Pidi Baiq, seorang seniman asal Bandung, pernah berkata, “Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, melainkan lebih jauh dari itu: melibatkan perasaan.” Berikut ini buku-buku koleksi perpustakaan Kineruku, dalam bahasa Indonesia, yang bisa jadi membuat pembacanya lebih melek sejarah soal Bandung, mengenal perancangan dan tata kotanya, memahami kultur setempat, sekaligus mengamini kata-kata Pidi Baiq.
>
1.
WAJAH BANDOENG TEMPO DOELOE
Haryoto Kunto
Penerbit Granesia Bandung, cetakan kedua Mei 1984, 383 hlm
Bandung tempo dulu merupakan nostalgia kerinduan. Namun Bandung masa sekarang terasa tak seakrab dulu. Segala aspek kehidupan di dalam kota ini telah berkembang demikian pesatnya, nyaris tak terkendalikan lagi. Kehadiran buku Wajah Bandoeng Tempo Doeloe tidak lepas dari ambisi untuk bisa memberi aspirasi kepada pembaca, khususnya warga kota Bandung tercinta. Bagi golongan tua buku ini diharap bisa jadi senandung penawar rindu masa lalu, begitu pun para pembaca dari kalangan generasi muda kota Bandung, paling tidak lewat buku ini mereka bakal lebih mengenal sejarah masa lalu kotanya. Buku ini bisa mengantar pembaca ikut menyelami kehidupan “jaman normal” yang begitu kontras berbeda dengan keadaan jaman sekarang.
* * *
2.
SEMERBAK BUNGA DI BANDUNG RAYA
Haryoto Kunto
Penerbit Granesia Bandung, cetakan pertama April 1986, 1116 hlm
Buku ini diterbitkan bersamaan dengan momen peringatan ulang tahun usia fisik kota Bandung yang ke-176, sejak pindah lokasi dari Dayeuhkolot pada tanggal 25 Mei 1810. Mengetengahkan segala aspek kehidupan masyarakat kota Bandung dari jaman baheula sampai sekarang. Salah satu sisi kehidupan yang mendapat sorotan dominan dalam buku ini adalah masalah pelestarian alam dan lingkungan hidup. Buku yang sarat dengan data sejarah, anekdot, dan potret lama yang eksklusif, dapat menjadi hiburan (nostalgia) pembaca, di samping sebagai sumber informasi pembangunan bagi warga kota Bandung khususnya.
* * *
3.
BALAI AGUNG DI KOTA BANDUNG
Haryoto Kunto
Penerbit Granesia Bandung, cetakan pertama April 1996, 149 hlm
Menurut pengamatan Haryoto Kunto, bangunan Gedung Sate dan Gedung Pakuan merupakan aset pemerintah yang memiliki nilai historis maupun arsitektonis yang penting. Bahkan untuk kota Bandung, kedua gedung itu berfungsi sebagai landmark atau marka lingkungan, penunjuk arah orientasi dalam kota. Bangunan dengan langgam arsitektur Indische Empire Stijl semacam Gedung Pakuan umpamanya, sekarang cuma tersisa riwayatnya, hilang tergusur jaman. Penulisan buku ini merupakan upaya melaksanakan inventarisasi dan dokumentasi riwayat bangunan lama (building history) di kota Bandung yang kini semakin langka dijumpai.
* * *
4.
RAMADHAN DI PRIANGAN (Tempo Doeloe)
Haryoto Kunto
Penerbit Granesia Bandung, cetakan pertama 1996, 114 hlm
Kumpulan artikel Haryoto Kunto dari harian Pikiran Rakyat yang mengungkap dongeng dan kisah lama seputar penyelenggaraan ibadah puasa di Tatar Priangan tempo dulu. Ramadhan di Priangan merangkum cerita Mesjid Agung Bandung; cerita tentang tradisi penduduk Priangan menjalankan ibadah puasa, yang diawali dengan acara botram, mandi keramas, makan sahur, ngabuburit, buka puasa, tarawih ke mesjid, menyambut malam likuran, ngabungbang, bayar zakat fitrah; serta shalat Idul Fitri yang dilanjutkan dengan makan kupat, berkunjung ke rumah kerabat dan para sepuh yang dihormati.
