-
Burmese Days (Hari-hari di Burma) – George Orwell
BUKU, FiksiPenerbit: Mata Angin Bahasa: Indonesia ISBN: 978-979-9471-31-4 Kondisi: Baru FLORY, lelaki Inggris tengah baya, dengan tembong mengerikan berbentuk bulan sabit bergerigi di pipi kirinya, memanjang dari mata hingga sudut mulut. Pedagang kayu yang banyak menghabiskan hidupnya di hutan ini kesepian dan terlunta-lunta, menunggu kejatuhan cinta. U Po Kyin, sang kepala distrik yang melandaskan semua tindakannya di atas nafsu duniawi. Dikabarkan, seandainya anak-anak dari perempuanperempuan yang ia perkosa dikumpulkan, akan membentuk batalyon keji yang tunduk tanpa syarat pada perintahnya. Dokter Veraswami, lelaki berdarah India berkulit jelaga, pemuja bangsa kulit putih yang menurutnya memang pantas berlaku superior atas pribumi Burma dan orang-orang seperti dirinya. Elizabeth, perempuan muda sok kaya bergaya Parisienne berwajah layaknya 'gadis Inggris umumnya', mengarungi lautan sejauh ribuan mil supaya tidak mati kelaparan, hanya untuk jatuh ke pangkuan pamannya yang bernafsu menidurinya dan bibinya yang memimpikan sang keponakan disunting bangsawan kaya raya. Ma Hla May, gadis muda berwajah eksotik bertubuh selurus papan, dibeli seharga beberapa ratus rupee dari orangtuanya untuk dijadikan gundik lelaki kulit putih. la bangga akan statusnya itu, sebab karenanya ia mampu bersolek elok dan tampak serupa merak di antara para perempuan petani yang bekerja sekeras kerbau demi segenggam nasi. Bagaimana jadinya jika lima karakter itu bersatu di sebuah desa miskin di Burma, dalam cengkeraman pemerintah kolonial Inggris, di bawah matahari yang siap melelehkan isi kepala dan memeras keringat tubuh siapa saja? George Orwell, yang lima tahun pernah menjadi polisi di Burma, negeri yang hingga kini seolah dilupakan Tuhan dan dikendalikan militer itu, mengisahkannya seakan-akan tengah meluapkan amarahnya—atau kebenciannya—pada kolonialisme dan orang-orang sebangsanya.Rp 125.000,00 -
Jalanku dan Jalanmu – F. Scott Fitzgerald
BUKU, FiksiPenerjemah: D.S. Ariani Penerbit: Basa Basi Tahun Terbit: 2019 Tebal: 216 halaman ISBN: 978-623-7290-09-4 Kondisi: Baru ” … kisah-kisah ini memiliki keseimbangan dan keindahan yang langka.” – The Guardian * Dimulai pada tahun 1920, Fitzgerald memenuhi kebutuhan finansialnya dengan menulis cerita pendek untuk publikasi populer seperti The Saturday Evening Post dan Esquire. Cerpen-cerpennya berkutat pada mimpi-mimpi kaum muda yang diikuti oleh pengaruh pertumbuhan usia dan keputusasaan. Fitzgerald dianggap sebagai salah satu penulis terbaik abad kedua puluh, dan menjadi bagian penting dari “Lost Generation”.Rp 65.000,00 -
Kitab Para Pencibir – Triyanto Triwikromo
BUKU, PuisiPenerbit: Gramedia Pustaka Utama Tebal: 180 halaman ISBN: 978-602-4520-40-3 Kondisi: Baru Rahasiakanlah cintamu pada-Ku. Jangan sampai angin mendengar meski sesiut apa pun. Rahasiakanlah cintamu pada-Ku. Jangan sampai senja melihat meski sezarah apa pun. Rahasiakanlah cintamu pada-Ku. Jangan sampai langit meraba meski selembut apa pun. Jadi, mengertilah, cintaku, sembunyikanlah tangismu meski seluka apa pun. Diamlah. Aku membenci dunia yang gaduh.Rp 67.000,00 -
Musyawarah Burung – Fariduddin Attar
BUKU, PuisiPenerbit: Tanda Baca Jumlah Halaman: xvii + 391 halaman ISBN: 978-623-9062-44-6 Sajak-sajak ini berkisah tentang keinginan sekelompok burung untuk mengenal Simurg yang agung, dan yang, dengan bimbingan seekor burung pemimpin, memulai perjalanan mereka menuju Simurg. Seekor demi seekor, mereka berhenti melanjutkan perjalanan itu karena tak lagi kuat memikul lelah, dan masing-masing dari mereka mengungkapkan dalihnya. Setiap Burung memiliki makna dan kesalahan tersendiri, yang bisa menjadi pelajaran bagi pembaca. Burung yang menjadi pemimpin adalah burud Hudhud, sementara burung Bulbul melambangkan pecinta. Burung Bayan mencari sungai keabadian alih-alih Tuhan, dan burung Merak melambangkan "jiwa yang jatuh", yang bersekutu dengan Setan.Rp 99.000,00 -
The Chinese Princess – Sindhunata
BUKU, FiksiPenerbit: Gramedia Pustaka Utama Tebal: 360 halaman Bahasa: Inggris ISBN: 978-602-0319-31-5 Kondisi: Baru "We come to this world as brothers and sisters, but why must we be bound by flesh and blood?" The Chinese Princess explores that kind of human tragedy. The novel describes a person’s desire to love the earth where she lives, yet the earth refuses to welcome her and offer her peace, security, and tranquility. She truly believes that every human being was born as siblings. But how come the other earth inhabitants refuse to fully accept her? Sindhunata manages to give a detailed description of that tragic reality. The novel is rich with his vast knowledge on philosophy and both Javanese and Chinese mythologies. He has traced back many historical texts and woven every intricate detail into a magnificent literary work about the tragedy of the Chinese Princess. This piece of tragic literature is filled with many contemplations about life. Sindhunata’s clever way in presenting the story will take the readers into a special realm where myth and historical facts blended together as one. History is merely a stage where tragic myth performs itself. This very touching novel describes the tragic experience of two lovers who never wanted to be separated by superficial differences. The devastating tragedy on the stage of history that is explored in the novel will surely touch every reader’s heart. * Dr. Gabriel Possenti Sindhunata, SJ, or simply Romo (Father) Sindu is an Indonesian Catholic priest who also work as the head editor of Basis, a socio-cultural magazine. In the past he has worked as a journalist for national newspapers, mainly focusing on cultural issues and soccer reviews. His most celebrated work is Anak Bajang Menggiring Angin---A Midget Leading the Wind. He was born on 12 May 1952.Rp 150.000,00 -
Masa Remaja – Leo Tolstoy
BUKU, FiksiPenerjemah: Deasy Serviana Penerbit: Basa Basi Ketebalan: 176 halaman ISBN: 978-602-6651-91-4 Kondisi: Baru Saat orang-orang di sekitarnya tumbuh, Nikolenka sadar bahwa dalam pergaulannya itu telah tercipta sekat-sekat, dan itu membuatnya kehilangan tempat. Dia merasa terbuang dan beranjak menjadi remaja yang bermasalah. Jauh bersembunyi ke dalam kepalanya sendiri, dia mengakrabi dunia konsep dan abstrak; ide-ide dan pertanyaan-pertanyaan besar mengenai dunia. Tiap kali kehidupan menempatkannya sebagai seseorang yang kalah, tertindas, terlupakan, dia berlari menuju imajinasi-imajinasi liarnya, dan di sanalah dia mendapatkan kesenangan. Dalam Masa Remaja, novel kedua dari sebuah trilogi yang diawali oleh Masa Kecil dan ditutup oleh Masa Muda, Tolstoy melanjutkan kisah hidup Nikolenka, seorang bocah yang merupakan gambaran nyata seorang Tolstoy di masa kecil.Rp 50.000,00 -
Tuhan Tahu, Tapi Menunggu – Leo Tolstoy
BUKU, FiksiPenerjemah: Frida Kurniawati Penerbit: Basa Basi Tahun Terbit: 2020 Tebal: 264 halaman ISBN : 9786237290643 Kondisi: Baru “Begitulah perkara iman,” sambung si orang Cina, murid Konfusius, “kesombonganlah yang menyebabkan kekeliruan dan perselisihan paham di antara manusia. Seperti halnya dengan matahari, demikianlah dengan Tuhan. Setiap insan ingin memiliki Tuhan yang istimewa untuk dirinya sendiri, atau setidaknya Tuhan yang spesial bagi tanah kelahirannya. Tiap bangsa ingin mengurung Dia di dalam kuilnya sendiri—Dia yang dunia tak dapat membatasi. Dapatkah kuil apa pun dibandingkan dengan apa yang Tuhan sendiri bangun untuk mempersatukan seluruh manusia ke dalam satu iman dan satu agama? * Leo Tolstoy dianggap sebagai salah satu penulis terhebat sepanjang masa. Ia beberapa kali menjadi nominator Nobel Sastra (dari tahun 1902 hingga 1906) dan Nobel Perdamaian pada tahun 1901, 1902, dan 1910. Ia dikenal banyak orang lewat dua novelnya; War and Peace dan Anna Karenina. Sementara itu, ia juga menulis banyak cerita pendek, yang beberapa di antaranya tersaji dalam buku Tuhan Tahu, Tapi Menunggu ini.Rp 75.000,00 -
