Angsa Liar – Mori Ogai
Rp 62.000,00
Penerjemah: Ribeka Ota
Penerbit: Moooi Pustaka
Tebal: iv + 156 halaman
ISBN 978-623-90185-0-4
Kondisi: Baru
“Walaupun aku bersikap malu-malu di depan tuanku, sebenarnya aku berani mengatakan apa saja asal aku mau. Tapi, kenapa aku tidak bisa menyapa Pak Okada?”
Otama memperoleh harapan hidup yang baik saat berencana menikah dengan seorang polisi, yang ternyata sudah beristri dan kemudian membuangnya. Ibarat keluar dari mulut buaya dan masuk ke mulut harimau, Otama lepas dari si polisi untuk menjadi gundik seorang rentenir. Satu-satunya kebahagiaan yang ia miliki hanyalah fantasi tentang seorang mahasiswa tampan bernama Okada, yang sering lewat di depan rumahnya, dan tampaknya juga mengagumi Otama dari jauh.
Additional information
Weight | 0.3 kg |
---|---|
Dimensions | 14 x 21 x 1.5 cm |
Add a Review
Be the first to review “Angsa Liar – Mori Ogai” Cancel reply
Mulai Saat Ini Segalanya Akan Berubah – Eliza Vitri Handayani
BUKU, Fiksi Kondisi: Baru
ISBN: 978-979-461-871-4
Dimensi: 13 x 18 cm
Jenis Cover: Softcover
Jenis Kertas: Book Paper
Berat: 100 g
Jumlah Halaman: vi + 133 halaman
Tahun Terbit: 2014
Penerbit: Yayasan Pustaka Obor IndonesiaSeraya demokratisasi mengubah Indonesia pada akhir tahun '90-an, generasi muda kita bertanya: apa makna kebebasan? Seorang laki-laki dan seorang perempuan menginginkan kebebasan untuk jadi diri sendiri, meskipun itu berarti hidup di luar norma-norma masyarakat dan budaya. Terombang-ambing antara tuntutan keluarga dan aspirasi seni sendiri, si laki-laki memutuskan untuk tunduk, sedangkan si perempuan membangun jalannya sendiri. Merentang lima belas tahun dan melesat bolak-balik antara perspektif si laki-laki dan si perempuan, masa kini dan masa lalu, novel ini mencoba membongkar mitos pergaulan yang banyak beredar di kalangan orang muda, terutama di Jakarta, serta menyelusuri apa yang dikorbankan dan dicapai ketika kita tunduk pada pengharapan orang lain dan ketika kita terus menekuni jalan sendiri.
Rp 45.000,00Jalan Tak ada Ujung – Mochtar Lubis
BUKU, Fiksi Kondisi: Baru
ISBN: 978-979-461-106-7
Dimensi: 11x17 cm
Jenis Cover: Softcover
Jenis Kertas: HVS
Berat: 100 gram
Jumlah Halaman: vi+167 halaman
Tahun Terbit: 2010
Penerbit: BUKUOBOR
Jakarta selama bulan-bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, adalah kota yang dicekam ketegangan. Ketegangan antara kelompok pemuda-pemuda pejuang kemerdekaan dengan berbagai kesatuan tentara Jepang yang menunggu-nunggu kedatangan tentara sekutu, karena pemuda-pemuda pejuang kemerdekaan sedang asik mengumpulkan persenjataan dari pasukan-pasukan Jepang, dan juga ketegangan dalam hati seluruh rakyat Indonesia mengenai siapakah yang akan datang pertama dari tentara Sekutu, tentara Inggris, atau Belanda? Itulah "setting" Jalan Tak Ada Ujung ini, yang mengisahkan pejuang-pejuang seperti Hazil, pemusik yang bersemangat berapi-api, Guru Isa yang lembut hati dan tidak suka pada kekerasan, istrinya yang merindukan kasih lelaki. Perlawanan terhadap tentara Belanda yang hendak menjajah Indonesia, kehangatan cinta, semangat berkorbar perjuangan, ketakutan, kejahatan manusia terhadap manusia, penemuan diri di bawah siksaan, dan kemenangan manusia dalam pergaulan dengan dirinya sendiri. Semua ini dapat ditemukan dalam novel ini.
