Please select a page for the Contact Slideout in Theme Options > Header Options

/staff picks:/ Kisah Para Penyayang Kucing

/staff picks:/ Kisah Para Penyayang Kucing
27/09/2018 admin

Jika di salah satu puisinya Cyntha Hariadi menulis “..anakku melahirkanku/ sebagai seorang ibu..”, maka kakek dan nenek dalam buku Seribu Kucing untuk Kakek tidak terlahir sebagai kakek dan nenek karena anak mereka melahirkan cucu. Mereka tidak punya anak maupun cucu, mereka menjadi Kakek dan Nenek semata-mata karena lanjut usia.

Suatu hari, Kakek dapat ide memelihara anak kucing untuk melipur kesepian di hati mereka. Nenek langsung setuju! Saat berangkat ke pasar, tujuan Nenek tak cuma belanja, tapi juga mencari anak kucing. Menemukan anak kucing mestinya gampang karena kucing relatif cepat beranak pinak. Tapi hari itu tak satu pun anak kucing yang menunjukkan ekornya. Bagaimana Kakek dan Nenek menyalurkan dorongan menyayangi?

Buku Seribu Kucing untuk Kakek (Penerbit Noura, 2017; pertama kali diterbitkan Djambatan pada 1974) ditulis dan digambar Suyadi, yang mungkin lebih dikenal sebagai Pak Raden. Suyadi adalah pencipta serial sandiwara boneka, Si Unyil, yang tayang pertama di TVRI pada 1981-1993. Konon demi menghidupkan Unyil agar tak sekadar tiga dimensi, Suyadi membuat delapan wajah Unyil dengan mimik berbeda. Unyil dkk. tinggal di Desa Sukamaju, yang setnya dibangun sungguh-sungguh sehingga penonton terbawa ke dunia kecil Unyil. Saking populernya Unyil, dia beberapa kali kembali ke layar kaca. Si Unyil juga mempopulerkan tokoh yang masih bisa dicintai meski bersifat jelek: Pak Ogah dan Pak Raden. Karakter Pak Raden yang sudah hidup melewati penjajahan Belanda digambarkan pelit, pemarah, dan tak suka gotong royong (selalu menolak ajakan kerja bakti atas alasan encok).

Meski kemarahan Pak Raden senantiasa bisa diredam oleh Bu Raden, di luar layar kaca tak pernah ada Bu Raden. Menggambar dan bercerita adalah panggilan hati Suyadi. Ia mengawali karir sebagai ilustrator, lalu pelukis, kemudian belajar animasi dan bekerja sebagai tenaga pembuat animasi di Prancis. Suyadi kerap mendongeng kepada anak-anak sambil menggambar di papan tulis. Hingga menjelang akhir hayatnya, dia setiap hari menggambar ditemani kucing-kucing yang dipeliharanya.

Tanggal lahir Suyadi, 28 November, kini diperingati sebagai Hari Dongeng Nasional.

[Andika Budiman]

>> Buku Seribu Kucing untuk Kakek (Suyadi, Noura Books, 2017) bisa didapatkan di Kineruku.

Comments (0)

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Subscribe