Madness Belong to All: Catatan Ganjil Musik Abad 20 – Aliyuna Pratisti
BUKU, Musik, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaMembahas: David Bowie, The Stooges, Alexis Korner, PJ Harvey, Fugazi, Joy Division, Frank Zappa, Billie Holiday, Duane Allman, Led Zeppelin, Pil, Brian Eno, Sonic Youth, Bauhaus, Neu!, Neil Young, Talking Heads, King Crimson, Charles Mingus, Blue Cheer, Jimi Hendrix, The Velvet Underground, etc. Penerbit: EA Books Tahun Terbit: 2020 Tebal: 330 halaman ISBN: 978-623-91089-5-3 Kondisi: Baru Ada kegilaan yang bersarang di pikiran organik para musisi, yang pernah mematahkan gaya bermusik monoton atau memaksa label rekaman untuk menerima sisi eksperimentalisme mereka. Aliyuna Pratisti melacak pelbagai patahan sejarah—akibat desakan kegilaan—yang menjungkirbalikkan arah musikalitas sebuah zaman. Ia membicarakan glam rock, blues, heavy metal, krautrock, folk, punk, noise, minimalis, dan segala peristiwa menyimpang terkait skena pada paruh kedua abad 20. Dengan berjalan di seberang trajektori populer dan bising industri, ia menemukan keganjilan yang bersembunyi di sudut terjauh ruang penciptaan musik. Buku ini menyuntikkan efek psychedelic—tanpa perlu melibatkan substance.Rp 100.000,00 -
Orang Mandar Orang Laut: Kebudayaan Bahari Mandar Mengarungi Gelombang Perubahan Zaman – Muhammad Ridwan Alimuddin
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, TravelingPenerbit: Ombak Tahun Terbit: 2013 Tebal: 183 halaman ISBN: 978-602-2581-06-2 Kondisi: Baru Banyak orang yang tinggal di luar Sulawesi bagian selatan menganggap pelaut ulung dari kawasan itu adalah ‘orang Bugis’. Namun, menurut Christian Pelras, penulis buku The Bugis, pelaut ulung di kawasan itu adalah orang Mandar. Dalam buku ini, penulis membeberkan pengamatannya terhadap tiga karya cipta kebudayaan bahari Mandar yang biasanya diangkat sebagai ciri keulungan mereka sebagai pelaut, yakni: perahu layar (sande’), menangkap telur ikan terbang (motangnga), dan rumpon (roppong). Disusun sebagai catatan perjalanan, penulis memperlihatkan bahwa ketiga ciri itu kini sudah ditinggalkan oleh nelayan Mandar. Tapi, perubahan ini bukan mencerminkan pudarnya keulungan Mandar di laut. Keulungan bahari orang Mandar sebenarnya bukan terletak pada karya ciptanya, melainkan daya cipta mereka untuk terus-menerus menyusuaikan diri terhadap gelombang perubahan zaman.Rp 60.000,00 -
Berburu Buaya di Hindia Timur – Risda Nur Widia
BUKU, FiksiPenerbit: Pojok Cerpen Tahun Terbit: 2020 Tebal: 154 halaman ISBN: 978-623-9062-47-7 Kondisi: Baru Keenam cerita dalam buku ini menempati celah-celah yang ditinggalkan sejarah tertulis. Pembaca akan bertemu hantu-hantu yang menakut-nakuti kapten sebuah kapal pengangkut rempah, Harimau sakti yang melindungi seorang pangeran, tiga pemuda yang menjadi buron karena mengkritik penguasa, Benteng yang menyaksikan akhir hayat seorang pemberontak, peneliti Prancis dalam ekspedisinya untuk berburu buaya di suatu wilayah di Hindia Timur, hingga pelaut berkebangsaan Prancis yang mengalami kesialan bertubi-tubi.Rp 60.000,00 -
Dunia Maluku: Indonesia Timur Pada Zaman Modern Awal – Leonard Y. Andaya
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Ombak Tahun Terbit: 2015 Tebal: 406 halaman ISBN: 978-602-2258-320-2 Kondisi: Baru Dunia Maluku, berikut kerajaan-kerajaan dan masyarakat di dalamnya, memiliki tatanannya sendiri baik dalam perkara duniawi hingga surgawi, setidaknya begitu menurut Leonard Y. Andaya. Suatu tatanan yang khas, tentunya, dan tidak selalu dapat dipersamakan dengan kebudayaan lain di Indonesia. Tatanan yang meliputi berbagai dimensi dan aspek kehidupan masyarakat Maluku, dan belum lagi berbagai dualisme yang berlaku di dalamnya yang sudah barang tentu sangat membuat bingung orang-orang asing yang mendatanginya, termasuk bangsa Eropa. Yang senantiasa menarik untuk disadari adalah bahwa berbagai tatanan dalam fenomena tatanan tersebutlah yang membentuk Indonesia, sebuah gugusan kepulauan yang nilai budayanya amat kaya. Dunia Maluku, memuat berbagai penjelasan sejarah Kawasan Timur Indonesia yang seakan dianaktirikan oleh kecenderungan dunia sejarah modern ini. Buku ini ditulis dengan menarik oleh seorang sejarawan kenamaan mengenai Indonesia, Leonard Andaya, yang dalam pembahasannya ia ingin menjunjung tinggi pembacaan fenomena sejarah menggunakan “kaca mata” pribumi. Buku ini sengaja kami hadirkan ke hadapan Anda untuk melengkapi pustaka Kawasan Timur Indonesia yang, tidak perlu diperdebatkan lagi, jumlahnya cukup terbatas. Adalah harapan kami bahwa buku ini dapat memberikan pemahaman yang baik bagi Anda para peminat kajian Kawasan Timur Indonesia. Selamat membaca.Rp 100.000,00 -
Pakkacaping Mandar – Petikan Dawai Pemenuh Janji pada Langit – Asmadi Alimuddin
BUKU, Musik, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaEditor: Muhammad Ridwan Alimuddin Penerbit: Ombak Tahun Terbit: 2013 Tebal: xi + 173 halaman ISBN: 978-602-258-100-0 Kondisi: Baru Buku ini memberi pengetahuan bahwa di Mandar pemain kecapi dan kecapinya adalah media penghubung antara manusia dengan penciptanya. Bukan penghibur semata. Sebagian masyarakat Mandar percaya bahwa permainan kecapi, walau baru sebatas meniatkan untuk mengadakan permainan kecapi, bisa membantu harapan terkabul. Sebaliknya, akan ada musibah ketika harapan terwujud, tak jadi mengadakan permainan kecapi. Dewasa ini, orang yang bisa memainkan alat petik berbentuk perahu tersebut semakin sedikit. Bisa dihitung jari. Bila memasukkan kaum perempuan yang lihai menyanyi sambil memetik kecapi, tinggal dua saja. Selain membahas hubungan permainan kecapi dengan beberapa upacara tradisional di Mandar, karya ini juga berisi informasi pemain-pemain kecapi Mandar yang dikenal dalam tiga – empat dekade belakangan. Apakah mereka pemetik kecapi terakhir dari negeri Mandar?Rp 60.000,00 -
Tionghoa Surabaya dalam Sepak Bola – R. N. Bayu Aji
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPengantar: Freek Colombijn Penerbit: Ombak Tahun Terbit; 2010 Tebal: 142 halaman ISBN: 978-602-8335-29-4 Kondisi: Baru "Tionghoa Surabaya dalam Sepak Bola 1915-1942 adalah buku yang penting. Sepak bola adalah bagian penting dalam keseharian masyarakat. Di masa kolonial, hampir semua koran lokal memberitakan pertandingan sepak bola di kota-kota tertentu. Sepak bola tidak hanya penting karena menarik banyak perhatian, tetapi juga karena mampu mengumpulkan orang-orang dari berbagai latar belakang etnis yang berbeda. Bangsa Eropa (Belanda) adalah yang pertama kali mengenalkan sepak bola di Indonesia. Pemain sepak bola pada awalnya adalah orang Eropa (Belanda) atau Indo-Eropa. Tidak lama setelah itu, muncul pemain Cina dan Arab mulai bergabung. "Secara umum, sepak bola adalah wadah di mana orang-orang dari berbagai latar belakang etnis yang berbeda dapat bertemu, meskipun dalam beberapa pertandingan terkadang berakhir dengan pertengkaran antar orang-orang yang berbeda latar belakang. Walaupun demikian, sepak bola tetap menjadi meeting point yang mendapat perhatian oleh masyarakat. "Atas beberapa alasan mengenai pentingnya sepak bola di masa lalu inilah, Rojil Nugroho Bayu Aji menulis buku tentang sepak bola yang secara khusus mengulas bagaimana perjalanan sepak bola pada masyarakat Cina di Surabaya. Buku ini merupakan buku yang perlu dibaca. Kebanyakan buku sejarah menekankan mengenai perbedaan masyarakat Cina dengan yang lain di masa kolonial. Buku ini justru menekankan sebaliknya, bagaimana masyarakat Cina justru sebenarnya terintegrasi dengan masyarakat lainnya dalam kehidupan perkotaan Surabaya. "Saya berharap buku ini menarik bagi pembaca dan menstimulasi akademisi untuk melakukan studi serupa mengenai posisi etnis minoritas dalam sepak bola. Saya juga berharap melalui buku ini, semakin banyak orang gemar bermain sepak bola, di klub-klub resmi, di pantai, ataupun di pinggiran jalan. Sungguh menyenangkan membaca buku tentang sepak bola dan juga bermain sepak bola!" - Freek ColombijnRp 40.000,00 -
