-
Kelola Seni: Lukisan, Wayang, Film, hingga Jazz
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenyunting: Mikke Susanto Penerbit: Ombak Tahun Terbit: 2018 Tebal: x + 137 halaman ISBN: 978-602-258-481-7 Kondisi: Baru Buku ini bukan saja sebagai kajian teori dan praktik kelola seni semata, tetapi juga sebagai “berita” tentang tren pemikiran pengelolaan seni. Berguna dan sangat direkomendasikan bagi para mahasiswa, pegiat, pencinta, dan masyarakat yang berada di bidang seni (budaya), sosial, manajemen, komunikasi, dan permuseuman. Inilah buku yang mengupas berbagai dinamika pengerjaan di balik kegiatan seni berupa pameran, pergelaran, pelestarian, festival, dan penilaian benda seni. * Daftar Isi: RANAH TEORITIS - Kesadaran Sebagai Subyek - M. Dwi Marianto - Pengelolaan Seni (Pertunjukan) dan Penguatan Makna Seni - Sumaryono - Manajemen Seni Pertunjukan Masa Kini - Kasidi Hadipriyatno - Penetapan Harga Lukisan: Sebuah Kajian Teoritis - Mikke Susanto, Lono L. Simatupang, dan Timbul Haryono RANAH EMPIRIS - Festival Kesenian Yogyakarta: Pengalaman dan Usulan Pengelolaan - Timbul Raharjo - Festivalisasi "Jazz" di Indonesia, dari Panggung menuju Peristiwa - Citra Aryandari - Fotografi Suherry Arno: Penciptaan, Manajemen, dan Diseminasi Praktik Seni Fotografi dalam Pameran "Melampaui Fotografi" - Irwandi - Pelestarian dan Pengembangan Wayang Beber Gelaran Wonosari Yogyakarta - Indiria Maharsi - SITI: Ketika Film Indie Bertarung di Pasar Mainstream - Arinta Agustina HamidRp 60.000,00 -
Sejarah Kopi Mandailing – Budi Agustono, Junaidi, Kiki Maulana Affandi
BUKU, Kuliner, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Ombak Tahun Terbit: 2019 Tebal: 133 halaman ISBN: 978-602-258-546-5 Kondisi: Baru Buku ini berusaha untuk menelusuri sejarah komoditi Kopi Mandailing yang ditanam di wilayah Tapanuli. Wilayah Tapanuli yang dimaksud di sini adalah tempat berdiam penduduk beretnik Mandailing dan Angkola. Kopi Mandailing adalah suatu brand atau merk dagang yang dipakai untuk kopi yang berasal dari daerah Mandailing. Namun, sejak masa lalu banyak daerah-daerah lain di Tapanuli yang memakai merk ini untuk mendulang harga yang tinggi. Kepopuleran Kopi Mandailing sudah sejak masa kolonial Belanda. Pada masa puncak kejayaannya telah menghasilkan lebih dari 5.500.000 pohon kopi. Ini merupakan hasil pencapaian produksi yang luar biasa pada masa itu. Perkembangan produksi Kopi Mandailing ini ternyata juga memiliki dampak terhadap wilayah dan penduduk Tapanuli. Beberapa dampak tersebut di antaranya adalah persoalan infrastruktur, pendidikan, dan layanan kesehatan.Rp 50.000,00 -
Arus Balik: Memori Rempah dan Bahari Nusantara, Kolonialisme, dan Poskolonialisme
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaEditor: Dorothea Rosa Herliany, Imam Muhtarom, Seno Joko Suyono, Wicaksono Adi, Yoke Darmawan Penerbit: Ombak Tahun Terbit: 2014 Tebal: 328 halaman ISBN: 978-602-258-245-8 Kondisi: Baru Dalam sejarah maupun arkeologi laut, maritim di wilayah Nusantara dalam rentang yang panjang banyak memberikan sumbangan bagi perkembangan peradaban Nusantara. Maritim dalam pengertian waktu itu menjadi bagian yang terpisahkan dari kelangsungan kerajaan maupun kelompok yang lebih kecil di mana saja. Segala aktivitas yang menyangkut interaksi yang luas apakah itu sebuah misi politik, ekonomi, budaya, tidak bisa dilepaskan dari maritim. Pada akhir-akhir ini dengan adanya kesadaran menguatnya betapa pentingnya maritim bagi bangsa ini, kehadiran buku berjudul Arus Balik: Memori Rempah dan Bahari Nusantara, Kolonialisme, dan Poskolonialisme untuk publik luas, sedikit-banyak akan memberi sumbangan yang berharga. Isi buku ini merentang dari masa silam ketika peradaban maritim menjadi bagian yang tak terpisah dari peradaban hingga masa-masa redupnya di bawah kendali para kolonialis. Proses kolonialisme ini tidak sebatas masa fisik di bawah todongan senjata, tetapi menjelma dalam bentuk kontemporer berupa penguasaan modal dan alat-alat produksi di bidang kelautan. Akses ke laut sebatas mereka yang berkuasa dalam pengertian politik, modal, dan teknologi, sementara rakyat jelata yang kehidupannya semenjak nenek moyangnya hidup bersama laut, tidak memiliki akses tersebut.Rp 70.000,00 -
