku utama dalam menciptakan kemasan buku adalah isi buku.

[Andika Budiman]

 

Comments (0)

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Subscribe