Please select a page for the Contact Slideout in Theme Options > Header Options

Dheg Dheg Plat Vol. 1

Dheg Dheg Plat Vol. 1
23/09/2011

DPP_flyer_landscape

DHEG DHEG PLAT
Obrolan santai seputar piringan hitam

Jumat, 30 September 2011
Pukul 15.00 WIB – selesai

Kineruku
Jl. Hegarmanah 52 Bandung
T/F: (022)2039615

Mendengarkan musik melalui piringan hitam, lazim pula disebut plat atau vinyl, selalu menghasilkan pengalaman berbeda. Pengalaman itu yang kemudian membuat apresiasi musik menjadi penting. Ketika masuk era industri musik digital, dimana musik bisa dengan gampang diunduh lalu diperdengarkan melalui piranti digital, sangat menyenangkan mendapati masih ada orang-orang dengan antusiasme tinggi justru mengumpulkan dan menikmati musik sedemikian adiluhungnya melalui medium analog, seperti piringan hitam. Pengalaman-pengalaman itu sesuatu yang tak mudah ditukar.

Dheg Dheg Plat (memelintir judul salah satu album legendaris Koes Plus, Dheg Dheg Plas) mengajak para penikmat musik untuk berbincang-bincang santai tentang pengalaman seputar piringan hitam. Berbagi kisah tentang bagaimana jantung berdegup kencang saat tak sengaja menemukan rilisan penting di lapak kios bekas di pinggir jalan, berdiskusi kenapa album-album tertentu itu esensial, serunya tawar-menawar dan barter dengan sesama kolektor, memaki jarum dan cakram yang tak lagi mau kompromi, atau sekadar begadang semalaman di depan komputer, harap-harap cemas menelusuri satu per satu katalog penjual online. Dan tentu saja pengalaman mendengar (listening experience) itu sendiri, dimana lempengan gelap ukuran tujuh, sepuluh, dan dua belas inchi itu memang menghasilkan kepuasan maksimum dan kenikmatan musikal tersendiri di kuping dan di hati.

Setiap orang tentu punya kisahnya masing-masing. Entah dari siasat berburu dan menemukannya, apa saja album kesayangannya, atau nilai piringan hitam yang kian berharga hari-hari ini. Ini sekaligus bisa menjadi perkenalan awal bagi kawan-kawan yang ingin lebih tahu mengenai piringan hitam. Dari pengalaman-pengalaman personal itu kita bisa belajar banyak. Dan di atas segalanya, adalah soal passion yang besar untuk mengapresiasi musik, yang takkan pernah padam. Itulah yang membuat mendengarkan musik tidak akan pernah sama lagi.

Comments (0)

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Subscribe