Fals: Nyanyian di Tengah Kegelapan – Mokoo Awee
Biografi, BUKU, Musik, Non-FiksiPenerbit: Ombak Tahun Terbit: 2005 Tebal: 499 halaman ISBN : 978-602-258-426-1 Kondisi: Baru .. ketika semua orang bersuara dan berteriak tidak ada seorangpun dapat disebut sebagai pemberani namun saat semua diam dan ada yang berbisik... dialah pemberani sejati .. [sawung jabo] -
Sinema Horor Kontemporer Indonesia – Anton Sutandio
Film, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Ombak Tahun Terbit: 2016 Tebal: 142 halaman ISBN: 978-602-258-368-4 Kondisi: Baru Dalam dunia akademis Indonesia, tidak banyak buku teks yang berbicara mengenai perfilman Indonesia, terlebih dalam genre horor. Oleh sebab itu, buku ini diharapkan dapat memperkaya keragaman buku-buku akademik mengenai industri film Indonesia yang semakin hari semakin berkembang. Dalam kaitannya dengan sejarah, terutama trauma sejarah Indonesia, buku ini mencoba untuk mengeksplorasi fungsi alegoris sinema horor kontemporer Indonesia yang merepresentasikan kekhawatiran dan ketakutan akan trauma sejarah yang belum tersembuhkan. Menjamurnya produksi film horor di Indonesia pada awal abad ke-21 bukanlah suatu kebetulan. Hal itu menyiratkan adanya kebutuhan untuk mengatasi berbagai bentuk kekerasan politik dan sosial yang belum terselesaikan.Rp 50.000,00 -
Cendana dan Dinamika Masyarakat Nusa Tenggara Timur – Munandjar Widiyatmika
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Ombak Tahun Terbit: 2014 Tebal: 179 halaman ISBN: 978-602-258-135-4 Kondisi: Baru Cendana sebagai tumbuhan semi parasit yang secara alamiah tumbuh di lingkungan tanah berformasi batu karang dan iklim yang kering, merupakan tumbuhan asli Nusa Tenggara Timur. Karena kegunaan kayu cendana sebagai bahan perabotan mewah, bahan kosmetik, obat-obatan dan benda upacara, sejak masa sekitar awal abad Masehi telah ramai diperdagangkan dalam pasaran dunia. Cendana dan perdagangan cendana menimbulkan kontak budaya antara pendatang dengan penduduk lokal. Kontak dengan para pendatang yang semula hanya sebagai pedagang dan pelaut dalam perkembangan kemudian juga menjadi ajang persaingan dagang kekuasaan dan agama. Lebih-lebih setelah kedatangan bangsa Barat terutama Portugis dan Belanda di Nusa Tenggara Timur persaingan dagang, politik dan agama semakin sengit. Berbagai kelompok etnis di Nusa Tenggara Timur tidak bisa menghindarkan diri dari kancah persaingan ini. Agar mereka mampu mempertahankan hidupnya harus mampu menyesuaikan diri secara dinamis dari berbagai pengaruh yang datang dari waktu ke waktu sepanjang perjalanan sejarah perdagangan cendana. Perdagangan cendana sebagai suatu proses berlangsung dalam suatu struktur kemasyarakatan dan proses itu menghasilkan pola-pola struktur dalam kehidupan masyarakat. Dengan kata lain proses itu menghasilkan dinamika masyarakat dan memberi corak berbagai struktur dalam kehidupan masyarakat Nusa Tenggara Timur. Dari hasil perdagangan memberikan berbagai pengetahuan, peralatan dan keterampilan baru, yang dalam proses pemanfaatannya menumbuhkan berbagai warna dan nilai baru dalam berbagai unsur kehidupan sosial budaya yang terikat dengan berbagai norma dalam struktur kehidupan. Akumulasi proses dalam jangka panjang telah terjadi berbagai dinamika dalam: bahasa, kesenian, upacara dalam rangka kepercayaan menyangkut daur hidup, dan pola kehidupan sehari-hari seperti peralatan rumah tangga, pakain, perhiasan, senjata, cara bertani, cara berperang, menenun terikat dengan norma-norma tertentu. Bahkan akhirnya juga menjadi dorong dan daya tarik masuk dan berkembangnya agama baru yakni agama Katolik, Kristen Protestan dan pendidikan dengan pola sebaran yang berbeda di Nusa Tenggara Timur. Oleh karena itu tidaklah berlebihan apabila cendana tidak saja merupakan tumbuhan khas tetapi juga sebagai salah satu unsur utama yang memberikan identitas dinamika masyarakat Nusa Tenggara Timur seperti yang sekarang. Itulah sebabnya satu- satunya universitas negeri di Kupang mengambil nama Nusa Cendana, dengan harapan dapat menebarkan keharuman menjadi pemberi identitas dan dinamika baru di masa depan bagi daerah dan masyarakat Nusa Tenggara Timur.Rp 50.000,00 -