Sejarah Kereta Api di Priangan – Agus Mulyana
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Ombak Tahun Terbit: 2017 Tebal: xi + 244 halaman ISBN: 978-602-2584-53-7 Kondisi: Baru Di Hindia Belanda, liberalisasi terjadi dalam bidang ekonomi dengan semakin tumbuhnya usaha di bidang perkebunan. Tak pelak, pembangunan pun dilaksanakan demi menunjang kepentingan usaha tersebut. Pembangunan jalan kereta api merupakan bagian dari kebutuhan sarana transportasi khususnya untuk pengangkutan hasil-hasil perkebunan. Perkebunan-perkebunan yang ada di Keresidenan Priangan sebagian besar terletak di daerah pedalaman sehingga akan sangat sulit mengangkut hasil-hasil perkebunan dari wilayah pedalaman menuju pelabuhan yang ada di pantai. Dengan demikian, pembangunan jalan kereta api menjadi suatu kebutuhan di Keresidenan Priangan saat itu. Dalam buku ini, diuraikan tarik-ulur pengajuan izin pembangunan jalan kereta api yang berkali-kali mengalami kegagalan, baik dari pihak pemohon maupun dari pihak pemberi izinnya. Juga, diceritakan saling lempar tanggung jawab antara pihak pemerintah dan swasta dalam upaya pembangunan jalan kereta api tersebut.Rp 75.000,00 -
Dunia Koleksi: Hulu Hilir Kepemilikan Karya Seni – Penyunting: M. Kholid Arif Rozaq dan A. Sudjud Dartanto
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: Ombak Tahun Terbit: 2019 Tebal: xii +332 halaman ISBN: 978-602-258-542-2 Kondisi: Baru Buku ini mengetengahkan kisah- kisah di balik pengoleksian benda seni. Sejumlah hal yang terkait di dalamnya adalah kisah pengerjaan karya seni, distribusi, hingga seluk beluk karya di dinding rumah kolektor. Karya seni yang dimaksud bukan lukisan dan patung saja, tetapi nyaris semua benda yang “disakralkan” sebagai koleksi. Jelaslah, benda koleksi tidak bisa didiamkan begitu saja. Perlu ulasan dan kajian yang mendalam atas kehadirannya. Buku berisi 20an artikel inilah jawabannya. Dan, jawaban itu sungguh mencengangkan! * DAFTAR ISI - Adaptasi Kelola di Era Disruptif Industri 4.0 (sektor usaha, fotografi, pendidikan, dan seni visual) ~ M. Kholid Arif Rozaq, M.M. - Aspek Hukum Kepemilikan Karya Seni Bernilai Cagar Budaya ~ Aditya Revianur dan Raihan Tsany Munandar - Ephemera dan Manifestasi Gerakan Sosial: Hulu Hilir Seni Visual Poster (AKSI) ~ Arif Rahman Bramantya dan Ikhtiar Anugrah Hidayat - Aku dan Kolektor-kolektorku ~ I Wayan Sujana Suklu - Kelola Koleksi Museum: Kajian Teoritik ~ Khoirul Anam - Koleksi Wayang Kulit Milik Pribadi di Jawa: Peran, Potensi, dan Tantangannya ~ Rudy Wiratama - Pusat Data Seniman dan Budayawan di Yogyakarta: Upaya Penyelamatan Arsip ~ Faizatush Sholikhah dan Rina Rakhmawati - Pulau Bali Menjadi Pusat Dunia Koleksi Seni Pertunjukan Barong Sakral dan Profan ~ I Wayan Dana - Kaset Barat Rekaman YESS; Produk Unik Lokal untuk Musik Internasional ~ Hermansyah Muttaqin - Metode Inventarisasi dan Penghitungan Harga Karya Seni Kriya Istana Kepresidenan Negara Republik Indonesia ~ Timbul Raharjo - Galeri Nasional Indonesia di Tengah Interaksi Global Studi Pameran Koleksi di Canberra, Australia (2014) dan Sofia, Bulgaria (2017) ~ Citra Smara Dewi dan Bayu Genia Krishbie - Mengoleksi Memori Lewat Sinema ~ Agus Dermawan T. - Diterima, Tetapi Dianggap "Sepi" (Kajian Pengunjung Pameran Seni ArtJog di Yogyakarta) ~ Meike Lusye Karolus dan Revta Fariszy - Replikasi Digital Koleksi Museum Sonobudoyo Yogyakarta Melalui Penciptaan Fotografi dengan Metode Orbit 360 derajat ~ Yohanes Baptista - Tindakan Konservasi Preventif sebagai Upaya Pelestarian Koleksi Lukisan ~ Vicky Ferdian Saputra - Di Balik Sajian Karya Seni: Peran Art Handler dalam Penanganan Karya Seni, Mulai dari Studio Seni, Galeri, hingga Ruang Koleksi ~ Ladija Triana Dewi - Akuisisi Koleksi Kendaraan Antik David Sunar Handoko ~ Trisna Pradita Putra - Dinamika Manajemen Proyek dalam Karya Seni Murni Patung Win Dwi Laksono ~ Dian Ajeng Kirana - Dari Meja Makan ke Ruang Pameran: Penyajian Koleksi Kelompok Studi Makanan Bakudapan sebagai Hasil dari Penelitian Artistik pada ArtJog 2019 ~ RR. Vegasari Adya RatnaRp 125.000,00 -
Dramaturgi Sandiwara: Potret Teater Populer dalam Masyarakat Poskolonial – Dede Pramayoza
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: Ombak Tahun Terbit: 2013 Tebal: xxvii + 282 halaman ISBN: 978-602-2581-02-4 Kondisi: Baru "Sebuah journey, yang memaparkan perkembangan sandiwara dengan kaleidoskopnya yang penuh kejutan. Sungguh, buku ini bukan sekadar literatur yang demikian detail berbicara gerak populis dalam menelurkan peristiwa kesenian, tapi juga sebuah album dengan potret-potret peristiwa yang tergambar sangat bersahaja. Begitu banyak catatan yang mengharukan." - Edi Suisno "Hadir di tengah miskinnya kajian akademis tentang teater di Indonesia, buku ini sangat berharga. Tidak hanya karena menyajikan informasi yang langka, buku yang disusun berdasarkan tesis ini juga berharga karena sudut pandang paparannya yang tergolong mutakhir. Dede Pramayoza mengajak kita untuk melihat kait-mengait antara dimensi 'tekstual' sandiwara dengan konteks sosio-kultural dan ideologisnya. Buku ini membuka mata kita tentang arti penting, peluang, dan masa depan kajian teater di Indonesia. Saya sarankan buku ini dibaca para pemerhati dan pekerja teater maupun seni secara umum, para sosiolog, antropolog, dan sejarawan, serta pihak-pihak pengawal kebijakan kebudayaan/kesenian pada umumnya. Tidak untuk sekadar diikuti, tapi untuk dikembangkan lebih lanjut." - G.R. Lono Lastoro SimatupangRp 60.000,00 -
Penjaga Memori; Gardu di Perkotaan Jawa – Abidin Kusno
Arsitektur, BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Ombak Tahun Terbit: 2007 Tebal: 154 halaman ISBN: 978-979-3472-64-5 Kondisi: Baru Jika ada suatu bangunan yang terlupakan dalam melihat dan membahas arsitektur dan perkotaan kita, mungkin gardu adalah bangunan itu. Gardu bertaut erat dengan sejarah perkotaan Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, dengan berbagai zaman dan berbagai golongan masyarakat dan rezim kekuasaan. Gardu sering hadir bersama dengan bangunan induk dan lingkungannya, dengan pagar dan gapura, dengan kentongan dan penjaga, dengan kumpulan laki-laki di sekelilingnya. Ia juga dengan mudah menghilang bersama mereka, dan muncul lagi di kemudian hari dengan pola yang sama meskipun dalam suasana berbeda. Mungkin karena ia tidak pernah hilang sama sekali, maka kita tidak pernah mengingatnya. Buku kecil ini tidak bermaksud untuk menguasai masa lalu, dan kehidupan gardu hari ini. Tulisan ini hanya ingin menunjukkan bahwa ada satu cerita yang bisa kita sampaikan mengenai gardu yang akan membuat kita memikirkan keragaman dan keluasan, dan juga keterbatasan sejarah Indonesia.Rp 40.000,00 -
