Di antara deretan buku anak koleksi perpustakaan kami, ada dua judul yang ditulis oleh pasangan istimewa. Judul pertama, The Jolly Postman or Other People’s Letters, begini ceritanya. Janet dan Allan bertemu di sekolah pendidikan guru, di Inggris. Janet memutuskan dirinya terlalu pemalu untuk mengajar, sehingga kemudian dia lebih memilih menjadi ilustrator buku. Karena Janet tidak cukup percaya diri untuk membuat naskah, maka dia mengajak Allan sebagai penulis cerita. Sebetulnya Allan dibesarkan oleh keluarga kelas pekerja yang tidak akrab dengan buku, namun entah bagaimana sejak kecil dia punya bakat merangkai dan memainkan kata. Ketika beranjak remaja, barulah Allan menduga bahwa bakat itu jangan-jangan berasal dari keluarga lain. Dia akhirnya tahu bahwa dia ternyata diadopsi.
Kehidupan sehari-hari jadi inspirasi besar bagi Janet dan Allan. Ketika anak perempuan mereka yang saat itu masih bayi, Jessica, mulai senang membuka-buka sendiri katalog produk bayi, Janet dan Allan mengerjakan buku anak yang mirip katalog bayi. Ketika Jessica sudah agak besar, dan senang mengeluarkan dan memasukkan isi amplop, mereka terinspirasi membuat The Jolly Postman yang terdiri dari surat-surat beramplop yang disusun menjadi sebuah buku. Janet meninggal cukup muda, pada usia 50 tahun. Penyesalan terbesar Allan adalah selama mereka bekerja bersama, sekitar 20 tahun, keduanya nyaris tidak pernah berlibur.
Judul kedua yang tak kalah istimewa, Little 1, berikut ini ceritanya. Banyak orang lebih mengenal Paul Rand sebagai desainer grafis berpengaruh yang membuat berbagai logo ikonik, misalnya logo IBM. Siapa yang menyangka bahwa dia pun ilustrator buku anak-anak? Dan siapa yang juga tahu bahwa dia berkolaborasi dengan Ann Rand, penulis cerita anak yang merupakan istrinya, yang kemudian tidak lagi? Ann mulai berkolaborasi dengan Paul pada akhir dekade ’50an. Mereka mengerjakan beberapa buku yang tidak biasa dan imajinatif. Rupanya kolaborasi ini berlanjut meskipun pernikahan mereka berakhir pada 1958. Buku Little 1 yang dikoleksi Kineruku ini terbit pada 1961, dan bercerita tentang bagaimana angka 1 menghadapi kesendiriannya, menemukan tempat di antara kawanan maupun kumpulan yang seolah tidak menyediakan lagi tempat untuknya.
Sekarang, di dunia yang kita hadapi hari-hari ini, siapa yang tidak tahu perasaan tersebut?
[Andika Budiman]