Penunggu Makam – Beni R. Budiman
BUKU, PuisiPenerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2003 Tebal: 88 halaman ISBN 979-419-302-X Kondisi: Baru KORSEL Bumi seperti tinggal sebesar korsel Berputar di sebuah pesta pasar malam Bergelombang di tengah tanah lapang Dan kaki lima melingkar seperti ular Seperti gasing korsel pun mendesing Dan kami menumpang dengan bimbang Histeris di antara tawa dan tangis Ketika pesta pasar usai kami bercerai Saling sendiri tak membuat janji lagi Dan korsel hanya menyisakan bekas kaki Meninggalkan tegalan bau bubur lumpur Pada padang lumpur dan ilalang tumpur Pandang mata kabur dan hati bertempur (1998)Rp 27.500,00 -
The Jadugar: 15 Tahun Mengobrak-Abrik Video Musik Indonesia
BUKU, Musik, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit: 2020 Tebal: 280 halaman ISBN: 978-602-06-3528-6 Kondisi: Baru The Jadugar adalah kolektif video duo yang dimotori oleh Henry “Betmen” Foundation dan Anggun Priambodo. Keduanya telah melahirkan beragam video klip yang mewakili berbagai macam musisi Indonesia, dengan estetika yang setia kepada karakter musiknya, plus pendekatan yang selalu eksploratif dan eksentrik untuk karya video musik yang unik. * “Gue berani bilang bahwa karya The Jadugar itu levelnya setara dengan video klip Michel Gondry atau Mark Romanek.” - Eka Annash “Sekarang akses kamera lebih mudah, dan video dibuat oleh semua orang. Tapi, point of view ini pernah lahir dari karya The Jadugar.” - Sidi Saleh “Paradoks terbesar tentang The Jadugar adalah bahwa ternyata mereka pernah menjadi mercenaries, hired guns, tentara bayaran yang dikontrak untuk membuat video klip untuk band-band arus utama seperti Peterpan, Slank, Tipe-X, dan bahkan Nidji.” - Taufiq Rahman “Buat gue, omong kosong kalau dibilang mereka punya karya yang konseptual. Tidak ada hal seperti itu. The Jadugar itu kosong, tidak ada karya mereka yang menyembunyikan kegalauan; hal-hal seperti itu tidak ada.” - Oomleo “Yang sebetulnya lebih menarik untuk dibicarakan adalah apa yang mungkin dibikin selanjutnya. Ketika suasana sudah sama sekali berbeda; ketika ajaib-ajaib dahulu diperpanjang masa berlakunya hingga jadi hal biasa di sekitar kita.” - Bin Harlan Boer “Sutradara Anggun Priambodo bikin surprise untuk band, dengan tiba-tiba teman-teman Pure Saturday yang berada di Jakarta dan juga Pure People Jakarta dan Bandung hadir dan merekam mereka pakai kamera yang dipinjamkan atau kamera video sendiri.” - Arian Arifin “Di The Jadugar, yang saya amati dari karya keduanya adalah karakternya yang lumayan berbeda. Mereka berani bermain di luar konsep keren yang telah ada.” - Cholil MahmudRp 135.000,00 -
Kalangkang Japati – Aam Amilia
BUKU, Fiksi, Sastra SundaPenerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2019 Tebal: 168 halaman ISBN: 978-623-221-301-2 Kondisi: Baru Kalangkang Japati karangan Aam Amilia téh nyaritakeun lalakon Anggina nu sapopoe gawé di event organizer, ngarangkep pangurus Asrama Pahatu lalis nu diadegkeun ku akina di Kota Kembang. Hiji mangsa, manéhna nandangan pitenah ti salah saurang pamajikan donatur. Pajar téh cenah "Tong so sosial! Berkedok sosial, padahal awéwé tukang morot duit salaki batur." Tangtu pohara matak jangheut kana haténa. Pikeun ngabangbrangkeun kapeurih tina éta pitenah, Anggina nyorang nagri Walanda. Sajeroning kitu, weléh mikiran saha donatur nu ngalantarankeun pitenah ka manéhna. Naha Langga, pangusaha jugala nu kungsi neundeun haté ka Anggina? Jéy, nu kungsi tepung basa mimitran di Paguyuban Nonoman Sunda? Atawa boa saha...?Rp 50.000,00 -
Kandaga Serat Rucita: Fiksimini Petingan pikeun Ékranisasi
BUKU, Fiksi, Sastra SundaPenerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2018 Tebal: 112 halaman ISBN: 978-979-419-501 Kondisi: Baru "Fiksimini, kamonésan anyar dina sastra Sunda. Pon kitu, najan kasebutna anyar, tapi ku ayana tarékah ti para kréatorna mah, bisa waé terus sina ngambah kana widang seni lianna, upamana filem. Kawas sajumlahing fikmin dina ieu buku, apan ngahaja meunang milihan, ajangkeuneun sing saha waé nu hayang nyieun film pondok bahan caritana tina fiksimini. Gabungan dua widang garapan anu mudah-mudahan bisa terus dalit." - Tatang SumarsonoRp 45.000,00 -