Dramawan & Masyarakat: Paradigma Sosiologi Seni – Arthur S. Nalan
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: Ombak Tahun Terbit: 2017 Tebal: 160 halaman ISBN: 978-602-2584-23-0 Kondisi: Baru Dunia drama atau lebih akrab disebut teater dapat dianggap sebagai bagian dari teori permainan (games theory) dan teori Homoluden (manusia yang bermain-main) oleh para pelakunya. Oleh karena itu, para aktor dan para aktivis teater selama ini di dalam perjalanannya bermain di atas pentas, sekaligus juga bermain di dalam kehidupan. Skenario dalam dunia teater disebut lakon, dengan inti dari lakon adalah konflik. Tanpa konflik, lakon bukanlah lakon, dan di tangan seorang dramawan, konflik bisa menjadi dramatis dan estetis. Pada gilirannya, hasil eksplorasi kreatif dramawan yang bersumber dari masyarakat dikembalikan kepada masyarakat supaya lebih bijak. Buku ini dikelompokkan ke dalam tiga bagian. Pertama adalah Pembuat Cermin, yang berisi proses kreatif penulis lakon ataupun pandangan-pandangan Arthur S. Nalan dalam suatu lakon; kedua adalah Panggung, yang berbicara tentang praktik berteater (yang dalam hal ini lebih fokus pada drama) di Indonesia dan dunia panggung secara umum; dan yang ketiga Masyarakat, yaitu pandangan yang muncul pascapementasan yang dihubungkan dengan kebudayaan suatu masyarakat.Rp 55.000,00 -
Kelola Seni: Lukisan, Wayang, Film, hingga Jazz
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenyunting: Mikke Susanto Penerbit: Ombak Tahun Terbit: 2018 Tebal: x + 137 halaman ISBN: 978-602-258-481-7 Kondisi: Baru Buku ini bukan saja sebagai kajian teori dan praktik kelola seni semata, tetapi juga sebagai “berita” tentang tren pemikiran pengelolaan seni. Berguna dan sangat direkomendasikan bagi para mahasiswa, pegiat, pencinta, dan masyarakat yang berada di bidang seni (budaya), sosial, manajemen, komunikasi, dan permuseuman. Inilah buku yang mengupas berbagai dinamika pengerjaan di balik kegiatan seni berupa pameran, pergelaran, pelestarian, festival, dan penilaian benda seni. * Daftar Isi: RANAH TEORITIS - Kesadaran Sebagai Subyek - M. Dwi Marianto - Pengelolaan Seni (Pertunjukan) dan Penguatan Makna Seni - Sumaryono - Manajemen Seni Pertunjukan Masa Kini - Kasidi Hadipriyatno - Penetapan Harga Lukisan: Sebuah Kajian Teoritis - Mikke Susanto, Lono L. Simatupang, dan Timbul Haryono RANAH EMPIRIS - Festival Kesenian Yogyakarta: Pengalaman dan Usulan Pengelolaan - Timbul Raharjo - Festivalisasi "Jazz" di Indonesia, dari Panggung menuju Peristiwa - Citra Aryandari - Fotografi Suherry Arno: Penciptaan, Manajemen, dan Diseminasi Praktik Seni Fotografi dalam Pameran "Melampaui Fotografi" - Irwandi - Pelestarian dan Pengembangan Wayang Beber Gelaran Wonosari Yogyakarta - Indiria Maharsi - SITI: Ketika Film Indie Bertarung di Pasar Mainstream - Arinta Agustina HamidRp 60.000,00 -
Sejarah Kopi Mandailing – Budi Agustono, Junaidi, Kiki Maulana Affandi
BUKU, Kuliner, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Ombak Tahun Terbit: 2019 Tebal: 133 halaman ISBN: 978-602-258-546-5 Kondisi: Baru Buku ini berusaha untuk menelusuri sejarah komoditi Kopi Mandailing yang ditanam di wilayah Tapanuli. Wilayah Tapanuli yang dimaksud di sini adalah tempat berdiam penduduk beretnik Mandailing dan Angkola. Kopi Mandailing adalah suatu brand atau merk dagang yang dipakai untuk kopi yang berasal dari daerah Mandailing. Namun, sejak masa lalu banyak daerah-daerah lain di Tapanuli yang memakai merk ini untuk mendulang harga yang tinggi. Kepopuleran Kopi Mandailing sudah sejak masa kolonial Belanda. Pada masa puncak kejayaannya telah menghasilkan lebih dari 5.500.000 pohon kopi. Ini merupakan hasil pencapaian produksi yang luar biasa pada masa itu. Perkembangan produksi Kopi Mandailing ini ternyata juga memiliki dampak terhadap wilayah dan penduduk Tapanuli. Beberapa dampak tersebut di antaranya adalah persoalan infrastruktur, pendidikan, dan layanan kesehatan.Rp 50.000,00 -
Arus Balik: Memori Rempah dan Bahari Nusantara, Kolonialisme, dan Poskolonialisme
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaEditor: Dorothea Rosa Herliany, Imam Muhtarom, Seno Joko Suyono, Wicaksono Adi, Yoke Darmawan Penerbit: Ombak Tahun Terbit: 2014 Tebal: 328 halaman ISBN: 978-602-258-245-8 Kondisi: Baru Dalam sejarah maupun arkeologi laut, maritim di wilayah Nusantara dalam rentang yang panjang banyak memberikan sumbangan bagi perkembangan peradaban Nusantara. Maritim dalam pengertian waktu itu menjadi bagian yang terpisahkan dari kelangsungan kerajaan maupun kelompok yang lebih kecil di mana saja. Segala aktivitas yang menyangkut interaksi yang luas apakah itu sebuah misi politik, ekonomi, budaya, tidak bisa dilepaskan dari maritim. Pada akhir-akhir ini dengan adanya kesadaran menguatnya betapa pentingnya maritim bagi bangsa ini, kehadiran buku berjudul Arus Balik: Memori Rempah dan Bahari Nusantara, Kolonialisme, dan Poskolonialisme untuk publik luas, sedikit-banyak akan memberi sumbangan yang berharga. Isi buku ini merentang dari masa silam ketika peradaban maritim menjadi bagian yang tak terpisah dari peradaban hingga masa-masa redupnya di bawah kendali para kolonialis. Proses kolonialisme ini tidak sebatas masa fisik di bawah todongan senjata, tetapi menjelma dalam bentuk kontemporer berupa penguasaan modal dan alat-alat produksi di bidang kelautan. Akses ke laut sebatas mereka yang berkuasa dalam pengertian politik, modal, dan teknologi, sementara rakyat jelata yang kehidupannya semenjak nenek moyangnya hidup bersama laut, tidak memiliki akses tersebut.Rp 70.000,00 -
DVD Live Djakarta Artmosphere 2010
DVD, FILM, MUSIKKondisi: Baru Daftar Penampil dan Lagu yang dibawakan: 1. The Trees & The Wild - Irish Girl (The Trees & The WIld) 2. Mocca - Butterfly in My Tummies (Arina Ephipania) 3. Bonita & The Hus Band - Small Miracle (Bonita, P.B. Adi) 4. Bonita & The Hus Band and Oddie Agam - Puncak Asmara (Oddie Agam) 5. The Trees & The WIld and Oddie Agam - Antara Anyer & Jakarta / Aku Cinta Padamu (Oddie Agam) 6. Oddie Agam, The Trees & The WIld, occa, and Bonita & The Hus Band - Logika (Oddie Agam) 7. Leonardo - Insecure (Leonardo) 8. Leonardo and Utha Likumahuwa - Seconds in a Minute (Leonardo) 9. Utha Likumahuwa and Leonardo - Aku Pasti Datang / Akira (Dodo Zakaria) 10. Utha Likumahuwa and Leonardo - Sesaat Kau Hadir (Dodo Zakaria) 11. Gugun Blues Shelter - 6:30 (Gugun) 12. Sylvia Saartje and Gugun Blues Shelter - Geram (Sylvia Saartje) 13. Gugun Blues Shelter and Sylvia Saartje - Turn It On (Gugun) 14. Navicula - Everyone Goes to Heaven (Navicula) 15. Navicula, Ian Antono, Abadi Soesman - Mawar dan Melati (Navicula) 16. God Bless - NATO (God Bless) 17. God Bless and Navicula - Sesat (Donny Fattah, Sjuman Djaja) * https://www.youtube.com/watch?v=rvNEUHa2zr0Rp 75.000,00 -
Fals: Nyanyian di Tengah Kegelapan – Mokoo Awee
Biografi, BUKU, Musik, Non-FiksiPenerbit: Ombak Tahun Terbit: 2005 Tebal: 499 halaman ISBN : 978-602-258-426-1 Kondisi: Baru .. ketika semua orang bersuara dan berteriak tidak ada seorangpun dapat disebut sebagai pemberani namun saat semua diam dan ada yang berbisik... dialah pemberani sejati .. [sawung jabo] -
Sinema Horor Kontemporer Indonesia – Anton Sutandio
