-
[BUNDLE] Buku Pasfoto Sang Iblis + Keindonesiaan, Kerakyatan, dan Modernisme dalam Kritik Seni Lukis di Indonesia – Sanento Yuliman
BUKU, Non-Fiksi, Seni dan DesainPenerbit: Gang Kabel Terdiri dari: 1 Buku Pasfoto Sang Iblis: Bunga Rampai Esai Kebudayaan Puisi, Karikatur, dan lain-lain (1966-1990) 1 Buku Keindonesiaan, Kerakyatan dan Modernisme dalam Kritik Seni Lukis di IndonesiaRp 225.000,00 -
Keindonesiaan, Kerakyatan, dan Modernisme dalam Kritik Seni Lukis di Indonesia
BUKU, Non-Fiksi, Seni dan DesainJudul Lengkap:: Keindonesiaan, Kerakyatan dan Modernisme dalam Kritik Seni Lukis di Indonesia Penerbit: Gang Kabel Tebal: xxxii + 276 hlm Cetakan pertama, Januari 2021 Sanento Yuliman mengkaji dengan cermat kritik seni lukis di Indonesia, antara masa 1930-an hingga akhir 1960-an. Ia mengamati isu-isu di dalam kritik, bentuk, sifat, dan cara menulis para kritikus. Penelitian semacam itu baginnya berguna untuk mendorong pandangan baru di dalam kritik, menyingkirkan prasangka dan menghindari lingkaran masalah yang "begitu-begitu juga". Pendeknya ia menghendaki perbaikan dalam menulis kritik. Tiga isu besar yang diperdebatkan dalam kritik seni lukis adalah soal keindonesiaan, kerakyatan, dan modernisme. Paham keindonesiaan tidak cuma satu, tapi beberapa. Akan tetapi, semua pandangan itu cenderung nnormatif. Isu kerakyatan timbul ketika fungsi sosial seni dipertanyakan, demi kepentingan sosio-politis. Adapun modernisme--dilandasi kebebasan, kreativitas serta nilai perorangan--dalam kenyataan segera berhadapan dengan berbagai kritik, yakni kritik kultural, kritik sosial, kritik politis, dan kritik sosiologis. Selain itu, ada masalah mengenai penyebutan aliran-aliran seni lukis akibat persentuhan dengan seni lukis Barat. Survei Sanento di buku ini membuktikan bahwa penetapan aliran umumnya dilakukan kritikus sambil lalu, tanpa penelitian dan pembandingan, tidak jarang sekadar "impresionisme impulsif" dari para kritikus subjektivis. Bagi Sanento, pengindonesiaan istilah untuk isme-isme yang sesuai dengan konteks perkembangan seni lukis kita amat penting. Pemecahan masalah-masalah ini dapat membentuk pengetahuan kita tentang seni lukis Indonesia, melalui klasifikasi dan sistematisasi. Survei ke dalam penulisan kritik inilah yang kemudian 'melahirkan' Sanento Yuliman sendiri sebagai kritikus seni rupa terkemuka di Indonesia.Rp 150.000,00 -
Pasfoto Sang Iblis: Bunga Rampai Esai Kebudayaan, Karikatur, Puisi, dan lain-lain (1966-1990) – Sanento Yuliman
BUKU, Esai, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: Gang Kabel Kondisi: Baru Upaya penerbitan buku Sanento Yuliman ini tidak terlepas dari bunga rampai yang baru saja terbit pada awal tahun, Estetika yang Merabunkan: Bunga Rampai Esai dan Kritik Seni Rupa (1969-1992) oleh Dewan Kesenian Jakarta dan Gang Kabel (Januari, 2020). Buku ini menampilkan horison pemikiran Sanento Yuliman yang lebih luas, tentang budaya demokrasi, ideologi, tradisi kesenian/kesenian tradisi, perempuan dalam perkembangan seni rupa Indonesia, gaya hidup hingga budaya pop.Rp 125.000,00 -
Dunia Koleksi: Hulu Hilir Kepemilikan Karya Seni – Penyunting: M. Kholid Arif Rozaq dan A. Sudjud Dartanto
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: Ombak Tahun Terbit: 2019 Tebal: xii +332 halaman ISBN: 978-602-258-542-2 Kondisi: Baru Buku ini mengetengahkan kisah- kisah di balik pengoleksian benda seni. Sejumlah hal yang terkait di dalamnya adalah kisah pengerjaan karya seni, distribusi, hingga seluk beluk karya di dinding rumah kolektor. Karya seni yang dimaksud bukan lukisan dan patung saja, tetapi nyaris semua benda yang “disakralkan” sebagai koleksi. Jelaslah, benda koleksi tidak bisa didiamkan begitu saja. Perlu ulasan dan kajian yang mendalam atas kehadirannya. Buku berisi 20an artikel inilah jawabannya. Dan, jawaban itu sungguh mencengangkan! * DAFTAR ISI - Adaptasi Kelola di Era Disruptif Industri 4.0 (sektor usaha, fotografi, pendidikan, dan seni visual) ~ M. Kholid Arif Rozaq, M.M. - Aspek Hukum Kepemilikan Karya Seni Bernilai Cagar Budaya ~ Aditya Revianur dan Raihan Tsany