Mahasiswa, Nasionalisme & Penjara: Perhimpunan Indonesia 1923-1928 (Dwibahasa: Indonesia dan Inggris) – John Ingleson
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Komunitas Bambu Tahun Terbit: 2018 Tebal: 284 halaman ISBN: 978-602-9402-93-3 Kondisi: Baru “Buku Perhimpunan Indonesia memberi penjelasan yang lengkap mengenai aktivitas organisasi Perhimpunan Indonesia di masa puncaknya. Penelitian mendalam yang dilakukan oleh Ingleson dengan mendasarkan argumen-argumennya pada koleksi arsip-arsip berharga yang ditambah dengan sejumlah wawancara dengan pihak- pihak terkait dengan itu menghasilkan studi yang jelas dan mendalam atas organisasi tersebut.” - Akira Nagazumi, sejarawan dan penulis buku The Dawn of Indonesian Nationalism: The early years of the Budi Utomo, 1908-1918 (Tokyo, Institute of Developing Economies, 1972). “Lebih dari seperempat abad, buku ini telah menjadi acuan utama yang penting dalam kuliah-kuliah sejarah yang menyangkut topik gerakan nasionalisme sekuler dan non-kooperatif di Indonesia. Penerbitan kembali buku ini dalam format dwibahasa, telah lama dinanti-nanti. Aktivitas Politik Perhimpunan Indonesia menunjukkan bukti bahwa benih-benih kesadaran politik telah lama bersemai di kalangan pelajar Indonesia. Karenanya, untuk diskusi-diskusi mengenai gerakan mahasiswa, diaspora maupun ide-ide modernisasi politik dan pemenjaraan aktivisnya, kalangan intelektual Indonesia selalu menggunakan karya ini sebagai sebuah rujukan,” - Iskandar P. Nugraha, sejarawan dan penulis buku Teosofi, Nasionalisme dan Elite Modern Indonesia (Depok, Komunitas Bambu, 2011). * “Perhimpunan Indonesia provides a thorough explanation of the activities of this organisation during it’s peak. Ingleson’s depth of research of important archival documents and materials along with detailed interviews of many people related to the organisation has resulted in an authoritative study.” - Akira Nagazumi, the author of The Dawn of Indonesian Nationalism: The early years of the Budi Utomo, 1908-1918 (Tokyo, Institute of Developing Economies,1972). "For more than a quarter of a century, this book has been regarded as an essential source for history lecturers covering the topic of secular and non-cooperative movements in Indonesia. This new edition in bilingual format is both timely and relevant. Ingleson is often referenced by Indonesian intellectuals in discussions on student movements, political imprisonment, nationalism, Indonesian diaspora and ideas of the modernization of Indonesia. The activities of ‘Perhimpunan Indonesia’ are evidence that the youth of Indonesia were and remain politically aware.” - Iskandar P. Nugraha, the author of Teosofi, Nasionalisme dan Elite Modern Indonesia/Theosophy, Nationalism &Modern Elite in Indonesia (Depok, Komunitas Bambu, 2011).Rp 120.000,00 -
Gema Tanah Air : Prosa dan Puisi
BUKU, Fiksi, PuisiPenulis: Marlupi, Anas Ma'ruf, M.S. Ashar, Laurens Koster Bohang, Maria Amin, Abdulgani Abdullah Katili, Aoh Kartahadimadja, Amal Hamzah, Boejoeng Saleh Poeradisastra, Usmar Ismail, Rosihan Anwar, Nusjamsu, Darmawidjaja, Zuber Usman, Matu Mona, Bakri Siregar, Bahrum Rangkuti, Subardjo, Rusman Sutiasumarga, Purwa Atmadja, Mahatmanto, Anggraito, Suwandi Tjitrowasito, Dullah, Nasjah, Pramoedya Ananta Toer, Supii Wishnukuntjahja, Walujati, Trisno Sumardjo, Utuy Tatang Sontani, Mas Saleh Sastrawinata, M. Taslim Ali, Achdiat Karta Mihardja, Chairil Anwar, Nugroho, M.A. Djoehana, Idrus, Samiati Alisyahbana, S. Rukiah, Dodong Djiwapradja, Rijono Pratikto, M. Balfas, M.D. Asien, Rivai Apin, Darius Marpaung, Kasim Mansur, Asrul Sani, Harijadi S. Hartowardodjo, Siti Nuraini, Toto Sudarto Bachtiar, Abas Kartadinata, Kamal Mahmud, Muhammad Ali, P. Sengodjo, Sakti Alamsjah, Sarosi, Mochtar Lubis, A. Radjab Penerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2013 (Pertama kali diterbitkan pada 1948) Tebal: 752 halaman ISBN: 978-979-419-391-4 Kondisi: Baru Bunga rampai ini terjadi dari kumpulan hasil-hasil kesusastraan yang dikutip selama semenjak kedatangan Jepang di Indonesia tahun 1942 hingga tahun 1948. Majalah dan surat kabar yang dipergunakan ialah: Pandji Pestaka, Djawa Baru, Asia Raja, Keboedajaan Timoer, Pantja Raja, Pembangoenan, Pembaruan, Nusantara, Arena, Seniman, Wartawan, Gelombang Zaman, Siasat, Gema Suasana, Mimbar Indonesia, dll. Tiga tahun pendudukan Jepang merupakan masa perubahan dalam corak kesusastraan Indonesia. Oleh perkenalan dengan kejadian-kejadian yang hebat dan juga oleh larangan sensor Jepang, kesentimentilan yang dianggap melemahkan semangat dilempar ke keranjang sampah. Kesengsaraan dan penderitaan yang sudah dialami dan perkenalan lebih dekat dengan maut sesudah proklamasi Indonesia Merdeka, memberi isi kepada banyak pengertian-pengertian tentang hidup dan mati yang tadinya hanya perkataan belaka. Angkatan sesudah perang telah mengalami sendiri kepahitan hidup dan tidak hanya melihat dari kesamaran pandangan seorang jejaka yang didendang lagu asmara. Beda dengan angkatan Pujangga Baru, pada angkatan sesudah perang telah berkurang retorika. Dalam mengutamakan isi, kadang-kadang dilalaikan anasir-anasir bunyi dan ritme yang pada Pujangga Baru menjadi anasir yang terpenting. Ulangan-ulangan perkataan dan kalimat yang banyak bersua pada Pujangga Baru sebisa-bisanya disingkirkan, untuk mendapatkan kepaduan bahasa dan pikiran. Dan yang sangat pula diutamakan adalah keaslian cara pengucapan jiwa dalam perbandingan-perbandingan, perkataan-perkataan, dan kombinasi-kombinasi perkataan, suatu hal yang oleh Pujangga baru tidak begitu dipentingkan, sehingga timbul kesan pengambilan yang satu dari yang lain. Dengan masuknya perkataan-perkataan yang langsung mengenai isi, keras dan kasar, kesusasteran bukan lagi semata-mata "bahasa nan indah" dalam pengertian yang lama.Rp 226.000,00 -
Keretas Bodas: Antologi Carita Pondok Katilu Panglawungan 13 – Éditor: Aam Amilia
BUKU, Fiksi, Sastra SundaPenerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2019 Tebal: 168 halaman Bahasa: Sunda ISBN: 978-623-221-286-2 Kondisi: Baru "Haté Kardun tagiwur. Ketug jantungna karasaeun ngerepan. Lalaki nu ngulampreng di luareun imahna dipencrong tina hordéng nu dipéléngékeun saeutik. Moal salah pasti ieu nu duaan téh néangan aing, ceuk haténa. Teu wanieun betus, inggis kadéngéeun ku nu keur ngulampreng di luar. Nu diaan beuki disidik-sidik. Nu saurang mah make jékét kulit hideung, buukna cepak. Saurang deui make jékét parasit héjo, dikuplung hideung buukna katémbong panjang sataktak. Dedeganana garagah, jangkung badag. Matak gimir nu nénjo." ("Beurang téh Angger Bayeungyang", Dian Wulan)Rp 50.000,00 -
[Issue 01] Musik Jakarta – Felix Dass dan John Navid
BUKU, Musik, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaMusik Jakarta vol 01 features talks with: Kukuh Rizal Arfianto, Shunsuke Izumimoto. Samson Pho, Soleh Solihun, Adinda Simandjuntak, Kendra Ahimsa, Merdi Leonardo, Ramengvrl Penerbit: Binatang Press! Tahun Terbit: 2019 Spesifikasi: 4 Colored Risograph print, Printed on Munken Pure 130 gsm, 74 Halaman Bahasa: Indonesia ISBN: 978-602-50951-7-7 Kondisi: Baru Jakarta’s huge contribution in defining Indonesia’s popular culture offers opportunities to make the right connections. But connecting with the city’s independent music scene is to understand its smallest, previously unseen and undocumented details. Never to take small things for granted, Felix Dass has been documenting the scene all these years. This time, he brings John Navid on board as photographer, in hopes to deliver the bigger picture – the vibrant and colorful stories of Jakarta’s sidestream music. This journal is a story of Jakarta’s beginning journey to self-rediscovery. Felix Dass will share his efforts to deliver and reintroduce Jakarta’s independent music scene to the public. In a sprawling capital of the biggest, developing country in South East Asia, how can he help his beloved independent music scene navigate its future?Rp 155.000,00 -