Film, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Ombak Tahun Terbit: 2016 Tebal: 142 halaman ISBN: 978-602-258-368-4 Kondisi: Baru Dalam dunia akademis Indonesia, tidak banyak buku teks yang berbicara mengenai perfilman Indonesia, terlebih dalam genre horor. Oleh sebab itu, buku ini diharapkan dapat memperkaya keragaman buku-buku akademik mengenai industri film Indonesia yang semakin hari semakin berkembang. Dalam kaitannya dengan sejarah, terutama trauma sejarah Indonesia, buku ini mencoba untuk mengeksplorasi fungsi alegoris sinema horor kontemporer Indonesia yang merepresentasikan kekhawatiran dan ketakutan akan trauma sejarah yang belum tersembuhkan. Menjamurnya produksi film horor di Indonesia pada awal abad ke-21 bukanlah suatu kebetulan. Hal itu menyiratkan adanya kebutuhan untuk mengatasi berbagai bentuk kekerasan politik dan sosial yang belum terselesaikan.Rp 50.000,00 -
Cendana dan Dinamika Masyarakat Nusa Tenggara Timur – Munandjar Widiyatmika
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Ombak Tahun Terbit: 2014 Tebal: 179 halaman ISBN: 978-602-258-135-4 Kondisi: Baru Cendana sebagai tumbuhan semi parasit yang secara alamiah tumbuh di lingkungan tanah berformasi batu karang dan iklim yang kering, merupakan tumbuhan asli Nusa Tenggara Timur. Karena kegunaan kayu cendana sebagai bahan perabotan mewah, bahan kosmetik, obat-obatan dan benda upacara, sejak masa sekitar awal abad Masehi telah ramai diperdagangkan dalam pasaran dunia. Cendana dan perdagangan cendana menimbulkan kontak budaya antara pendatang dengan penduduk lokal. Kontak dengan para pendatang yang semula hanya sebagai pedagang dan pelaut dalam perkembangan kemudian juga menjadi ajang persaingan dagang kekuasaan dan agama. Lebih-lebih setelah kedatangan bangsa Barat terutama Portugis dan Belanda di Nusa Tenggara Timur persaingan dagang, politik dan agama semakin sengit. Berbagai kelompok etnis di Nusa Tenggara Timur tidak bisa menghindarkan diri dari kancah persaingan ini. Agar mereka mampu mempertahankan hidupnya harus mampu menyesuaikan diri secara dinamis dari berbagai pengaruh yang datang dari waktu ke waktu sepanjang perjalanan sejarah perdagangan cendana. Perdagangan cendana sebagai suatu proses berlangsung dalam suatu struktur kemasyarakatan dan proses itu menghasilkan pola-pola struktur dalam kehidupan masyarakat. Dengan kata lain proses itu menghasilkan dinamika masyarakat dan memberi corak berbagai struktur dalam kehidupan masyarakat Nusa Tenggara Timur. Dari hasil perdagangan memberikan berbagai pengetahuan, peralatan dan keterampilan baru, yang dalam proses pemanfaatannya menumbuhkan berbagai warna dan nilai baru dalam berbagai unsur kehidupan sosial budaya yang terikat dengan berbagai norma dalam struktur kehidupan. Akumulasi proses dalam jangka panjang telah terjadi berbagai dinamika dalam: bahasa, kesenian, upacara dalam rangka kepercayaan menyangkut daur hidup, dan pola kehidupan sehari-hari seperti peralatan rumah tangga, pakain, perhiasan, senjata, cara bertani, cara berperang, menenun terikat dengan norma-norma tertentu. Bahkan akhirnya juga menjadi dorong dan daya tarik masuk dan berkembangnya agama baru yakni agama Katolik, Kristen Protestan dan pendidikan dengan pola sebaran yang berbeda di Nusa Tenggara Timur. Oleh karena itu tidaklah berlebihan apabila cendana tidak saja merupakan tumbuhan khas tetapi juga sebagai salah satu unsur utama yang memberikan identitas dinamika masyarakat Nusa Tenggara Timur seperti yang sekarang. Itulah sebabnya satu- satunya universitas negeri di Kupang mengambil nama Nusa Cendana, dengan harapan dapat menebarkan keharuman menjadi pemberi identitas dan dinamika baru di masa depan bagi daerah dan masyarakat Nusa Tenggara Timur.Rp 50.000,00 -
CD Efek Rumah Kaca – Jalan Enam Tiga (EP)
CD, MUSIKLabel: Efek Rumah Kaca Rilis: 2020 Genre: Alternative/Indie Kondisi: Baru Daftar Lagu: 1. Tiba-tiba Batu 2. Normal Yang Baru 3. Jalan Enam Tiga 4. Palung Mariana * https://www.youtube.com/watch?v=G6WyvnlZ378Rp 50.000,00 -
Penunggu Makam – Beni R. Budiman
BUKU, PuisiPenerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2003 Tebal: 88 halaman ISBN 979-419-302-X Kondisi: Baru KORSEL Bumi seperti tinggal sebesar korsel Berputar di sebuah pesta pasar malam Bergelombang di tengah tanah lapang Dan kaki lima melingkar seperti ular Seperti gasing korsel pun mendesing Dan kami menumpang dengan bimbang Histeris di antara tawa dan tangis Ketika pesta pasar usai kami bercerai Saling sendiri tak membuat janji lagi Dan korsel hanya menyisakan bekas kaki Meninggalkan tegalan bau bubur lumpur Pada padang lumpur dan ilalang tumpur Pandang mata kabur dan hati bertempur (1998)Rp 27.500,00 -
The Jadugar: 15 Tahun Mengobrak-Abrik Video Musik Indonesia
BUKU, Musik, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit: 2020 Tebal: 280 halaman ISBN: 978-602-06-3528-6 Kondisi: Baru The Jadugar adalah kolektif video duo yang dimotori oleh Henry “Betmen” Foundation dan Anggun Priambodo. Keduanya telah melahirkan beragam video klip yang mewakili berbagai macam musisi Indonesia, dengan estetika yang setia kepada karakter musiknya, plus pendekatan yang selalu eksploratif dan eksentrik untuk karya video musik yang unik. * “Gue berani bilang bahwa karya The Jadugar itu levelnya setara dengan video klip Michel Gondry atau Mark Romanek.” - Eka Annash “Sekarang akses kamera lebih mudah, dan video dibuat oleh semua orang. Tapi, point of view ini pernah lahir dari karya The Jadugar.” - Sidi Saleh “Paradoks terbesar tentang The Jadugar adalah bahwa ternyata mereka pernah menjadi mercenaries, hired guns, tentara bayaran yang dikontrak untuk membuat video klip untuk band-band arus utama seperti Peterpan, Slank, Tipe-X, dan bahkan Nidji.” - Taufiq Rahman “Buat gue, omong kosong kalau dibilang mereka punya karya yang konseptual. Tidak ada hal seperti itu. The Jadugar itu kosong, tidak ada karya mereka yang menyembunyikan kegalauan; hal-hal seperti itu tidak ada.” - Oomleo “Yang sebetulnya lebih menarik untuk dibicarakan adalah apa yang mungkin dibikin selanjutnya. Ketika suasana sudah sama sekali berbeda; ketika ajaib-ajaib dahulu diperpanjang masa berlakunya hingga jadi hal biasa di sekitar kita.” - Bin Harlan Boer “Sutradara Anggun Priambodo bikin surprise untuk band, dengan tiba-tiba teman-teman Pure Saturday yang berada di Jakarta dan juga Pure People Jakarta dan Bandung hadir dan merekam mereka pakai kamera yang dipinjamkan atau kamera video sendiri.” - Arian Arifin “Di The Jadugar, yang saya amati dari karya keduanya adalah karakternya yang lumayan berbeda. Mereka berani bermain di luar konsep keren yang telah ada.” - Cholil MahmudRp 135.000,00 -
Kalangkang Japati – Aam Amilia
BUKU, Fiksi, Sastra SundaPenerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2019 Tebal: 168 halaman ISBN: 978-623-221-301-2 Kondisi: Baru Kalangkang Japati karangan Aam Amilia téh nyaritakeun lalakon Anggina nu sapopoe gawé di event organizer, ngarangkep pangurus Asrama Pahatu lalis nu diadegkeun ku akina di Kota Kembang. Hiji mangsa, manéhna nandangan pitenah ti salah saurang pamajikan donatur. Pajar téh cenah "Tong so sosial! Berkedok sosial, padahal awéwé tukang morot duit salaki batur." Tangtu pohara matak jangheut kana haténa. Pikeun ngabangbrangkeun kapeurih tina éta pitenah, Anggina nyorang nagri Walanda. Sajeroning kitu, weléh mikiran saha donatur nu ngalantarankeun pitenah ka manéhna. Naha Langga, pangusaha jugala nu kungsi neundeun haté ka Anggina? Jéy, nu kungsi tepung basa mimitran di Paguyuban Nonoman Sunda? Atawa boa saha...?Rp 50.000,00 -
CD Ubiet – Kroncong Tenggara
CD, MUSIK(p) + (c): Ragadi Musik Indonesia Rilis: 2007 Genre: Kroncong Kondisi: Baru Daftar Lagu: 1. Kroncong Kemayoran 2. Aksi Kucing 3. Gambang Semarang 4. Kroncong Tenggara 5. Kroncong Pasar Gambir 6. Cinta Pertama 7. Kroncong Sapulidi 8. Senja di Pelabuhan Kaca * https://www.youtube.com/watch?v=6MQADFllx7MRp 40.000,00 -