Munandar - Ephemera dan Manifestasi Gerakan Sosial: Hulu Hilir Seni Visual Poster (AKSI) ~ Arif Rahman Bramantya dan Ikhtiar Anugrah Hidayat - Aku dan Kolektor-kolektorku ~ I Wayan Sujana Suklu - Kelola Koleksi Museum: Kajian Teoritik ~ Khoirul Anam - Koleksi Wayang Kulit Milik Pribadi di Jawa: Peran, Potensi, dan Tantangannya ~ Rudy Wiratama - Pusat Data Seniman dan Budayawan di Yogyakarta: Upaya Penyelamatan Arsip ~ Faizatush Sholikhah dan Rina Rakhmawati - Pulau Bali Menjadi Pusat Dunia Koleksi Seni Pertunjukan Barong Sakral dan Profan ~ I Wayan Dana - Kaset Barat Rekaman YESS; Produk Unik Lokal untuk Musik Internasional ~ Hermansyah Muttaqin - Metode Inventarisasi dan Penghitungan Harga Karya Seni Kriya Istana Kepresidenan Negara Republik Indonesia ~ Timbul Raharjo - Galeri Nasional Indonesia di Tengah Interaksi Global Studi Pameran Koleksi di Canberra, Australia (2014) dan Sofia, Bulgaria (2017) ~ Citra Smara Dewi dan Bayu Genia Krishbie - Mengoleksi Memori Lewat Sinema ~ Agus Dermawan T. - Diterima, Tetapi Dianggap "Sepi" (Kajian Pengunjung Pameran Seni ArtJog di Yogyakarta) ~ Meike Lusye Karolus dan Revta Fariszy - Replikasi Digital Koleksi Museum Sonobudoyo Yogyakarta Melalui Penciptaan Fotografi dengan Metode Orbit 360 derajat ~ Yohanes Baptista - Tindakan Konservasi Preventif sebagai Upaya Pelestarian Koleksi Lukisan ~ Vicky Ferdian Saputra - Di Balik Sajian Karya Seni: Peran Art Handler dalam Penanganan Karya Seni, Mulai dari Studio Seni, Galeri, hingga Ruang Koleksi ~ Ladija Triana Dewi - Akuisisi Koleksi Kendaraan Antik David Sunar Handoko ~ Trisna Pradita Putra - Dinamika Manajemen Proyek dalam Karya Seni Murni Patung Win Dwi Laksono ~ Dian Ajeng Kirana - Dari Meja Makan ke Ruang Pameran: Penyajian Koleksi Kelompok Studi Makanan Bakudapan sebagai Hasil dari Penelitian Artistik pada ArtJog 2019 ~ RR. Vegasari Adya RatnaRp 125.000,00 -
Dramaturgi Sandiwara: Potret Teater Populer dalam Masyarakat Poskolonial – Dede Pramayoza
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: Ombak Tahun Terbit: 2013 Tebal: xxvii + 282 halaman ISBN: 978-602-2581-02-4 Kondisi: Baru "Sebuah journey, yang memaparkan perkembangan sandiwara dengan kaleidoskopnya yang penuh kejutan. Sungguh, buku ini bukan sekadar literatur yang demikian detail berbicara gerak populis dalam menelurkan peristiwa kesenian, tapi juga sebuah album dengan potret-potret peristiwa yang tergambar sangat bersahaja. Begitu banyak catatan yang mengharukan." - Edi Suisno "Hadir di tengah miskinnya kajian akademis tentang teater di Indonesia, buku ini sangat berharga. Tidak hanya karena menyajikan informasi yang langka, buku yang disusun berdasarkan tesis ini juga berharga karena sudut pandang paparannya yang tergolong mutakhir. Dede Pramayoza mengajak kita untuk melihat kait-mengait antara dimensi 'tekstual' sandiwara dengan konteks sosio-kultural dan ideologisnya. Buku ini membuka mata kita tentang arti penting, peluang, dan masa depan kajian teater di Indonesia. Saya sarankan buku ini dibaca para pemerhati dan pekerja teater maupun seni secara umum, para sosiolog, antropolog, dan sejarawan, serta pihak-pihak pengawal kebijakan kebudayaan/kesenian pada umumnya. Tidak untuk sekadar diikuti, tapi untuk dikembangkan lebih lanjut." - G.R. Lono Lastoro SimatupangRp 60.000,00 -
Dramawan & Masyarakat: Paradigma Sosiologi Seni – Arthur S. Nalan
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: Ombak Tahun Terbit: 2017 Tebal: 160 halaman ISBN: 978-602-2584-23-0 Kondisi: Baru Dunia drama atau lebih akrab disebut teater dapat dianggap sebagai bagian dari teori permainan (games theory) dan teori Homoluden (manusia yang bermain-main) oleh para pelakunya. Oleh karena itu, para aktor dan para aktivis teater selama ini di dalam perjalanannya bermain di atas pentas, sekaligus juga bermain di dalam kehidupan. Skenario dalam dunia teater disebut lakon, dengan inti dari lakon adalah konflik. Tanpa konflik, lakon bukanlah lakon, dan di tangan seorang dramawan, konflik bisa menjadi dramatis dan estetis. Pada gilirannya, hasil eksplorasi kreatif dramawan yang bersumber dari masyarakat dikembalikan kepada masyarakat supaya lebih bijak. Buku ini dikelompokkan ke dalam tiga bagian. Pertama adalah Pembuat Cermin, yang berisi proses kreatif penulis lakon ataupun pandangan-pandangan Arthur S. Nalan dalam suatu lakon; kedua adalah Panggung, yang berbicara tentang praktik berteater (yang dalam hal ini lebih fokus pada drama) di Indonesia dan dunia panggung secara umum; dan yang ketiga Masyarakat, yaitu pandangan yang muncul pascapementasan yang dihubungkan dengan kebudayaan suatu masyarakat.Rp 55.000,00 -