Surat Cinta Enday Rasidin: Kumpulan Sajak 1954-1959 – Ajip Rosidi
BUKU, PuisiPenerbit; Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2002 Tebal: 64 halaman ISBN 979-419-268-6 Kondisi: Baru BEGINI AKU SEKARANG Begini aku sekarang: pendiam dan murung Merenung gunung berselubung mendung Makin mengerti tentang ajaib tali jiwa Antara kita Begini aku sekarang: pendiam dan murung Kian jauh saja dari keriahan kota Dan makin mengerti akan arti cinta Yang tak diterjemahkan dalam kata Karena kata hanya basa Tak mendekung sepenuh rasa Karena kata hanya antara Dua jiwa belum satu Karena kata hanya kata Yang lain-lain kandungan arti 1959Rp 23.000,00 -
Pelesir ka Basisir – Risnawati
BUKU, Fiksi, Sastra SundaPenerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2020 Tebal: 112 halaman Bahasa: Sunda ISBN: 978-623-221-563-4 Kondisi: Baru Pelesir ka Basisir nyaritakeun lalampahan Zahra jeung Ghifa, dua sadulur nu sapopoé hirup di kota. Hiji mangsa dina usum peré sakola, maranéhna diajak pelesir ka lembur ninina di pasisian Jampang Kulon bareng jeung dulur-dulur séjénna. Réa pangalaman anyar nu kasorang, ti mimiti eundeuk-endeukan, ngebak di leuwi, meuntas rawayan, nepi ka ningali peny langka ngendog di basisir. Ngan aya kahariwang waktu di hiji imah manggihan réa penyu jeung endogna. Boa meunang maling, kudu dilaporkeun kitu?Rp 35.000,00 -
Sang Komponis: Nano S. 60 Tahun – Hawe Setiawan
Biografi, BUKU, Musik, Non-FiksiPenerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2004 Tebal: 190 halaman ISBN: 979-419-325-9 Kondisi: Baru Buku ini menyajikan kumpulan tulisan dari sejumlah tokoh mengenai sosok dan karya komponis Nano S. Disajikan pula daftar karya Nano di bidang karawitan Sunda selama ini. Inilah persembahan untuk seniman karawitan Sunda peraih Hadiah Akademi Jakarta 2003 dalam peringatan ulang tahunnya yang ke-60. * "Di Jepang sebelum Nano menjadi fellow The Japan Foundation, dapat dikatakan tidak ada orang Jepang yang memperhatikan, apalagi berminat untuk mempelajari, karawitan Sunda. Berkat upaya Nano, di Tokyo berdiri perkumpulan tempat belajar memainkan gamelan degung. Mereka kemudian mendirikan perkumpulan yang berupaya membeli seperangkat gamelan degung, serta mengadakan latihan secara reguler." - Ajip Rosidi "Pak Nano mempunyai perasaan yang sangat kaya, perasaan terhadap hal yang baru ditemui, perasaan senang, perasaan sedih, perasaan bangga, perasaan cinta pada orang lain, pada alam, pada kehidupan, pada daerah, dsb. Dengan perasaan seperti itu, dia telah menciptakan banyak karya unik yang telah diketahui oleh banyak orang. Begitu juga di Jepang, dia menciptakan sejumlah lagu seperti 'Densya-no-uta', 'Katakana Hiragana-uta', dll." - Madoka Fukuoka "Sebagai seorang seniman, dengan visi musikalnya ia mampu menguasai genre kerakyatan, yang tidak secara tegas memisah-misahkan seni tari, musik dan vokal. Kesenian Nano S. mampu menyentuh berbagai unsur yang diperlukan bagi terciptanya sebuah panggung kerakyatan yang ciri umumnya adalah spontan, humoris egalitarian dan mampu menembus batas antara penonton dan pemain." - Sardono W. KusumoRp 57.000,00 -
Ular dan Kabut – Ajip Rosidi
BUKU, PuisiPenerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 1993 Tebal: 71 halaman ISBN: 979-419-032-2 Kondisi: New Old Stock Tahun 1970 Ajip Rosidi mendapat kesempatan untuk menghadiri kongres PEN Club (organisasi penyair, penulis esai, drama dan roman) Asia di Taipeh, Taiwan, dan Kongres PEN Internasional ke-37 di Seoul, Korea. tahun 1971 ia mempelajari masalah yang menyangkut perekaman folklor di Malaysia, Tahun 1972 ia mengikuti Festival Penyair Internasional di Rotterdam, negri Belanda. Tahun itu juga ia menjadi tamu pemerintah Amerika Serikat dan Jerman Barat. Sajak-sajak yang dimuat dalam kumpulan ini kebanyakan ditulisnya selama atau tentang perjalanan-perjalanan tersebut.Rp 23.500,00 -
Di Tengah Keluarga – Ajip Rosidi