Rp 55.000,00Kota-Kota di Sumatra : Enam Kisah Kewarganegaraan dan Demokrasi – Hikmat Budiman
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya Penulis: Sudiarto, Indriani Widiastuti, Radjimo Sastro Wijono, Muhammad Subhi, Kristina Viri, Firdaus
Editor: Hikmat Budiman
Penerbit: The Interseksi Foundation dan Hivos
Tahun Terbit: 2012
Tebal: 536 halaman
ISBN: 978-979-9999-23-8Kondisi: Old StockBuku ini adalah seri pertama dari rangkaian narasi-narasi kecil yang ditulis setelah para sarjana yang dikirimkan oleh the Interseksi Foundation kembali dari lapangan, dalam program "sarjana Indonesia menulis Indonesia". Dalam jangka panjang Interseksi membayangkan yang akan terbit bukan hanya naskah-naskah yang berpretensi akademis, tapi juga prosa-prosa atau tuturan visual yang mampu menghadirkan kisah-kisah yang lebih punya jiwa dan punya tenaga. Untuk kepentingan pengelolaan program, Interseksi menetapkan pembilahan zona yang sangat sederhana, yakni membagi geografi Indonesia ke dalam 6 (enam) area kerja: Sumatra, Jawa-Madura, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, dan Maluku-Papua. Pada tahap pertama Interseksi memulainya dari beberapa kota kecil di Sumatra,Keenam kota yang menjadi lokasi penelitian ini dipilih berdasarkan pada beberapa patokan sederhana pula: pertama, ia bukan kota besar atau ibukota provinsi; kedua, secara kumulatif keenam kota yang dipilih harus merupakan kombinasi antara kota yang sekaligus mewakili bentuk administratif pemerintahan dan kota dalam pengertian kawasan urban yang kebetulan menjadi ibukota sebuah kabupaten; ketiga, ukuran fisik kota adalah justru yang secara tepat tergambarkan dalam istilah yang sekarang sudah tidak dipakai lagi, yakni kotamadya, yang berarti kota berukuran menengah.Secara umum tema yang didiskusikan semua tulisan dalam buku ini adalah tentang dinamik kehidupan kolektif warga di masing-masing kota selama era demokratisasi dan otonomi daerah setelah kita lepas dari belenggu otoritarianisme. Terminologi yang digunakan adalah kewarganegaraan (citizenship), tapi ia tidak hanya dipahami dalam pengertian kewarganegaraan formal, dan bukan pula soal administrasi kependudukan belaka, melainkan lebih pada persoalan bagaimana kelompok-kelompok sosial yang ada pada satu konteks spasial tertentu secara bersama-sama mengembangkan dan memelihara kehidupan kolektif di dalam sebuah ruang yang mau atau tidak mau harus dibagi (shared space) antar-sesama warga di luar puak, nagari, agama, dan etnisnya masing-masing.
Rp 130.000,00Lokasi Tidak Ditemukan – Taufiq Rahman
BUKU, Musik, Non-Fiksi Kondisi: Baru
Penerbit: Elevation BooksTidak ada hal yang lebih menyedihkan dibandingkan terlalu mencintai musik pop dan kemudian pergi melakukan ziarah ke tempat-tempat yang pernah menjadi latar bagi perjalanan musik. Lokasi-lokasi itu tentu saja adalah CBCG, Rock and Roll Hall of Fame, Height Ashbury atau Cafe Sin-E tempat Jeff Buckley pernah manggung. Mengunjungi tempat-tempat tersebut menyedihkan karena Anda sudah membiarkan diri Anda menjadi bagian dari sebuah agama sekular yang menuntut Anda untuk juga melakukan ritual ziarah layaknya yang diperintahkan oleh sebuah kepercayaan yang sudah mapan. Ini tragis karena agama, bahkan yang sekular pun, selalu akan meminta pengikutnya untuk taklid dan menjadi jumud. Untuk orang yang selalu mencari dan mencintai hal baru, ketundukan itu begitu menakutkan. Jim Morrison sudah mati hampir 40 tahun yang lalu dan kita masih tetap menziarahi makamnya.Di pertengahan tahun 2007, Taufiq Rahman dikutuk untuk melakukan perziarahan itu, meski bukan secara sengaja. Dia harus tinggal di Amerika Serikat, sebuah bangsa yang tidak memiliki kebudayaan adiluhung selain budaya massa yang telah berhasil dicekokkan ke seluruh benak anak muda di dunia yang pernah sendiri di kamar, mendengarkan REM, sambil kemudian membayangkan berkendara di pedalaman Midwest.Selama dua tahun, Taufiq mengalami mimpi itu dan hanya terbangun ketika tugas berat kuliah harus segera dikerjakan. Dan ketika tugas berat itu bisa ditinggalkan, perjalanan ziarah itu kadang dilanjutkan. Tentu saja dia tidak pernah menemukannya."Taufiq Rahman adalah penulis yang biasa-biasa saja. Yang membedakan adalah independensinya." -Harlan Bin, Musisi Indie Jakarta, Majalah Cobra."Sumbangan buku ini sangat kecil pada dunia tulis-menulis Indonesia." -Philips J. Vermonte, Kepala Departemen Politik dan Hubungan Internasional Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan co-founder jakartabeat.net."Membaca tulisan Taufiq Rahman seperti membaca karya Chuck Klasterman tapi tanpa humor." -The Jakarta Post.
Rp 90.000,00
Reviews(0)
There are no reviews yet.