#RelationshipGoals
A Book Tour vol. 1
Sabtu, 19 Agustus 2017
Pukul 14:00 WIB – selesai
Kineruku
Jl. Hegarmanah 52, Bandung
Bersama:
Mikael Johani (penyair, penulis buku We Are Nowhere And It’s Wow)
Gratiagusti Chananya Rompas (penyair, penulis buku Non-Spesifik)
Moderator:
Syarafina Vidyadhana (penerbit POST Press)
Saat #RelationshipGoals diputuskan menjadi nama acara ini, tentu itu diniatkan sebagai sebuah gurauan belaka, di malam-malam ketika kami duduk bersama dan menertawakan nyaris semua hal di dunia (kami ingat Mikael dan Anya tertawa kencang sekali saat ide ini muncul). Dan Mikael, dasar semprul, memberikan alasan seenak perut tentang alasan pemilihan nama ini: “Cuma pengen menegaskan aja posisi kami berdua sebagai the Hughes and Plath of Indo poetry. Tapi siapa yang Plath, siapa yang Hughes? Nah, dateng deh ke Kineruku.”
Mulut pedas Mikael, atau komentar sambil lalu yang terkesan seenaknya, tentu bukan alasan kami untuk merayakan karya-karyanya. Mikael menulis puisi dengan lembut dan intim. Juga jujur. Ini misalnya:
I wrote these when I still had time to think
where the sky was so blue I could palimpsest
my name on it with my good hand while the other
shield my eyes from the sun, so white, perfect.
Puisi-puisi Mikael berkisah tentang ia yang dibesarkan di antara dua budaya, mencoba menemukan tempatnya, rumahnya, hingga sebuah titik di mana ia menyadari betapa ia tak betul-betul menemukannya. Melalui puisi ia mencoba memahami dirinya, hal-hal di sekitarnya, hal-hal yang mungkin juga menghantui kita semua; rumah, ketakutan-ketakutan, kedekatan-kedekatan personal, perasaan terasing, dan lain-lain.
Sesuatu yang juga dilakukan Anya. Ia mencoba memahami kesehariannya sebagai perempuan, ibu, istri, seniman, warga kota, di antara segala usahanya berdamai dengan gejala bipolar yang ia miliki. Puisi-puisinya ditulis dalam rentang yang lama, sejak 1997 hingga 2016, sehingga kita akan diajak memahami hal-hal yang ia alami, rasakan, dalam segala tahapnya, secara utuh. Dan seperti Mikael, ia menulisnya sedemikian jujur.
ADA ANAK BELAJAR NAMA-NAMA HEWAN. DAN IBU
belajar membaca doa pada secangkir kopi.
Anya dan Mikael, mereka jatuh cinta pada puisi, dan pada satu sama lain. Kami selalu ingin membicarakan karyanya, memperkenalkannya pada semakin banyak kawan yang juga menganggap membahas puisi sambil nongkrong adalah kegiatan asyik. Membicarakan mereka sebagai pasangan yang sama-sama jatuh cinta pada puisi—dan saling mendukung kepenulisan masing-masing—juga bisa jadi sesuatu yang menyenangkan. Aduh, jangan-jangan kami perlahan menganggap judul #RelationshipGoals ini menjadi lebih dari sekadar guruauan. Soal ini Anya berkomentar:
“Punya pasangan sesama penyair, kenal lewat komunitas puisi pula, ternyata seru sekaligus menantang. Karena gaya menulis kami berbeda, muncullah segala macam hal: persaingan, saling pengaruh-mempengaruhi, sampai saling mengerti. Semangat berpuisi yang kami bawa ke dalam pernikahan, selain memantik energi menulis juga memaksa kami mempertimbangkan ulang cara pandang kami menjalani hidup (bersama).”
Mari berkumpul di sebuah Sabtu sore di Kineruku, ruang buku kesayangan kita semua, membicarakan karya-karya Anya dan Mike, bagaimana mereka saling mempengaruhi, di mana posisinya di antara karya-karya puisi lain, di antara orang-orang yang juga gelisah dan mencoba memahami segala yang hikuk pikuk ini, dan lain-lain. Akan ada kudapan-kudapan kecil, pembacaan puisi, juga dendang lagu. Selain sore yang hangat, ini mungkin juga akan menjadi sore yang magis (yang terakhir ini dalam arti sebenarnya, kawan Kineruku akan mendatangkan pesulap!).
Buku We Are Nowhere And It’s Wow (POST Press, 2017) dan Non-Spesifik (Gramedia Pustaka Utama, 2017) tersedia di Kineruku dan bisa dibeli di acara diskusi.
){kind=link}