Kesetrum Cinta – Sigit Susanto
Rp 77.000,00
Kondisi: Baru
Penerbit: Buku Mojok
ISBN: 9786021318324
248 hlm, 13 x 20 cm
Takdir membuat Sigit Susanto yang asli Kendal, Jawa Tengah, menikah dengan Claudia Beck, perempuan Swiss totok yang baru tiga kali berwisata ke Indonesia. Rupanya kawin tidak semata soal cinta, tetapi juga pertemuan dua budaya. Di sinilah petualangan keduanya untuk saling mengenal budaya satu sama lain dimulai.
Buku ini menyajikan kisah-kisah humanis tentang gegar budaya dua insan yang beda negara. Cerita-cerita itu kadang mengocok perut, sesekali juga menyentuh hati. Disajikan dengan gurih oleh salah seorang pelopor penulisan catatan perjalanan lewat buku Menyusuri Lorong-Lorong Dunia.
Additional information
Weight | 0.3 kg |
---|---|
Dimensions | 14 x 22 x 2 cm |
Add a Review
Be the first to review “Kesetrum Cinta – Sigit Susanto” Cancel reply
Kota-Kota di Sumatra : Enam Kisah Kewarganegaraan dan Demokrasi – Hikmat Budiman
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya Penulis: Sudiarto, Indriani Widiastuti, Radjimo Sastro Wijono, Muhammad Subhi, Kristina Viri, Firdaus
Editor: Hikmat Budiman
Penerbit: The Interseksi Foundation dan Hivos
Tahun Terbit: 2012
Tebal: 536 halaman
ISBN: 978-979-9999-23-8Kondisi: Old StockBuku ini adalah seri pertama dari rangkaian narasi-narasi kecil yang ditulis setelah para sarjana yang dikirimkan oleh the Interseksi Foundation kembali dari lapangan, dalam program "sarjana Indonesia menulis Indonesia". Dalam jangka panjang Interseksi membayangkan yang akan terbit bukan hanya naskah-naskah yang berpretensi akademis, tapi juga prosa-prosa atau tuturan visual yang mampu menghadirkan kisah-kisah yang lebih punya jiwa dan punya tenaga. Untuk kepentingan pengelolaan program, Interseksi menetapkan pembilahan zona yang sangat sederhana, yakni membagi geografi Indonesia ke dalam 6 (enam) area kerja: Sumatra, Jawa-Madura, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, dan Maluku-Papua. Pada tahap pertama Interseksi memulainya dari beberapa kota kecil di Sumatra,Keenam kota yang menjadi lokasi penelitian ini dipilih berdasarkan pada beberapa patokan sederhana pula: pertama, ia bukan kota besar atau ibukota provinsi; kedua, secara kumulatif keenam kota yang dipilih harus merupakan kombinasi antara kota yang sekaligus mewakili bentuk administratif pemerintahan dan kota dalam pengertian kawasan urban yang kebetulan menjadi ibukota sebuah kabupaten; ketiga, ukuran fisik kota adalah justru yang secara tepat tergambarkan dalam istilah yang sekarang sudah tidak dipakai lagi, yakni kotamadya, yang berarti kota berukuran menengah.Secara umum tema yang didiskusikan semua tulisan dalam buku ini adalah tentang dinamik kehidupan kolektif warga di masing-masing kota selama era demokratisasi dan otonomi daerah setelah kita lepas dari belenggu otoritarianisme. Terminologi yang digunakan adalah kewarganegaraan (citizenship), tapi ia tidak hanya dipahami dalam pengertian kewarganegaraan formal, dan bukan pula soal administrasi kependudukan belaka, melainkan lebih pada persoalan bagaimana kelompok-kelompok sosial yang ada pada satu konteks spasial tertentu secara bersama-sama mengembangkan dan memelihara kehidupan kolektif di dalam sebuah ruang yang mau atau tidak mau harus dibagi (shared space) antar-sesama warga di luar puak, nagari, agama, dan etnisnya masing-masing.
Rp 130.000,00Cucu Wisnusarman – Parakitri T. Simbolon
BUKU, Fiksi Kondisi: Baru
Format: Soft Cover
ISBN13: 9799939518
Tanggal Terbit: 2005
Bahasa: Indonesia
Penerbit: Nalar
Halaman: 280
Dimensi: 140 mm x 210 mm
Cucu Wisnusarman adalah buku kumpulan kolom yang dimuat harian Kompas dalam kurun 1979-1984 dan pertengahan 1992, pada masa Orde Baru yang serba tertutup dan menindas, yang oleh Parakitri T. Simbolon ditulis "pada saat paling gelap dalam mempertahankan keutuhan nurani saya". Kolom-kolom ini digarap dengan strategi literer yang khas: banyak perlambang untuk membungkus fakta dan argumen langsung melalui percakapan sosok-sosok dari dua model tradisi budaya yang diwakili Wisnusarman, yang lebih condong pada rahasia tabiat manusia, dan Laotan, yang cenderung pada rahasia tabiat alam semesta.
Rp 40.000,00Antologi Cerpen Indonesia-Malaysia
BUKU, Fiksi Kondisi: Baru
ISBN: 978-979-461-860-8
Dimensi: 13 x 18,5 cm
Jenis Cover: Softcover
Jenis Kertas: Book Paper
Berat: 280g
Jumlah Halaman: xxviii+302p
Tahun Terbit: 2013
Penerbit: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Antologi Cerpen Indonesia-Malaysia ini menghimpunkan karya penulis serta menampilkan kepelbagaian tema daripada latar belakang yang pelbagai. Perjuangan, jati diri bangsa, kecintaan kepada tanah air, sejarah dan kehidupan manusiawi diangkat dan dicernakan dengan cara yang tersendiri. Setiap penulis memiliki gaya penyampaian yang berbeza untuk berkongsi pengalaman dan sudut pandangan. Semuanya ini akan menjadi perakam sejarah dan zaman. Khalayak pembaca antara kedua-dua Negara boleh mempelajari hal tentang sebuah dunia Nusantara yang dipisahkan oleh sempadan politik, tetapi bahasa dan manusianya masih tetap sama.
Rp 75.000,00Anthology of Short Stories from Indonesia-Malaysia-Singapore
BUKU, Fiksi Anthology of Short Stories from Indonesia- Malaysia-Singapore
Penulis: Azmah Nordin, Djenar Maesa Ayu, Seno Gumira Ajidarma, dkkISBN: 978-979-461-964-3
Dimensi: 13,5x18,5 cm
Jenis Cover: softcover
Jenis Kertas: book paper
Berat: 150 gram
Jumlah Halaman: xxviii+162
Penerbit: Institut Terjemahan & Buku Malaysia, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, and National Arts Council SingaporeThe Indonesia-Malaysia-Singapore anthology, a collection of twelve short stories by writers from Malaysia, Indonesia, and Singapore, indicates that literature connects nations, transcending geopolitical boundaries. For this anthology, writers and compositions that typically represented each nation were selected. Malaysia is represented by Azmah Nordin, S.M Zakir, Sri Diah, and Zakaria Ali; Indonesia is represented by Djenar Maesa Ayu, Oka Rusmini, Seno Gumira Ajidarma, and Sulfixa Ariska; and Singapore is represented by Rama Kannabiran, Suchen Christine Lim, Suratman Markasan, and Wong Meng Voon.Their writings are unique, featuring not only local aspirations but also imparting universal values, Literature aligns quintessential truths, chronicles the inner voice, and emphasises aspirations. In the context of regional ties, literature has great capacity to bind relationships through a mutual understanding of culture and shared values.
Rp 85.000,00
Reviews(0)
There are no reviews yet.