* * *
5.
SEABAD GRAND HOTEL PREANGER 1897-1997
Haryoto Kunto
Penerbit Aerowisata, 2000, 116 hlm
Tanggal 17 Februari 1997 usia Grand Hotel Preanger genap satu abad (100 tahun). Kendati sebenarnya, hotel ini masih berbentuk herberg (pesanggrahan) di tahun 1820-an, sosok bangunannya telah berdiri tegak, menempati lahan di belakang Grand Hotel Preanger sekarang ini. Pada hakekatnya buku ini hanya meneruskan sebuah tradisi lama zaman kolonial. Orang selalu menulis gedenkboek (buku kenangan) untuk memperingati peristiwa penting seperti perayaan hari jadi (ulang tahun) sebuah instansi pemerintah atau perusahaan swasta. Buku ini lalu mengungkap sejarah dunia perhotelan di Nusantara tempo dulu, kehidupan kaum Preangerplanters (orang perkebunan Priangan), cerita-cerita seputar Bandung jaman baheula dan beberapa catatan penting mengenai Grand Hotel Preanger dari masa ke masa.
* * *
6.
PERINGATAN SETAHOEN PERISTIWA BANDOENG
Samaoen Bakry
Penerbit Harian Badan Pembina Cops (BPC) Siliwangi Pusat, cetakan kedua 1996, 107 hlm
Buku ini merupakan peringatan satu tahun peristiwa Bandung Lautan Api yang sengaja dicetak kembali sesuai dengan aslinya, yang mencerminkan suasana tahun 1945-1947. Juga buku ini adalah penghargaan kepada penulisnya, seorang pejuang, wartawan Samaoen Bakry yang gugur di Palembang sebagai wakil residen yang bertugas mengirimkan emas hasil Cikotok ke Bukittinggi dengan pesawat Dakota namun ditembak jatuh oleh Belanda.
* * *
7.
CIRI PERANCANGAN KOTA BANDUNG
Djefry W. Dana
Penerbit Gramedia Pustaka Utama, cetakan pertama 1990, 143 hlm
Djefry W. Dana yang merupakan seorang arsitek dari ITB dan mendalami bidang Perancangan Kota menceritakan bahwa Bandung adalah kota yang pada awalnya dengan baik, terutama pada perwujudan ruang kota maupun bentuk-bentuk bangunan yang menarik sehingga tidak mengherankan kalau Bandung merupakan suatu laboratorium yang dapat dipakai bagi para arsitek maupun perancang kota. Buku ini mengajak pembaca menikmati serta memahami maksud yang terkandung dibalik keindahan visual bangunan-bangunan tua dan topografi kota Bandung.
* * *
8.
BRAGA: JANTUNG PARIS VAN JAVA
Ridwan Hutagalung & Taufanny Nugraha
Penerbit Ka Bandung, cetakan pertama Oktober 2008, 168 hlm
Runutan cerita dalam buku ini mengajak kita untuk menelusuri lintasan paling masyhur di kota Bandung pada awal abad ke-20. Ungkapan Paris van Java sebagai sanjungan Bandung pada dasawarsa 1930-an, mungkin hanya Jalan Braga yang paling mewakili rupa dari sanjungan itu. Julukannya sebagai de meest Europeesche winkelstraat van Indie atau jalan-jalan pertokoan paling (bernuansa) Eropa di seluruh Hindia, menunjukkan bahwa lintasan yang satu ini punya keunikan dan daya tarik yang khas.
* * *
9.
BANDUNG AWAL REVOLUSI 1945-1946
John R.W. Smail
Penerbit Ka Bandung, cetakan pertama Mei 2011, 210 hlm
Buku yang memuat tentang penelitian pertama mengenai sejarah lokal dalam periode revolusi Indonesia. Kisahnya mengenai peristiwa-peristiwa di dalam dan sekitar kota Bandung selama periode Agustus 1945-Maret 1946 dan mengungkap berbagai aspek dalam sejarah revolusi Indonesia yang sampai sekarang hanya sedikit diperhatikan. Ada cerita-cerita unik yang disajikan buku ini pada masa awal revolusi di Bandung, mulai dari rivalitas orang Sunda dan orang non-Sunda, “camat perjuangan” yang berambut panjang dan selalu berpakaian santai, hingga bungkusan-bungkusan dari daun yang dibawa berperang untuk menyimpan mayat-mayat prajurit Gurkha.
