Hanyut – Novel Grafis Vol. 4 – Yoshihiro Tatsumi
Rp 45.000,00
Kondisi: Baru
Format: Soft Cover
ISBN13: 9789792690330
Tanggal Terbit: Juni 2010
Bahasa: Indonesia
Penerbit: Nalar
Dimensi: 140 mm x 200 mm
Perhatiannya pada kelas pekerja di Tokyo membuat kisah-kisah Tatsumi memungkinkan kita melongok ke masa saat Jepang yang masih tradisional bergumul dengan arus deras modernisasi setelah perang dan kebebasan seks yang semakin meluas. — Danny Graydon
Additional information
Weight | 0.3 kg |
---|---|
Dimensions | 14 x 21 x 1 cm |
Virtual – Rob Shields
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya Kondisi: Baru
Cetakan I : September 2011
Ukuran : 14x21cm
Tebal : xx+272 halaman
ISBN : 978-602-8252-67-6Buku ini menelisik asal-usul dan sekian banyak pengertian kontemporer tentang virtual. Virtual merupakan konsep penting yang diperlukan untuk mengelola inovasi dan risiko. Nyata namun tak aktual, ideal namun tidak abstrak. Virtual telah menjadi salah satu prinsip pengaturan-kunci masyarakat kontemporer di wilayah publik dalam hal politik, bisnis, dan konsumsi, serta kehidupan pribadi kita.
Rp 53.000,00Tentang Manusia Indonesia – Toeti Heraty N. Roosseno
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya Kondisi: Baru
ISBN: 978-979-461-972-8
Dimensi: 14,5 x 21 cm
Jenis Cover: Softcover
Jenis Kertas: Book Paper
Berat: 250 gram
Jumlah Halaman: xviii + 256 halaman
Tahun Terbit: 2015
Penerbit: Yayasan Pustaka Obor IndonesiaBuku ini tentu dibayangi oleh ceramah Mochtar Lubis tahun 1977 di Taman Ismail Marzuki (Jakarta) yang telah diterbitkan sebagai buku (OBOR Tahun 2001). Selain itu, buku ini juga terinspirasi oleh buku Indonesia Etc,: Exploring The Improbable Nation yang ditulis oleh Elizabeth Pisani (Granta, 2004).
Rp 85.000,00Setelah Boombox Usai Menyalak – Herry Sutresna
Musik, BUKU, Non-Fiksi Kondisi: Baru
Penerbit: Elevation Books
Rp 100.000,00Lokasi Tidak Ditemukan – Taufiq Rahman
Musik, BUKU, Non-Fiksi Kondisi: Baru
Penerbit: Elevation BooksTidak ada hal yang lebih menyedihkan dibandingkan terlalu mencintai musik pop dan kemudian pergi melakukan ziarah ke tempat-tempat yang pernah menjadi latar bagi perjalanan musik. Lokasi-lokasi itu tentu saja adalah CBCG, Rock and Roll Hall of Fame, Height Ashbury atau Cafe Sin-E tempat Jeff Buckley pernah manggung. Mengunjungi tempat-tempat tersebut menyedihkan karena Anda sudah membiarkan diri Anda menjadi bagian dari sebuah agama sekular yang menuntut Anda untuk juga melakukan ritual ziarah layaknya yang diperintahkan oleh sebuah kepercayaan yang sudah mapan. Ini tragis karena agama, bahkan yang sekular pun, selalu akan meminta pengikutnya untuk taklid dan menjadi jumud. Untuk orang yang selalu mencari dan mencintai hal baru, ketundukan itu begitu menakutkan. Jim Morrison sudah mati hampir 40 tahun yang lalu dan kita masih tetap menziarahi makamnya.Di pertengahan tahun 2007, Taufiq Rahman dikutuk untuk melakukan perziarahan itu, meski bukan secara sengaja. Dia harus tinggal di Amerika Serikat, sebuah bangsa yang tidak memiliki kebudayaan adiluhung selain budaya massa yang telah berhasil dicekokkan ke seluruh benak anak muda di dunia yang pernah sendiri di kamar, mendengarkan REM, sambil kemudian membayangkan berkendara di pedalaman Midwest.Selama dua tahun, Taufiq mengalami mimpi itu dan hanya terbangun ketika tugas berat kuliah harus segera dikerjakan. Dan ketika tugas berat itu bisa ditinggalkan, perjalanan ziarah itu kadang dilanjutkan. Tentu saja dia tidak pernah menemukannya."Taufiq Rahman adalah penulis yang biasa-biasa saja. Yang membedakan adalah independensinya." -Harlan Bin, Musisi Indie Jakarta, Majalah Cobra."Sumbangan buku ini sangat kecil pada dunia tulis-menulis Indonesia." -Philips J. Vermonte, Kepala Departemen Politik dan Hubungan Internasional Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan co-founder jakartabeat.net."Membaca tulisan Taufiq Rahman seperti membaca karya Chuck Klasterman tapi tanpa humor." -The Jakarta Post.
Rp 90.000,00