Kelola Seni: Lukisan, Wayang, Film, hingga Jazz
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenyunting: Mikke Susanto Penerbit: Ombak Tahun Terbit: 2018 Tebal: x + 137 halaman ISBN: 978-602-258-481-7 Kondisi: Baru Buku ini bukan saja sebagai kajian teori dan praktik kelola seni semata, tetapi juga sebagai “berita” tentang tren pemikiran pengelolaan seni. Berguna dan sangat direkomendasikan bagi para mahasiswa, pegiat, pencinta, dan masyarakat yang berada di bidang seni (budaya), sosial, manajemen, komunikasi, dan permuseuman. Inilah buku yang mengupas berbagai dinamika pengerjaan di balik kegiatan seni berupa pameran, pergelaran, pelestarian, festival, dan penilaian benda seni. * Daftar Isi: RANAH TEORITIS - Kesadaran Sebagai Subyek - M. Dwi Marianto - Pengelolaan Seni (Pertunjukan) dan Penguatan Makna Seni - Sumaryono - Manajemen Seni Pertunjukan Masa Kini - Kasidi Hadipriyatno - Penetapan Harga Lukisan: Sebuah Kajian Teoritis - Mikke Susanto, Lono L. Simatupang, dan Timbul Haryono RANAH EMPIRIS - Festival Kesenian Yogyakarta: Pengalaman dan Usulan Pengelolaan - Timbul Raharjo - Festivalisasi "Jazz" di Indonesia, dari Panggung menuju Peristiwa - Citra Aryandari - Fotografi Suherry Arno: Penciptaan, Manajemen, dan Diseminasi Praktik Seni Fotografi dalam Pameran "Melampaui Fotografi" - Irwandi - Pelestarian dan Pengembangan Wayang Beber Gelaran Wonosari Yogyakarta - Indiria Maharsi - SITI: Ketika Film Indie Bertarung di Pasar Mainstream - Arinta Agustina HamidRp 60.000,00 -
The Jadugar: 15 Tahun Mengobrak-Abrik Video Musik Indonesia
BUKU, Musik, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit: 2020 Tebal: 280 halaman ISBN: 978-602-06-3528-6 Kondisi: Baru The Jadugar adalah kolektif video duo yang dimotori oleh Henry “Betmen” Foundation dan Anggun Priambodo. Keduanya telah melahirkan beragam video klip yang mewakili berbagai macam musisi Indonesia, dengan estetika yang setia kepada karakter musiknya, plus pendekatan yang selalu eksploratif dan eksentrik untuk karya video musik yang unik. * “Gue berani bilang bahwa karya The Jadugar itu levelnya setara dengan video klip Michel Gondry atau Mark Romanek.” - Eka Annash “Sekarang akses kamera lebih mudah, dan video dibuat oleh semua orang. Tapi, point of view ini pernah lahir dari karya The Jadugar.” - Sidi Saleh “Paradoks terbesar tentang The Jadugar adalah bahwa ternyata mereka pernah menjadi mercenaries, hired guns, tentara bayaran yang dikontrak untuk membuat video klip untuk band-band arus utama seperti Peterpan, Slank, Tipe-X, dan bahkan Nidji.” - Taufiq Rahman “Buat gue, omong kosong kalau dibilang mereka punya karya yang konseptual. Tidak ada hal seperti itu. The Jadugar itu kosong, tidak ada karya mereka yang menyembunyikan kegalauan; hal-hal seperti itu tidak ada.” - Oomleo “Yang sebetulnya lebih menarik untuk dibicarakan adalah apa yang mungkin dibikin selanjutnya. Ketika suasana sudah sama sekali berbeda; ketika ajaib-ajaib dahulu diperpanjang masa berlakunya hingga jadi hal biasa di sekitar kita.” - Bin Harlan Boer “Sutradara Anggun Priambodo bikin surprise untuk band, dengan tiba-tiba teman-teman Pure Saturday yang berada di Jakarta dan juga Pure People Jakarta dan Bandung hadir dan merekam mereka pakai kamera yang dipinjamkan atau kamera video sendiri.” - Arian Arifin “Di The Jadugar, yang saya amati dari karya keduanya adalah karakternya yang lumayan berbeda. Mereka berani bermain di luar konsep keren yang telah ada.” - Cholil MahmudRp 135.000,00 -
Salim: Pelukis Indonesia di Paris – Ajip Rosidi dengan bantuan Haryadi Suadi