Biografi, BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2003 (Pertama kali terbit pada 1956) Tebal: 140 halaman ISBN 979-419-315-1 Kondisi: Baru Keadaan manusia dalam hidup sehari-hari, dengan suka dan dukanya, mendapatkan pelukisan yang realistis dalam Di Tengah Keluarga. Inilah sepilihan cerita pendek karya Ajip Rosidi dari dasawarsa 1950-an, yang dituangkan dalam dua bagian, Ajip sepertinya menimba bahan-bahan perkisahannya dari telaga pengalaman pribadi. Pengalaman itu diangkat ke tempat yang lebih tinggi, juga direfleksikan melalui cermin kesadaran, sehingga dapat bersentuhan dengan sebanyak mungkin pribadi lain. Sejak pertama kali terbit pada 1956, buku ini telah mendapatkan sambutan yang baik dari kalangan sasterawan dan kritikus sastera, juga telah menjadi salah satu bagian dari sejarah sastera Indonesia.Rp 35.000,00 -
Sensor Kontemporer – M. Sudama Dipawikarta
BUKU, Film, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2019 Tebal: 158 halaman ISBN: 978-623-221-320-3 Kondisi: Baru Film yang sudah diluluskan Lembaga Sensor Film (LSF) seringkali menuai kontroversi. Sebagian sineas berharap LSF tidak terlalu ketat dalam menyensor film, tetapi sineas lainnya mengingatkan LSF untuk lebih selektif dalam meloloskan film demi terjaganya kepuasan penonton. Begitu juga sebagian masyarakat meminta LSF menyensor seketat-ketatnya, bahkan tidak perlu meloloskan film yang menurut pandangan mereka tidak bermutu. Tetapi, tidak sedikit masyarakat yang memaki-maki LSF akibat adegan film yang hilang direvisi. Mereka berharap LSF menyensor lebih longgar, agar tidak mengganggu kenikmatan menonton film. Di sisi lain, peranti digital yang semakin melimpah dapat memudahkan masyarakat untuk menonton apapun tanpa melalui LSF. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi semua pihak agar dapat memilih dan menghadirkan tontonan yang baik. Sensor Kontemporer merupakan kumpulan tulisan seputar sensor film di Indonesia. Konsep penyensoran selalu mengikuti perkembangan zaman, buku ini dapat mengupas bagian-bagian terpenting dari perkembangan tersebut.Rp 50.000,00 -
Salim: Pelukis Indonesia di Paris – Ajip Rosidi dengan bantuan Haryadi Suadi
BUKU, Non-Fiksi, Seni dan DesainPenerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2003 Tebal: 108 halaman ISBN: 979-914-316-X Kondisi: Old Stock Kepada Sutan Sjahrir Kepada Sutan Sjahsam Enam puluh tahun tinggal di Perancis telah membentuk hidup dan alam pikiranku. Aku berpikir dalam bahasa Perancis. Perancis menjadi negeriku. Tapi apakah aku masih seorang Indonesia? Ya, aku orang Indonesia. Aku warganegara Indonesia dengan paspor Republik Indonesia. Sering aku memikirkan Indonesia dengan penuh kenangan dan kesedihan. Indonesia: begitu jauh, sangat jauh dari impian kita pada tahun 1930-an, pada masa pertemuan-pertemuan di Gedung Nasional di Gang Kenari. Indonesa, tumpah darah kemerdekaan, keadilan dan kejujuran. Aku terkenang kepada mereka yang sudah tiada: Ibu Radna Tanzil, Djohan Sjahruzah, Hazil, Ilham. Aku terkenang kepada pertemuan dengan orang-orang yang sederhana. Kusir dokar di Tegal yang mula-mula terkejut mendengar bahwa aku hendak melihat-lihat pemandangan, namun lalu mafhum apa kumaksud dan berkata "Mari kita melihat-lihat kampung yang cantik". Dan kemudian ketika dia mau mengganti kudanya, mengundangku ke rumahnya untuk menghirup semangkuk kopi. Tegal, Tegalku sayang, sumber inspirasiku yang tak kunjung kering. Aku terkenang kota Sète. Saya menjadi amat populer di situ, bahkan diangkat menjadi warga kehormatan. Sète adalah kotaku. Penduduknya adalah keluargaku. Aku terkenang akan mereka yang menolongku waktu aku dalam kesukaran yang amat sangat. Keluarga di kampung yang menyewakan kamar sempit kepadaku yang begitu aku keluar dari rumah sakit, tak punya uang sepeser pun, meminta agar ku tetap tinggal bersama mereka. Untuk tiga bulan mereka memberiku atap untuk berteduh dan ranjang untuk berbaring, memberiku makan dan mencuci pakaianku. Aku terkenang kepada Ibu Marie Leduc - pekerja sederhana dan suaminya; Edmond, sopir taksi dan isterinya Suzanne, bidan; Jean, dokter; semua yang dengan sepenuh hati telah membantuku. Biarlah Indonesia pada suatu saat kelak menemukan jalam menuju impian kita, impian di Gedung Nasional Gang Kenari. Insya Allah. (Tanda Tangan) SalimRp 200.000,00 -