* * *
10.
BANDUNG LAUTAN API
Djajusman
Penerbit Angkasa Bandung, cetakan kesepuluh 1975, 94 hlm
Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekannya. Ukuran kebesarannya adalah nilai pengorbanan yang telah di-dharma-bhaktikan oleh rakyat, khususnya para pejuang di Jawa Barat terutama di Bandung dan sekitarnya. Peristiwa tersebut merupakan suatu episode yang tidak kecil artinya bagi sejarah perjuangan mempertahankan kemerdakaan Republik Indonesia. Rakyat Jawa Barat, khususnya warga kota Bandung harus merasa bangga bahwa pertempuran-pertempuran di Bandung itu merupakan salah satu puncak kebesaran perjuangan.
* * *
11.
BANDUNG DIGAMBAR EUY!
M. Ichsan H., dkk.
Penerbit Art Paper Publishing House, cetakan pertama 2006, 32 hlm
Bandung adalah sebuah kota dengan warisan sejarah dan budaya yang luar biasa. Semenjak pengembangannya pada awal abad ke-19, para preangerplanters (pengusaha perkebunan) menggemari Bandung karena iklimnya yang sejuk dan pemandangannya yang indah. Buku kecil ini mencoba untuk mengisahkan sekilas perkembangan kota Bandung selama dua abad dengan cara yang unik: melalui sketsa dengan media cat air!
* * *
12.
BANDUNG CITRA SEBUAH KOTA / BANDOENG, BEELD VAN EEN STAD
Robert P.G.A Voskuil, dkk.
Penerjemah Myra P. Gunawan, dkk.
Penerbit Departemen Planologi ITB, 2007, 271 hlm
Tahun 1996 (dicetak kembali tahun 1999), Asia Maior menerbitkan buku Bandoeng, Beeld van een stad tulisan R.G.P.A Voskuil, yang isinya sangat lengkap dan rinci. Penerjemahan buku ini ke dalam bahasa Indonesia, diawali oleh keinginan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk membuat cinderamata bagi para tamu Peringatan Konperensi Asia Afrika yang ke-50 tahun 2004, namun ternyata waktu tidak memungkinkan. Sebagian besar isi buku ini berkaitan dengan sejarah kota Bandung yang relatif muda, terutama pada periode perang dengan Jepang. Periode ini sampai sekarang belum dibahas secara mendalam dalam pustaka modern tentang Bandung. Ada juga tulisan tentang arahan bagi rencana pengembangan kotapraja di tahun 1920-an dan 1930-an, yaitu rencana-rencana dibentuknya pusat pemerintahan baru di Bandung dan fungsi kota sebagai pusat pendidikan, keolahragaan, peranan perkebunan teh, dan besarnya arti industri berat kemiliteran bagi Bandung. Selanjutnya banyak perhatian terhadap perkembangan Bandung sebelum perang, zaman Parijs van Java dan kota yang paling bercitra Eropa di Hindia Belanda.
* * * *
NB:
Jika Anda tahu judul-judul lain soal Bandung yang perlu kami koleksi, silakan tulis di kolom komentar, atau menghubungi kami di email: kineruku[at]gmail[dot]com.
Comments (4)
Ini album foto buku2 ttg Bandung koleksi saya pribadi.
Semoga bermanfaat.https://www.facebook.com/hernaditan/media_set?set=a.443527678992938.109826.100000071293044&type=3
- Author
Terima kasih, Pak Tanzil. Tapi kok foto-fotonya tidak muncul ketika di-klik? Mungkin link-nya salah?
gak muncul ya? tapi tadi saya klik sih muncul loh.
coba mampir aja dulu ke sinihttps://www.facebook.com/hernaditan/photos_albums
lalu cari Album berjudul Buku Bandung
Halo Kineruku, mau bertanya apakah buku2 ini dijual? Terima kasih :)