BUKU, Non-Fiksi, Seni dan DesainPenerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2003 Tebal: 108 halaman ISBN: 979-914-316-X Kondisi: Old Stock Kepada Sutan Sjahrir Kepada Sutan Sjahsam Enam puluh tahun tinggal di Perancis telah membentuk hidup dan alam pikiranku. Aku berpikir dalam bahasa Perancis. Perancis menjadi negeriku. Tapi apakah aku masih seorang Indonesia? Ya, aku orang Indonesia. Aku warganegara Indonesia dengan paspor Republik Indonesia. Sering aku memikirkan Indonesia dengan penuh kenangan dan kesedihan. Indonesia: begitu jauh, sangat jauh dari impian kita pada tahun 1930-an, pada masa pertemuan-pertemuan di Gedung Nasional di Gang Kenari. Indonesa, tumpah darah kemerdekaan, keadilan dan kejujuran. Aku terkenang kepada mereka yang sudah tiada: Ibu Radna Tanzil, Djohan Sjahruzah, Hazil, Ilham. Aku terkenang kepada pertemuan dengan orang-orang yang sederhana. Kusir dokar di Tegal yang mula-mula terkejut mendengar bahwa aku hendak melihat-lihat pemandangan, namun lalu mafhum apa kumaksud dan berkata "Mari kita melihat-lihat kampung yang cantik". Dan kemudian ketika dia mau mengganti kudanya, mengundangku ke rumahnya untuk menghirup semangkuk kopi. Tegal, Tegalku sayang, sumber inspirasiku yang tak kunjung kering. Aku terkenang kota Sète. Saya menjadi amat populer di situ, bahkan diangkat menjadi warga kehormatan. Sète adalah kotaku. Penduduknya adalah keluargaku. Aku terkenang akan mereka yang menolongku waktu aku dalam kesukaran yang amat sangat. Keluarga di kampung yang menyewakan kamar sempit kepadaku yang begitu aku keluar dari rumah sakit, tak punya uang sepeser pun, meminta agar ku tetap tinggal bersama mereka. Untuk tiga bulan mereka memberiku atap untuk berteduh dan ranjang untuk berbaring, memberiku makan dan mencuci pakaianku. Aku terkenang kepada Ibu Marie Leduc - pekerja sederhana dan suaminya; Edmond, sopir taksi dan isterinya Suzanne, bidan; Jean, dokter; semua yang dengan sepenuh hati telah membantuku. Biarlah Indonesia pada suatu saat kelak menemukan jalam menuju impian kita, impian di Gedung Nasional Gang Kenari. Insya Allah. (Tanda Tangan) SalimRp 200.000,00 -
Ziarah Arsitektural Katedral St. Petrus Bandung
Arsitektur, BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan Desain, TravelingEditor: Abang Wirnawan dan Johannes Widodo Tim Kreatif & Editorial: Budi Aksana, Ira Indrawati, Nani Lestari, Rijen Tjandra, Yenny Gunawan Penerbit: Bhumi Preanger Studio Tahun Terbit: 2001 Tebal: 57 halaman ISBN: 979-96191-0-6 Kondisi: New Old Stock Buku ini adalah langkah awal dari sekumpulan insan yang berlatar-belakang pendidikan arsitektur untuk memulai tradisi penulisan tentang berbagai karya arsitektur yang telah kita kenal selama ini. Dengan menggunakan judul 'ziarah arsitektural' buku ini memang tidak berambisi menjadi buku ilmiah tentang arsitektur melainkan sekedar upaya penyampaian pengalaman dan pengetahuan tentang karya arsitektur sejauh informasi yang dapat dijangkau. Dengan demikian buku ini akan selalu terbuka terhadap berbagai informasi baru yang belum terungkap, dan siap untuk dilengkapi di masa mendatang. Melalui ziarah arsitektural yang ringkas tentang Katedral St. Petrus Bandung ini, diharapkan dapat memperkaya apresiasi kita perihal objek tersebut. Dalam jangka waktu yang relatif singkat, kami telah memperoleh pengalaman yang tak ternilai, yang kami yakini sudah pantas untuk disampaikan kepada masyarakat luas. Kami percaya bahwa ungkapan yang kami sampaikan baru sebagian kecil dari peluang ziarah yang lebih luas, dan langkah berikutnya terbuka bagi siapapun yang ingin masuk ke dalam penjelajahan ini. Selamat berziarah.Rp 45.000,00 -
Tiga Venus dan tentang Seni yang Enggan Selesai – Stanislaus Yangni
