DVD, Thailand, 2010, 114 menit, Bahasa Thailand dengan subtitle Bahasa Inggris.
Lagi-lagi karya edan dari Apichatpong. Kali ini ia tidak hanya berhasil membuat kita mengernyitkan mata, tapi juga diam-diam mengerlingkan mata. Menontonnya di ruang gelap, kita berharap cemas teman-teman yang tadi datang bersama, masih berbentuk manusia. Tapi bukan, ini bukan film horor. Atau mungkin juga saya salah interpretasi.
Film ini mengisahkan hidup si Paman Boonmee, seorang veteran perang, sedang sekarat karena ginjalnya rusak. Paman Boonmee tinggal di sebuah kebun luas penuh oleh buah asam jawa dan lebah, ditemani kakak ipar dan keponakannya yang sesekali datang merawat, membantunya cuci darah à la udik. Di antara jalan cerita yang tampak jelas itu, datanglah segala tiba-tiba: pria berbulu lebat mirip Chewbacca, putri buruk rupa yang bercinta dengan ikan lele, juga mendiang istri Paman Boonmee yang sungguh penuh kasih sayang.
Rupanya tidak ada yang tidak mungkin terjadi dalam dunia Apichatpong. Ketiba-tibaan bagi Apichatpong mungkin adalah jawaban dari segala kebingungannya (dan kita semua) atas hal-hal yang sangat alamiah terjadi di dunia ini: kelahiran, kematian. Bagaimana jika hidup kita adalah reinkarnasi putri duyung? Bagaimana jika biksu yang tinggal di sebelah rumah adalah anjing pudel kita yang menghilang bulan lalu? Bagaimana jika hidup yang kita jalani ini baru akan terjadi nanti?
Pastilah membingungkan. Tapi di sinilah ajaibnya Apichatpong. Di tengah plot yang bercerita atas realitas ada dan tiada, masa lalu dan masa kini, ia berhasil membuat kita terbuai dengan bahasa-bahasa visualnya (mulai dari akting, sinematografi, bahkan kostum dan make up) yang sangat terukur. Semua film dengan teknis yang sangat terukur memang seringkali jatuh menjadi film biasa-biasa saja. Namun Apichatpong tidak pernah membuat film yang biasa, karena ia mengutamakan keganjilan benak manusia dalam semua ramuan dialog dan kisahnya. Ketika Paman Boonmee bertanya kepada mendiang istrinya, di mana ia bisa mencarinya setelah mati nanti. Surgakah? “Surga itu overrated. Gak ada apa-apa kok di sana”.
Sebuah film liar-liar lembut yang patut ditonton oleh siapa pun yang ingin mendefinisikan kembali karya seni, dan mengartikan kembali kehidupan di muka bumi ini. Kalau ada daftar 10 film wajib tonton sebelum mati, saya akan merekomendasikan film ini sebagai salah satunya. Tentu bukan karena alasan film ini pernah menang penghargaan Palme d’Or di Cannes 2010. [AD]
Kineruku juga mengoleksi film-film Apichatpong Weerasethakul, seperti Blissfully Yours (2002), The Adventure Of Iron Pussy (2003), Tropical Malady (2004), Syndromes And a Century (2006), Uncle Boonme; The Man Who Can Recall His Past Lives (2010). Selengkapnya silakan klik di sini.
Newer
<b>Arsitektur Memintarkan atau Membodohkan?</b>
Older
<b>MusikVideo</b>: Pemutaran Video Musik Eksperimental <b>Indonesia-Jerman</b>
Comments (2)
pengen sekali nonton film ini, pasti cocok ditonton di hari minggu siang yang sepi
Tepat sekali ditonton hari Minggu siang, sendirian, atau sama temen-temen yang kadang ada kadang gak ada. Hmm, tapi ini bukan film horor lho!