Kandaga Serat Rucita: Fiksimini Petingan pikeun Ékranisasi
BUKU, Fiksi, Sastra SundaPenerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2018 Tebal: 112 halaman ISBN: 978-979-419-501 Kondisi: Baru "Fiksimini, kamonésan anyar dina sastra Sunda. Pon kitu, najan kasebutna anyar, tapi ku ayana tarékah ti para kréatorna mah, bisa waé terus sina ngambah kana widang seni lianna, upamana filem. Kawas sajumlahing fikmin dina ieu buku, apan ngahaja meunang milihan, ajangkeuneun sing saha waé nu hayang nyieun film pondok bahan caritana tina fiksimini. Gabungan dua widang garapan anu mudah-mudahan bisa terus dalit." - Tatang SumarsonoRp 45.000,00 -
Mahasiswa, Nasionalisme & Penjara: Perhimpunan Indonesia 1923-1928 (Dwibahasa: Indonesia dan Inggris) – John Ingleson
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Komunitas Bambu Tahun Terbit: 2018 Tebal: 284 halaman ISBN: 978-602-9402-93-3 Kondisi: Baru “Buku Perhimpunan Indonesia memberi penjelasan yang lengkap mengenai aktivitas organisasi Perhimpunan Indonesia di masa puncaknya. Penelitian mendalam yang dilakukan oleh Ingleson dengan mendasarkan argumen-argumennya pada koleksi arsip-arsip berharga yang ditambah dengan sejumlah wawancara dengan pihak- pihak terkait dengan itu menghasilkan studi yang jelas dan mendalam atas organisasi tersebut.” - Akira Nagazumi, sejarawan dan penulis buku The Dawn of Indonesian Nationalism: The early years of the Budi Utomo, 1908-1918 (Tokyo, Institute of Developing Economies, 1972). “Lebih dari seperempat abad, buku ini telah menjadi acuan utama yang penting dalam kuliah-kuliah sejarah yang menyangkut topik gerakan nasionalisme sekuler dan non-kooperatif di Indonesia. Penerbitan kembali buku ini dalam format dwibahasa, telah lama dinanti-nanti. Aktivitas Politik Perhimpunan Indonesia menunjukkan bukti bahwa benih-benih kesadaran politik telah lama bersemai di kalangan pelajar Indonesia. Karenanya, untuk diskusi-diskusi mengenai gerakan mahasiswa, diaspora maupun ide-ide modernisasi politik dan pemenjaraan aktivisnya, kalangan intelektual Indonesia selalu menggunakan karya ini sebagai sebuah rujukan,” - Iskandar P. Nugraha, sejarawan dan penulis buku Teosofi, Nasionalisme dan Elite Modern Indonesia (Depok, Komunitas Bambu, 2011). * “Perhimpunan Indonesia provides a thorough explanation of the activities of this organisation during it’s peak. Ingleson’s depth of research of important archival documents and materials along with detailed interviews of many people related to the organisation has resulted in an authoritative study.” - Akira Nagazumi, the author of The Dawn of Indonesian Nationalism: The early years of the Budi Utomo, 1908-1918 (Tokyo, Institute of Developing Economies,1972). "For more than a quarter of a century, this book has been regarded as an essential source for history lecturers covering the topic of secular and non-cooperative movements in Indonesia. This new edition in bilingual format is both timely and relevant. Ingleson is often referenced by Indonesian intellectuals in discussions on student movements, political imprisonment, nationalism, Indonesian diaspora and ideas of the modernization of Indonesia. The activities of ‘Perhimpunan Indonesia’ are evidence that the youth of Indonesia were and remain politically aware.” - Iskandar P. Nugraha, the author of Teosofi, Nasionalisme dan Elite Modern Indonesia/Theosophy, Nationalism &Modern Elite in Indonesia (Depok, Komunitas Bambu, 2011).Rp 120.000,00 -
Gema Tanah Air : Prosa dan Puisi
BUKU, Fiksi, PuisiPenulis: Marlupi, Anas Ma'ruf, M.S. Ashar, Laurens Koster Bohang, Maria Amin, Abdulgani Abdullah Katili, Aoh Kartahadimadja, Amal Hamzah, Boejoeng Saleh Poeradisastra, Usmar Ismail, Rosihan Anwar, Nusjamsu, Darmawidjaja, Zuber Usman, Matu Mona, Bakri Siregar, Bahrum Rangkuti, Subardjo, Rusman Sutiasumarga, Purwa Atmadja, Mahatmanto, Anggraito, Suwandi Tjitrowasito, Dullah, Nasjah, Pramoedya Ananta Toer, Supii Wishnukuntjahja, Walujati, Trisno Sumardjo, Utuy Tatang Sontani, Mas Saleh Sastrawinata, M. Taslim Ali, Achdiat Karta Mihardja, Chairil Anwar, Nugroho, M.A. Djoehana, Idrus, Samiati Alisyahbana, S. Rukiah, Dodong Djiwapradja, Rijono Pratikto, M. Balfas, M.D. Asien, Rivai Apin, Darius Marpaung, Kasim Mansur, Asrul Sani, Harijadi S. Hartowardodjo, Siti Nuraini, Toto Sudarto Bachtiar, Abas Kartadinata, Kamal Mahmud, Muhammad Ali, P. Sengodjo, Sakti Alamsjah, Sarosi, Mochtar Lubis, A. Radjab Penerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2013 (Pertama kali diterbitkan pada 1948) Tebal: 752 halaman ISBN: 978-979-419-391-4 Kondisi: Baru Bunga rampai ini terjadi dari kumpulan hasil-hasil kesusastraan yang dikutip selama semenjak kedatangan Jepang di Indonesia tahun 1942 hingga tahun 1948. Majalah dan surat kabar yang dipergunakan ialah: Pandji Pestaka, Djawa Baru, Asia Raja, Keboedajaan Timoer, Pantja Raja, Pembangoenan, Pembaruan, Nusantara, Arena, Seniman, Wartawan, Gelombang Zaman, Siasat, Gema Suasana, Mimbar Indonesia, dll. Tiga tahun pendudukan Jepang merupakan masa perubahan dalam corak kesusastraan Indonesia. Oleh perkenalan dengan kejadian-kejadian yang hebat dan juga oleh larangan sensor Jepang, kesentimentilan yang dianggap melemahkan semangat dilempar ke keranjang sampah. Kesengsaraan dan penderitaan yang sudah dialami dan perkenalan lebih dekat dengan maut sesudah proklamasi Indonesia Merdeka, memberi isi kepada banyak pengertian-pengertian tentang hidup dan mati yang tadinya hanya perkataan belaka. Angkatan sesudah perang telah mengalami sendiri kepahitan hidup dan tidak hanya melihat dari kesamaran pandangan seorang jejaka yang didendang lagu asmara. Beda dengan angkatan Pujangga Baru, pada angkatan sesudah perang telah berkurang retorika. Dalam mengutamakan isi, kadang-kadang dilalaikan anasir-anasir bunyi dan ritme yang pada Pujangga Baru menjadi anasir yang terpenting. Ulangan-ulangan perkataan dan kalimat yang banyak bersua pada Pujangga Baru sebisa-bisanya disingkirkan, untuk mendapatkan kepaduan bahasa dan pikiran. Dan yang sangat pula diutamakan adalah keaslian cara pengucapan jiwa dalam perbandingan-perbandingan, perkataan-perkataan, dan kombinasi-kombinasi perkataan, suatu hal yang oleh Pujangga baru tidak begitu dipentingkan, sehingga timbul kesan pengambilan yang satu dari yang lain. Dengan masuknya perkataan-perkataan yang langsung mengenai isi, keras dan kasar, kesusasteran bukan lagi semata-mata "bahasa nan indah" dalam pengertian yang lama.Rp 226.000,00 -
Keretas Bodas: Antologi Carita Pondok Katilu Panglawungan 13 – Éditor: Aam Amilia
BUKU, Fiksi, Sastra SundaPenerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2019 Tebal: 168 halaman Bahasa: Sunda ISBN: 978-623-221-286-2 Kondisi: Baru "Haté Kardun tagiwur. Ketug jantungna karasaeun ngerepan. Lalaki nu ngulampreng di luareun imahna dipencrong tina hordéng nu dipéléngékeun saeutik. Moal salah pasti ieu nu duaan téh néangan aing, ceuk haténa. Teu wanieun betus, inggis kadéngéeun ku nu keur ngulampreng di luar. Nu diaan beuki disidik-sidik. Nu saurang mah make jékét kulit hideung, buukna cepak. Saurang deui make jékét parasit héjo, dikuplung hideung buukna katémbong panjang sataktak. Dedeganana garagah, jangkung badag. Matak gimir nu nénjo." ("Beurang téh Angger Bayeungyang", Dian Wulan)Rp 50.000,00 -
[Issue 01] Musik Jakarta – Felix Dass dan John Navid