BUKU, Esai, Non-Fiksi, Seni dan DesainPenerbit: Nyala Tahun Terbit: 2019 ISBN: 978-602-52504-7-7 Kondisi: Baru Saya dan Tiga Venus bukan masa lalu maupun masa depan. Ia juga bukan nostalgia, bukan ingatan, dan bukan kisah atas yang lampau. Ia adalah masa kini. Bagi saya, painting harus “maju,” tidak sekadar takjub pada narasi di baliknya. Sebab, jika itu terjadi, Saya dan Tiga Venus selesai. Ia berhenti pada catatan sejarah ‘masa lalu,’ terjebak representasi. Karena itu, kalau pun ia tak semegah “Lima Jurus Gebrakan” GSRB, ia juga tidak bicara hal-hal besar seperti tumbangnya Orde Baru, namun dalam diamnya; ia seperti sedang “meneror” kita, terutama para seniman. Ia – selain “menjadi-Sudjojono-nafiri-yang-sepi” - juga tengah “menjadi-kita.” -Stanislaus YangniRp 50.000,00 -
Buku Lanjuran “AWAS! Recent Art from Indonesia”
BUKU, Seni dan DesainPenerbit: Cemeti Art Foundation & Walter Spies Society, published in conjuction with the exhibition AWAS! Recent Art from Indonesia Tahun Terbit: 2000 Tebal: 160 halaman ISBN: 979-95909-2-7 Kondisi: Old Stock The word 'awas' is basically a neutral word meaning 'take care' or 'remember'. But in the context of power, the meaning of this word is not simply to warn someone to take care, but also connotes a deliberate threat by someone whose pretensions to power are greater than another's. Under these cirumstances, the word 'awas' becomes a part of the language used to keep a tight reign on people's political behavior in the interests of asserting power. In this way, the word 'awas' is commonly used by a repressive regime to project an image of itself as a democratic regime. The political practices of the New Order regime effectively demonstrated that the word 'awas' was used to oppress the wishes of the people to take political action that conflicted with the interests of the regime. 'Awas' not only become a dogma aimed at eroding subversive elements in sections of society that tried to oppose the regime; the word also infiltrated 'political education' right from elementary school. It is not surprising then that 'awas' fashioned uniformity, 'awas' forged the commando system, 'awas' demanded absolute obedience, and last but not least 'awas' negated any plurality of political aspirations. This was the political aesthetic of the New Order regime. But 'awas' had a weak side. Besides being a tool of oppression, apart of 'awas' is also the fear that this power will be lost. It is the side that has been continually gnawed at by the few people who wish to express their opposition over the three decades the New Order regime was in power. Among those are the artists involved in this exhibition, The Cemeti Art Foundation is proud to present their expressions, which swell the voice of opposition to a repressive regime. The 'AWAS! Recent Art from Indonesia' exhibition truly shows the two sides of the repressive political coin. On the one hand it presents a portrait of anti-democratic political practice; but on the other hand it reveals the collective sins of the people who allowed this authority to continue for many years.Rp 25.000,00 -
Bandung Digambar Euy! Sejarah Singkat Bandung dalam 100 Sketsa Full-Colour
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainIlustrasi: M. Ichsan H., Arinaka T., M. Avrilany, R. Satryaji Fotografer: Indrayudha A. Teks: Medina Desianti, M. Ichsan H. Penerbit: Art Paper Publishing House Tahun Terbit: 2006 Tebal: 32 halaman ISBN: 979-996-323-0 Kondisi: New Old Stock Bandung adalah sebuah kota dengan warisan sejarah dan budaya yang luar biasa. Semenjak pengembangannya pada awal abad ke-19, para preangerplanters (pengusaha perkebunan) menggemari Bandung karena iklimnya yang sejuk dan pemandangannya yang indah. Di awal abad ke-20, Bandung menjadi kiblat gaya hidup dan mode di Hindia Belanda. Mobil-mobil terbaru, pakaian terbaru, bahkan gaya arsitektur terbaru yang muncul di Eropa, khususnya Paris, bisa segera ditemukan di kota ini. Sebagai hasil dari perkembangan kota selama dua abad, ratusan bangunan bernilai sejarah dan arsitektur tinggi bertebaran di Kota Bandung, mulai dari bangunan pendopo kabupaten gaya Mataram dari abad ke-18, hingga bank bergaya Art-Deco tahun 40-an. Buku kecil ini mencoba mengisahkan sekilas perkembangan Kota Bandung selama dua abad dengan cara yang unik, melalui sketsa dengan media cat air! Sekitar 100-an sketsa yang ditampilkan di sini mampu membuat bangunan tua yang terabaikan dalam kehidupan kita sehari-hari mengalami transformasi menjadi sesuatu yang indah dan romantis. Buku ini layak untuk dimiliki oleh mereka yang peduli akan keindahan Kota Bandung, atau untuk dipersembahkan kepada tamu-tamu istimewa Anda yang sedang berkunjung ke kota kita tercinta ini.Rp 45.000,00 -