Tali-Tali: Kumpulan Lengkap Naskah Teater I (1968-1973) – N. Riantiarno
BUKU, Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPengantar: JJ Rizal Penerbit: Komunitas Bambu Tahun Terbit: 2020 Tebal: xviii + 630 halaman ISBN: 978-623-7357-09-4 Kondisi: Baru Buku ini adalah jilid pertama dari rencana lebih sepuluh jilid buku kumpulan lengkap naskah teater karya N. Riantiarno, salah seorang tokoh utama sejarah teater Indonesia. Dalam jilid pertama ini dimuat 11 naskah yang ditulis Riantiarno dalam kurun waktu 1968-1973. Meskipun termasuk naskah awalnya memulai langkah di dunia teater, mayoritas telah disambut baik publik, para kritikus, dan mendapat penghargaan. Naskah “Tali-Tali” yang menjadi judul buku ini dan “Titik Silang”, misalnya, telah memenangkan sayembara naskah Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada 1972 dan 1973. “Titik Silang” bahkan pernah dimainkan oleh Teater Populer pimpinan Teguh Karya di Televisi Republik Indonesia (TVRI) pada 1974. Naskah-naskah ini dengan berbagai penghargaan yang diraih telah membawa Riantiarno dengan cepat melambung sebagai seniman yang menjanjikan kualitas masa depan teater Indonesia. Sebab ia muda dan sedia menggembleng diri dengan lincah membuka kemungkinan-kemungkinan membuat jembatan dialog antara teater yang dipelajarinya di Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI) dengan aneka arus tradisi lama serta bentuk baru teater setelah Orde Lama. Namun, terlebih penting semua itu telah membuatnya percaya untuk terus menulis naskah, memanggungkan, dan menggeluti teater sebagai medium mengkomunikasikan pikirannya hingga saat ini.Rp 250.000,00 -
Daisy Manis – Henry James
BUKU, FiksiPenerjemah: Sapardi Djoko Damono Penerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2011 Tebal: 140 halaman ISBN: 978-979-419-358-7 Kondisi: Baru Daisy Manis adalah kisah tentang seorang gadis manis bernama Daisy Miller, lambang gadis Amerika yang cantik, kaya, polos, yang sia-sia dalam menghadapi keangkuhan sosial bangsanya di Eropa. Ia bergaul lincah, semaunya sendiri, tahu batas tapi hancur jadi bahan pergunjingan, hanya karena ia kurang menghormati tata cara dan sopan santun yang telah menjadi adat. karya Henry James ini pertama kali terbit tahun 1878 dan telah pula difilmkan.Rp 42.000,00 -
Studium Generale – Fuad Hassan
BUKU, Esai, Non-Fiksi, Sains, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2001 (Pertama kali diterbitkan pada 1998) Tebal: 239 halaman ISBN: 979-419-282-1 Kondisi: Old Stock Buku ini diberi judul "Studium Generale" karena memang memuat telaah umum mengenai beberapa permasalahan yang diharapkan dapat memperluas wawasan pembacanya, atau cukup merangsang untuk membuat pengkajian lebih lanjut. Sebagai studium generale, pokok bahasan tidak dipaparkan sebagai pengambilan posisi teoritik tertentu, melainkan dikemas sebagai pengolahan (treatise) yang diharapkan dapat merangsang pemikiran (thought-provoking), khususnya bagi mereka yang menekuni disiplin yang tercakup dalam atau berbatasan dengan ilmu tingkahlaku (behavioral science) serta perihal kebudayaan sebagai penjelmaan yang khas manusiawi dalam kehidupannya bermasyarakat. * DAFTAR ISI: - Pengantar - Religi dan Ilmu dalam Masa Industrialisasi - Catatan Umum perihal Muatan Buku Anak - Catatan perihal Pendidikan dalam Budaya Modernisme - Catatan perihal Teknologi dan Teknokrasi - Catatan tentang Urbanism dan Ketahanan Mental - Kecenderungan Perubahan Nilai Memasuki Abad ke-21 dan Implikasinya bagi Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan - Pemahaman tentang Seni dalam Proses Pendidikan - Catatan Perihal Pendidikan Tinggi - Dampak Perkembangan Teknologi terhadap Psikologi - Dari Fenomenologi ke Psikologi Humanistik - Orientasi dan Sikap Etik dalam Praktek Psikologi - Pertemuan Antar-Budaya dalam Era Globalisasi - Bermain sebagai Hak Anak - Cultural Dimensions in Psychotherapy - Perihal Perubahan Sosial dan Budaya - Catatan Pinggir tentang Demokrasi - Modernisme dan Elitisme - Respondeo Ergo Sum - Tingkahlaku Agresif dan Kultus KekerasanRp 72.000,00