BUKU, Musik, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaMusik Jakarta vol 01 features talks with: Kukuh Rizal Arfianto, Shunsuke Izumimoto. Samson Pho, Soleh Solihun, Adinda Simandjuntak, Kendra Ahimsa, Merdi Leonardo, Ramengvrl Penerbit: Binatang Press! Tahun Terbit: 2019 Spesifikasi: 4 Colored Risograph print, Printed on Munken Pure 130 gsm, 74 Halaman Bahasa: Indonesia ISBN: 978-602-50951-7-7 Kondisi: Baru Jakarta’s huge contribution in defining Indonesia’s popular culture offers opportunities to make the right connections. But connecting with the city’s independent music scene is to understand its smallest, previously unseen and undocumented details. Never to take small things for granted, Felix Dass has been documenting the scene all these years. This time, he brings John Navid on board as photographer, in hopes to deliver the bigger picture – the vibrant and colorful stories of Jakarta’s sidestream music. This journal is a story of Jakarta’s beginning journey to self-rediscovery. Felix Dass will share his efforts to deliver and reintroduce Jakarta’s independent music scene to the public. In a sprawling capital of the biggest, developing country in South East Asia, how can he help his beloved independent music scene navigate its future?Rp 155.000,00 -
Surat Cinta Enday Rasidin: Kumpulan Sajak 1954-1959 – Ajip Rosidi
BUKU, PuisiPenerbit; Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2002 Tebal: 64 halaman ISBN 979-419-268-6 Kondisi: Baru BEGINI AKU SEKARANG Begini aku sekarang: pendiam dan murung Merenung gunung berselubung mendung Makin mengerti tentang ajaib tali jiwa Antara kita Begini aku sekarang: pendiam dan murung Kian jauh saja dari keriahan kota Dan makin mengerti akan arti cinta Yang tak diterjemahkan dalam kata Karena kata hanya basa Tak mendekung sepenuh rasa Karena kata hanya antara Dua jiwa belum satu Karena kata hanya kata Yang lain-lain kandungan arti 1959Rp 23.000,00 -
Pelesir ka Basisir – Risnawati
BUKU, Fiksi, Sastra SundaPenerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2020 Tebal: 112 halaman Bahasa: Sunda ISBN: 978-623-221-563-4 Kondisi: Baru Pelesir ka Basisir nyaritakeun lalampahan Zahra jeung Ghifa, dua sadulur nu sapopoé hirup di kota. Hiji mangsa dina usum peré sakola, maranéhna diajak pelesir ka lembur ninina di pasisian Jampang Kulon bareng jeung dulur-dulur séjénna. Réa pangalaman anyar nu kasorang, ti mimiti eundeuk-endeukan, ngebak di leuwi, meuntas rawayan, nepi ka ningali peny langka ngendog di basisir. Ngan aya kahariwang waktu di hiji imah manggihan réa penyu jeung endogna. Boa meunang maling, kudu dilaporkeun kitu?Rp 35.000,00 -
Sang Komponis: Nano S. 60 Tahun – Hawe Setiawan
Biografi, BUKU, Musik, Non-FiksiPenerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2004 Tebal: 190 halaman ISBN: 979-419-325-9 Kondisi: Baru Buku ini menyajikan kumpulan tulisan dari sejumlah tokoh mengenai sosok dan karya komponis Nano S. Disajikan pula daftar karya Nano di bidang karawitan Sunda selama ini. Inilah persembahan untuk seniman karawitan Sunda peraih Hadiah Akademi Jakarta 2003 dalam peringatan ulang tahunnya yang ke-60. * "Di Jepang sebelum Nano menjadi fellow The Japan Foundation, dapat dikatakan tidak ada orang Jepang yang memperhatikan, apalagi berminat untuk mempelajari, karawitan Sunda. Berkat upaya Nano, di Tokyo berdiri perkumpulan tempat belajar memainkan gamelan degung. Mereka kemudian mendirikan perkumpulan yang berupaya membeli seperangkat gamelan degung, serta mengadakan latihan secara reguler." - Ajip Rosidi "Pak Nano mempunyai perasaan yang sangat kaya, perasaan terhadap hal yang baru ditemui, perasaan senang, perasaan sedih, perasaan bangga, perasaan cinta pada orang lain, pada alam, pada kehidupan, pada daerah, dsb. Dengan perasaan seperti itu, dia telah menciptakan banyak karya unik yang telah diketahui oleh banyak orang. Begitu juga di Jepang, dia menciptakan sejumlah lagu seperti 'Densya-no-uta', 'Katakana Hiragana-uta', dll." - Madoka Fukuoka "Sebagai seorang seniman, dengan visi musikalnya ia mampu menguasai genre kerakyatan, yang tidak secara tegas memisah-misahkan seni tari, musik dan vokal. Kesenian Nano S. mampu menyentuh berbagai unsur yang diperlukan bagi terciptanya sebuah panggung kerakyatan yang ciri umumnya adalah spontan, humoris egalitarian dan mampu menembus batas antara penonton dan pemain." - Sardono W. KusumoRp 57.000,00 -
Ular dan Kabut – Ajip Rosidi
BUKU, PuisiPenerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 1993 Tebal: 71 halaman ISBN: 979-419-032-2 Kondisi: New Old Stock Tahun 1970 Ajip Rosidi mendapat kesempatan untuk menghadiri kongres PEN Club (organisasi penyair, penulis esai, drama dan roman) Asia di Taipeh, Taiwan, dan Kongres PEN Internasional ke-37 di Seoul, Korea. tahun 1971 ia mempelajari masalah yang menyangkut perekaman folklor di Malaysia, Tahun 1972 ia mengikuti Festival Penyair Internasional di Rotterdam, negri Belanda. Tahun itu juga ia menjadi tamu pemerintah Amerika Serikat dan Jerman Barat. Sajak-sajak yang dimuat dalam kumpulan ini kebanyakan ditulisnya selama atau tentang perjalanan-perjalanan tersebut.Rp 23.500,00 -
Di Tengah Keluarga – Ajip Rosidi
Biografi, BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2003 (Pertama kali terbit pada 1956) Tebal: 140 halaman ISBN 979-419-315-1 Kondisi: Baru Keadaan manusia dalam hidup sehari-hari, dengan suka dan dukanya, mendapatkan pelukisan yang realistis dalam Di Tengah Keluarga. Inilah sepilihan cerita pendek karya Ajip Rosidi dari dasawarsa 1950-an, yang dituangkan dalam dua bagian, Ajip sepertinya menimba bahan-bahan perkisahannya dari telaga pengalaman pribadi. Pengalaman itu diangkat ke tempat yang lebih tinggi, juga direfleksikan melalui cermin kesadaran, sehingga dapat bersentuhan dengan sebanyak mungkin pribadi lain. Sejak pertama kali terbit pada 1956, buku ini telah mendapatkan sambutan yang baik dari kalangan sasterawan dan kritikus sastera, juga telah menjadi salah satu bagian dari sejarah sastera Indonesia.Rp 35.000,00 -
Sensor Kontemporer – M. Sudama Dipawikarta
BUKU, Film, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2019 Tebal: 158 halaman ISBN: 978-623-221-320-3 Kondisi: Baru Film yang sudah diluluskan Lembaga Sensor Film (LSF) seringkali menuai kontroversi. Sebagian sineas berharap LSF tidak terlalu ketat dalam menyensor film, tetapi sineas lainnya mengingatkan LSF untuk lebih selektif dalam meloloskan film demi terjaganya kepuasan penonton. Begitu juga sebagian masyarakat meminta LSF menyensor seketat-ketatnya, bahkan tidak perlu meloloskan film yang menurut pandangan mereka tidak bermutu. Tetapi, tidak sedikit masyarakat yang memaki-maki LSF akibat adegan film yang hilang direvisi. Mereka berharap LSF menyensor lebih longgar, agar tidak mengganggu kenikmatan menonton film. Di sisi lain, peranti digital yang semakin melimpah dapat memudahkan masyarakat untuk menonton apapun tanpa melalui LSF. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi semua pihak agar dapat memilih dan menghadirkan tontonan yang baik. Sensor Kontemporer merupakan kumpulan tulisan seputar sensor film di Indonesia. Konsep penyensoran selalu mengikuti perkembangan zaman, buku ini dapat mengupas bagian-bagian terpenting dari perkembangan tersebut.Rp 50.000,00 -
Salim: Pelukis Indonesia di Paris – Ajip Rosidi dengan bantuan Haryadi Suadi