Arsipelago: Kerja Arsip & Pengarsipan Seni Budaya di Indonesia
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenulis: Anna Mariana, Erie Setiawan, Galatia Puspa Sani Nugroho, Gde Putra, Hafiz Rancajale, Helly Minarti, Joned Suryoatmoko, Kathleen Azali, Muhidin M Dahlan, Rachmi Diyah Larasati Penyunting: Farah Wardani & Yoshi Fajar Kresno Murti Penerbit: IVAA, in colaboration with Ford Foundation & Komunitas Bambu Tahun Terbit: 2014 Bahasa: Indonesia Tebal: xx + 198 halaman ISBN: 978-602-70013-3-6 Kondisi: Baru DAFTAR ISI: - PENGANTAR: DAUR ULANG! KERJA ARSIP DAN PENGARSIPAN SENI BUDAYA DI INDONESIA - PRAKTIK KLIPING & DAYA BUDI KULTURAL - MENGINGAT TUBUH: TUBUH TARI SEBAGAI ARSIP - ARSIPTEKTUR MUSIK SENI INDONESIA MASA KINI (IDEOLOGI & KRITIK) - PAK MISBACH: SANG ARSIP - DI BALIK REKAMAN "ANAK SABIRAN: DI BALIK CAHAYA GEMERLAPAN" - "MENGHIDUPKAN ARSIP", MENCIPTA WACANA: PENTINGNYA ARSIP UNTUK GERAKAN SOSIAL - POSTER AKSI TOLAK REKLAMASI DI TELUK BENOA, DAN MEREBUT MASA DEPAN BALI - PENGARSIPAN DAN SEJARAH NASIONAL: MEDAYU AGUNG DAN OEI HIEM HWIE - ARSIP BERGERAK: MENGARSIPKAN SENI TRADISI, MENGOLAH INTERAKSI - MEMBUKA KATALOG, MENGUNGKAP IDEOLOGI - MEMBACA KOTA: REPORTASE SINGKAT KERJA ARSIP DAN PENGARSIPAN SENI BUDAYA - MENEORIKAN ARSIPRp 85.000,00 -
Arsipelago: Archival Work & Archiving Art & Culture in Indonesia
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenulis: Anna Mariana, Erie Setiawan, Galatia Puspa Sani Nugroho, Gde Putra, Hafiz Rancajale, Helly Minarti, Joned Suryoatmoko, Kathleen Azali, Muhidin M Dahlan, Rachmi Diyah Larasati Penerjemah: Elly Kent, Idaman Andarmosoko, Rani Elsanti Editor: Farah Wardani & Yoshi Fajar Kresno Murti Penerbit: IVAA, in colaboration with Ford Foundation & Komunitas Bambu Tahun Terbit: 2014 Bahasa: Inggris Tebal: xx + 198 halaman ISBN: 978-602-70013-5-0 Kondisi: Baru CONTENTS: - INTRODUCTION: RECYCLING! ARCHIVAL WORK & ARCHIVING ART & CULTURE IN INDONESIA - THE PRACTICE OF CLIPPING AS FUEL FOR CULTURAL INTELLIGENCE - REMEMBERING THE BODY: THE DANCING BODY AS AN ARCHIVE - THE ARCHI(VE)TECTURE OF ART MUSIC IN INDONESIA IN OUR TIME (IDEOLOGY & CRITICISM) - PAK MISBACH: THE ARCHIVE BEHIND THE RECORDINGS OF "ANAK SABIRAN: BEHIND THE GLOW OF THE GLITTER" - INVIGORATING THE ARCHIVE, CREATING DISCOURSE: THE IMPORTANCE OF THE ARCHIVE FOR SOCIAL MOVEMENTS - ACTION POSTERS REJECT RECLAMATION IN TELUK BENOA AND FIGHT FOR BALI'S FUTURE - (PERSONAL) ARCHIVING AND HISTORY: MEDAYU AGUNG AND OEI HIEM HWIE - DYNAMIC ARCHIVES: ARCHIVING TRADITIONAL ART, MANAGING INTERACTION - OPENING CATALOGUES, REVEALING IDEOLOGIES - READING THE CITY: CONCISE ARTICLES, ARCHIVAL WORK AND ARCHIVING ARTS AND CULTURE - THEORIZING THE ARCHIVE: CORPOREALNESS, DECOLONIZATION OF THINKING AND TACTICS, AND PLAYFULNESS OF MEMORYRp 85.000,00 -
[Buku+CD] Interkultur: Pengolahan Gagasan dan Ekspresi Seni Visual Serta Media Alternatif dalam Konteks Keberagaman (1935-2011)
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: IVAA, didukung Hivos Tahun Terbit: 2012 Tebal: 136 halaman ISBN: 978-979-99045-4-6 Kondisi: Baru Seri Buku Katalog Data IVAA merupakan terbitan buku saku yang dilengkapi CD bersifat interaktif, dan mempunyai tautan langsung ke situs atau online archive IVAA. Seri tersebut dimaksudkan pertama-tama lebih sebagai buku saku yang diharapkan dapat memancing inspirasi pembacanya - tidak saja untuk mengeksplorasinya lebih lanjut berkaitan dengan tema-tema yang diangkat, juga melengkapinya pelan-pelan. Buku katalog data IVAA ini menggelar data yang dirangkai dan dikumpulkan dari peristiwa-peristiwa seni visual di Indonesi. Dikurasi dari database IVAA sebagai produk pengetahuan dari kerja dokumentasi IVAA selama ini untuk pengembangan wacana pengetahuan masyarakat kontemporer. Buku saku