Notes from Underground adalah sebuah catatan dari ‘The Underground Man’, sang narator: seorang ‘tikus’ yang mengisolasi dirinya di sebuah sudut tak terjamah, mengindari kontak dengan dunia luar yang sepenuhnya busuk. Tenang, dia bukan orang yang dengan entengnya mencerca manusia-manusia di sekitarnya seperti kita dapati pada diri Holden Caulfield (The Catcher in the Rye)—yang kalau saya tangkap sebenarnya tak lebih sekadar melarikan diri dari kehampaan masa remajanya, tak kuasa menganalisis dan menyindir dirinya sendiri, dan malah melampiaskan kemarahan dalam dirinya dengan memasang kacamata tebal yang memfilter semua di sekelilingnya dengan label palsu dan murahan (walaupun saya juga pernah mendekam di fase itu dan memang ada sepercik kebenaran di dalamnya). Tapi bukan, The Underground Man tidak seperti itu. Meskipun dengan terang-terangan menyebut dirinya “a sick man… a wicked man… an unattractive man“, sesungguhnya dia adalah seorang yang sudah benar-benar matang, memiliki integritas dan determinasi tinggi.
Sebagai seorang intelek dengan kesadaran diri dan kapasitas pengertian yang luas, sang narator selalu bergelut dengan nalarnya dalam menganalisis perilaku manusia lain dan juga dirinya sendiri, yang selalu mempertanyakan esensi-esensi dasar kehidupan. Dia mencoba melawan rasionalitas dengan rasionalisasi, bermain-main dengan logika untuk merekonstruksi apa yang sudah baku, sampai ke palung yang paling dalam. Dan apa yang tercipta dari nalar tiada henti itu? Barangkali sama dengan orang yang terlanjur bergelut hebat dengan nalar logisnya di ruang lingkup religi; dia kehilangan arti dan harapan terhadap subjek itu sendiri. Subjek itu tak lagi berseri-seri sebagaimana biasanya. Janggal, malah busuk. Seram? Ya mungkin, tapi bisa jadi memang begitulah adanya kebenaran, seram. Dan apa yang seram, biasanya yang tak berani kita lihat. [Pandji Alfi]
Foto ilustrasi diambil dari sini.