BUKU, Non-Fiksi, Seni dan DesainPenerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2003 Tebal: 108 halaman ISBN: 979-914-316-X Kondisi: Old Stock Kepada Sutan Sjahrir Kepada Sutan Sjahsam Enam puluh tahun tinggal di Perancis telah membentuk hidup dan alam pikiranku. Aku berpikir dalam bahasa Perancis. Perancis menjadi negeriku. Tapi apakah aku masih seorang Indonesia? Ya, aku orang Indonesia. Aku warganegara Indonesia dengan paspor Republik Indonesia. Sering aku memikirkan Indonesia dengan penuh kenangan dan kesedihan. Indonesia: begitu jauh, sangat jauh dari impian kita pada tahun 1930-an, pada masa pertemuan-pertemuan di Gedung Nasional di Gang Kenari. Indonesa, tumpah darah kemerdekaan, keadilan dan kejujuran. Aku terkenang kepada mereka yang sudah tiada: Ibu Radna Tanzil, Djohan Sjahruzah, Hazil, Ilham. Aku terkenang kepada pertemuan dengan orang-orang yang sederhana. Kusir dokar di Tegal yang mula-mula terkejut mendengar bahwa aku hendak melihat-lihat pemandangan, namun lalu mafhum apa kumaksud dan berkata "Mari kita melihat-lihat kampung yang cantik". Dan kemudian ketika dia mau mengganti kudanya, mengundangku ke rumahnya untuk menghirup semangkuk kopi. Tegal, Tegalku sayang, sumber inspirasiku yang tak kunjung kering. Aku terkenang kota Sète. Saya menjadi amat populer di situ, bahkan diangkat menjadi warga kehormatan. Sète adalah kotaku. Penduduknya adalah keluargaku. Aku terkenang akan mereka yang menolongku waktu aku dalam kesukaran yang amat sangat. Keluarga di kampung yang menyewakan kamar sempit kepadaku yang begitu aku keluar dari rumah sakit, tak punya uang sepeser pun, meminta agar ku tetap tinggal bersama mereka. Untuk tiga bulan mereka memberiku atap untuk berteduh dan ranjang untuk berbaring, memberiku makan dan mencuci pakaianku. Aku terkenang kepada Ibu Marie Leduc - pekerja sederhana dan suaminya; Edmond, sopir taksi dan isterinya Suzanne, bidan; Jean, dokter; semua yang dengan sepenuh hati telah membantuku. Biarlah Indonesia pada suatu saat kelak menemukan jalam menuju impian kita, impian di Gedung Nasional Gang Kenari. Insya Allah. (Tanda Tangan) SalimRp 200.000,00 -
Tali-Tali: Kumpulan Lengkap Naskah Teater I (1968-1973) – N. Riantiarno
BUKU, Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPengantar: JJ Rizal Penerbit: Komunitas Bambu Tahun Terbit: 2020 Tebal: xviii + 630 halaman ISBN: 978-623-7357-09-4 Kondisi: Baru Buku ini adalah jilid pertama dari rencana lebih sepuluh jilid buku kumpulan lengkap naskah teater karya N. Riantiarno, salah seorang tokoh utama sejarah teater Indonesia. Dalam jilid pertama ini dimuat 11 naskah yang ditulis Riantiarno dalam kurun waktu 1968-1973. Meskipun termasuk naskah awalnya memulai langkah di dunia teater, mayoritas telah disambut baik publik, para kritikus, dan mendapat penghargaan. Naskah “Tali-Tali” yang menjadi judul buku ini dan “Titik Silang”, misalnya, telah memenangkan sayembara naskah Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada 1972 dan 1973. “Titik Silang” bahkan pernah dimainkan oleh Teater Populer pimpinan Teguh Karya di Televisi Republik Indonesia (TVRI) pada 1974. Naskah-naskah ini dengan berbagai penghargaan yang diraih telah membawa Riantiarno dengan cepat melambung sebagai seniman yang menjanjikan kualitas masa depan teater Indonesia. Sebab ia muda dan sedia menggembleng diri dengan lincah membuka kemungkinan-kemungkinan membuat jembatan dialog antara teater yang dipelajarinya di Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI) dengan aneka arus tradisi lama serta bentuk baru teater setelah Orde Lama. Namun, terlebih penting semua itu telah membuatnya percaya untuk terus menulis naskah, memanggungkan, dan menggeluti teater sebagai medium mengkomunikasikan pikirannya hingga saat ini.Rp 250.000,00 -
Daisy Manis – Henry James
BUKU, FiksiPenerjemah: Sapardi Djoko Damono Penerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2011 Tebal: 140 halaman ISBN: 978-979-419-358-7 Kondisi: Baru Daisy Manis adalah kisah tentang seorang gadis manis bernama Daisy Miller, lambang gadis Amerika yang cantik, kaya, polos, yang sia-sia dalam menghadapi keangkuhan sosial bangsanya di Eropa. Ia bergaul lincah, semaunya sendiri, tahu batas tapi hancur jadi bahan pergunjingan, hanya karena ia kurang menghormati tata cara dan sopan santun yang telah menjadi adat. karya Henry James ini pertama kali terbit tahun 1878 dan telah pula difilmkan.Rp 42.000,00 -
Studium Generale – Fuad Hassan
BUKU, Esai, Non-Fiksi, Sains, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2001 (Pertama kali diterbitkan pada 1998) Tebal: 239 halaman ISBN: 979-419-282-1 Kondisi: Old Stock Buku ini diberi judul "Studium Generale" karena memang memuat telaah umum mengenai beberapa permasalahan yang diharapkan dapat memperluas wawasan pembacanya, atau cukup merangsang untuk membuat pengkajian lebih lanjut. Sebagai studium generale, pokok bahasan tidak dipaparkan sebagai pengambilan posisi teoritik tertentu, melainkan dikemas sebagai pengolahan (treatise) yang diharapkan dapat merangsang pemikiran (thought-provoking), khususnya bagi mereka yang menekuni disiplin yang tercakup dalam atau berbatasan dengan ilmu tingkahlaku (behavioral science) serta perihal kebudayaan sebagai penjelmaan yang khas manusiawi dalam kehidupannya bermasyarakat. * DAFTAR ISI: - Pengantar - Religi dan Ilmu dalam Masa Industrialisasi - Catatan Umum perihal Muatan Buku Anak - Catatan perihal Pendidikan dalam Budaya Modernisme - Catatan perihal Teknologi dan Teknokrasi - Catatan tentang Urbanism dan Ketahanan Mental - Kecenderungan Perubahan Nilai Memasuki Abad ke-21 dan Implikasinya bagi Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan - Pemahaman tentang Seni dalam Proses Pendidikan - Catatan Perihal Pendidikan Tinggi - Dampak Perkembangan Teknologi terhadap Psikologi - Dari Fenomenologi ke Psikologi Humanistik - Orientasi dan Sikap Etik dalam Praktek Psikologi - Pertemuan Antar-Budaya dalam Era Globalisasi - Bermain sebagai Hak Anak - Cultural Dimensions in Psychotherapy - Perihal Perubahan Sosial dan Budaya - Catatan Pinggir tentang Demokrasi - Modernisme dan Elitisme - Respondeo Ergo Sum - Tingkahlaku Agresif dan Kultus KekerasanRp 72.000,00 -
Subversi Simbolis: Heteronormativitas dan Estetika Gairah (Studi Komparatif Indonesia dan India)
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenulis: Abha Bhaiya, Nursyahbani Katjasungkana, Saskia E. Wieringa Penerjemah: Suara Kita, Catharina Indirastuti, Irwan Hinayana Penerbit: Komunitas Bambu Tahun Terbit: 2021 Tebal: xii + 276 hlm ISBN: 978-623-7357-21-6 Kondisi: Baru Buku ini membahas lintasan kehidupan di antara tiga kategori perempuan yang hidup di luar batas heteronormativitas di Jakarta dan Delhi, dua kota besar dengan nilai-nilai agama dan sosial yang sangat berbeda: perempuan yang kehilangan suaminya, baik karena perceraian atau kematian; pekerja seks; dan kaum perempuan muda urban dalam relasi sesama jenis. Sebagai ideologi dan praktik, heteronormativitas melampaui heteroseksualitas, batas negara, dan merasuki semua institusi sosial, seperti pendidikan, hukum, agama, dan media. Mereka yang menyeragamkan diri dengan pola hegemoniknya adalah manusia normal, sementara mereka yang berada di luar itu, atau yang menempatkan diri di luar batas-batasnya, adalah mereka yang tidak normal, penuh nista. Kajian ini terletak di dalam kerangka studi-studi antropologis feminis pascamodern dan fokusnya adalah pada seluruh perbandingan intra-Asia mengenai relasi gender serta seksual yang mana masa lalu kolonial disajikan lebih banyak sebagai sebuah aspek konteks sejarah.Rp 190.000,00 -
Art Print C – Peter C. Cung
Art Print, MERCHANDISEIlustrator: Peter C. Cung Kondisi: BaruRp 20.000,00 -
Art Print B – Peter C. Cung
Art Print, MERCHANDISEIlustrator: Peter C. Cung Kondisi: BaruRp 20.000,00