ini dimaksudkan untuk ikut membangun bahan, medium, dan wacana seni rupa dan perkembangan masyarakat bagi dunia pendidikan dan eksperimentasi praktik seni rupa di masa yang akan datang. Arsip seni visual dipahami sebagai media membaca dan alat pembacaan perkembangan masyarakat. Perjalanan dan perkembangan dunia seni rupa (kontemporer) Indonesia sesungguhnya telah melahirkan berbagai produksi pengetahuan yang dihasilkan dari perputaran dan pergulatan karya seni rupa maupun proses berkarya, jalan hidup seniman maupun komunitas seni, ruang peristiwa seni maupun ruang kehidupan sehari-hari. Perkembangan dunia seni visual Indonesia - "sekecil apapun peranan"nya dalam kehidupan bersama - tidak bisa dikatakan lahir dan berada dalam ruang kosong. Karya seni, proses berkarya, seniman, komunitas seni, peristiwa seni dan pengalaman seni selalu berada dalam konteks masyarakatnya. Dan karena itu, sesungguhnya estetika - sebuah kata kunci yang menjadi jantung dari keberadaan seni visual - sebuah kata kunci yang menjadi jantung dari keberadaan seni visual - selalu berada dalam ruang sosialnya. Penilaian karya, peristiwa maupun proses seni rupa yang didasarkan pada dikotomi baik buruk, mahal murah, berhasil gagal, indah jelek, ataupun penilaian seperti politik-apolitis, dan lain sebagainya akan selalu hadir berbareng dengan pengabaian atas penilaian tersebut. Estetika merupakan kelenturan yang bisa hadir dari mana saja, hadir dari situasi ataupun konteks yang beraneka ragam. Katalog kecil ini bukan berangkat dari perdebatan estetika beserta penilaian-penilaiannya, tetapi dari bagaimana pernyataan, strategi dan eksperimentasi (estetik) dipraktikkan. Tujuannya lebih pada urgensi untuk menemukan strategi visual yang dengan tepat menggambarkan keterlibatan dan posisi seni visual dalam keadaan sekarang dan sebagai inspirasi masa yang akan datang. - Yoshi Fajar Kresno Murti * DAFTAR ISI: PENGANTAR IVAA I PERBEDAAN (IDENTITAS), SENI RUPA DAN KEBERAGAMAN a. Identitas yang Bergerak b. Ketegangan Identitas c. Identitas dalam Medium II. DIRI, YANG LAIN DAN IMAJINASI KERAGAMAN DALAM NEGARA BANGSA YANG BARU III. BHINNEKA TUNGGAL IKA: MEMPERSATUKAN PENYERAGAMAN IDENTITAS (NASIONAL a. Identitas Kota: (seolah) Representasi Ideologi dan Aliran b. Seni Rupa dan Identitas Agama: Dari Buraq Hingga Sadali (Seni Rupa dan Akar Otokrasi Agama) c. Identitas (Kelas) Konsumsi dan Budaya Pop IV. PERAYAAN KEBERAGAMAN V. RUANG KOMUNIKASI (KEBERAGAMAN)Rp 120.000,00 -
Buku Lanjuran “Fixing The Bridge: An International Workshop on Artists Initiatives”
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: Cemeti Art Foundation Tahun Terbit: 2004 Bahasa: Indonesia dan Inggris Tebal: 187 halaman ISBN: 979-95909-9-X Kondisi: Old Stock Fuck you! Bagi sebagian orang di belahan Barat bola dunia, bisa saja kata ini berarti sesuatu yang kotor dan menjijikkan. Dalam bahasa Indonesia "gaya Jakarta", kata itu kurang lebih bisa diartikan dengan "ngentot lu!". Dalam kenyataannya sehari-hari satu kalimat atau kata yang sama persis susunan huruf-hurufnya, tidak berarti kemudian mempunyai arti sama di lain tempat. Fuck you di Jawa (salah satu pulau terpadat di Indonesia) berarti kurang lebih: umpatan halus yang menunjukkan bahwa sang pengumpat cukup terdidik, menggemari film-film Barat terutama Amerika, sekuler, dan terbiaa untuk berbicara dalam bahasa asing. Oleh karena itulah maka dalam film-film televisi Amerika yang diputar di Indonesia, "fuck you" tidak pernah disensor. Kata itu mungkin dianggap sama dengan kalimat "Have a nice day!" atau "Good morning!" Hal yang kurang lebih sama, terjadi di workshop dan seminar "Fixing The Bridge" yang diadakan Yayasan Seni Cemeti di Kedai Kebun Forum Yogyakarta. Partisipan Korea berulangkali menyebut, "Kami menolak karya seni yang dikaitkan dengan humanisme," ini menarik, karena humanisme (di Barat, humanisme adalah semacam bensinnya ilmu pengetahuan) a la Korea, saya yakin sekali berbeda dengan humanisme a la finger (Frankfurt) atau CASCO (Utrecht). Perdebatan ini juga mengingatkan saya pada pertemuan pertama "Community and Art" di Seoul pada musim panas 2002. Ketika itu ada perdebatan yang cukup tajam antara peserta dari Asia dan Eropa. Peserta dari Asia menganggap globalisme itu iblis dari neraka jahanam, sedangkan peserta dari Eropa menganggap globalisme adalah bidadari cantik dari surga. Selain perbedaan atas satu hal, seminar ini juga ditandai dengan banyaknya persamaan. Persamaan itu muncul terutama pada aspek pendekatan, penggunaan medium, dan hasil akhir. Persamaan itu bisa jadi sama sekali tidak disengaja, dan itu kemudian menyiratkan adanya sebuah dunia yang kurang lebih "satu". Sehingga hal itu menyebabkan seniman dari Tulungagung (di Jawa Timur, Indonesia) menghadapi persoalan yang kurang lebih sama dengan seniman dari Denmark, sebagaimana seniman dari Seoul berhaapan dengan masalah yang sama dengan seniman yang bekerja di pelosok hutan di Jawa Barat. Dunia itu satu. Saya menyikapi itu dengan perasaan ambigu. Lalu di mana perang peradaban a la Huntington? Mungkinkah persamaan itu disebabkan karena pada dasarnya mereka menghadapi musuh bersama? Moelyono dengan berang menyebut sang "musuh bersama" adalah neoliberalisme. Saya tidak tahu pasti apakah seniman-seniman yang berasal dari kota-kota besar dunia "pertama" juga sepakat dengan Moelyono untuk hal itu. Akan tetapi forum "Fixing The Bridge" nampak benar menyiratkan spirit anti neoliberalisme itu. Semoga saja saya benar. - Agung Kurniawan, Project OfficerRp 25.000,00 -
[Buku+CD] Reka Alam: Praktik Seni Visual dan Isu Lingkungan di Indonesia (Dari Mooi Indië Hingga Reformasi)
BUKU, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: IVAA, didukung Hivos Tahun Terbit: 2011 Tebal: 144 halaman ISBN: 978-979-99045-4-6 Kondisi: Baru Seri Buku Katalog Data IVAA merupakan terbitan buku saku yang dilengkapi CD bersifat interaktif, dan mempunyai tautan langsung ke situs atau online archive IVAA. Seri tersebut dimaksudkan pertama-tama lebih sebagai buku saku yang diharapkan dapat memancing inspirasi pembacanya – tidak saja untuk mengeksplorasinya lebih lanjut berkaitan dengan tema-tema yang diangkat, juga melengkapinya pelan-pelan. Buku katalog data IVAA ini menggelar data yang dirangkai dan dikumpulkan dari peristiwa-peristiwa seni visual di Indonesi. Dikurasi dari database IVAA sebagai produk pengetahuan dari kerja dokumentasi IVAA selama ini untuk pengembangan wacana pengetahuan masyarakat kontemporer. Buku saku ini dimaksudkan untuk ikut membangun bahan, medium, dan wacana seni rupa dan perkembangan masyarakat bagi dunia pendidikan dan eksperimentasi praktik seni rupa di masa yang akan datang. Arsip seni visual dipahami sebagai media membaca dan alat pembacaan perkembangan masyarakat. Perjalanan dan perkembangan dunia seni rupa (kontemporer) Indonesia sesungguhnya telah melahirkan berbagai produksi pengetahuan yang dihasilkan dari perputaran dan pergulatan karya seni rupa maupun proses berkarya, jalan hidup seniman maupun komunitas seni, ruang peristiwa seni maupun ruang kehidupan sehari-hari. Perkembangan dunia seni visual Indonesia – “sekecil apapun peranan”nya dalam kehidupan bersama – tidak bisa dikatakan lahir dan berada dalam ruang kosong. Karya seni, proses berkarya, seniman, komunitas seni, peristiwa seni dan pengalaman seni selalu berada dalam konteks masyarakatnya. Dan karena itu, sesungguhnya estetika – sebuah kata kunci yang menjadi jantung dari keberadaan seni visual – sebuah kata kunci yang menjadi jantung dari keberadaan seni visual – selalu berada dalam ruang sosialnya. Penilaian karya, peristiwa maupun proses seni rupa yang didasarkan pada dikotomi baik buruk, mahal murah, berhasil gagal, indah jelek, ataupun penilaian seperti politik-apolitis, dan lain sebagainya akan selalu hadir berbareng dengan pengabaian atas penilaian tersebut. Estetika merupakan kelenturan yang bisa hadir dari mana saja, hadir dari situasi ataupun konteks yang beraneka ragam. Katalog kecil ini bukan berangkat dari perdebatan estetika beserta penilaian-penilaiannya, tetapi dari bagaimana pernyataan, strategi dan eksperimentasi (estetik) dipraktikkan. Tujuannya lebih pada urgensi untuk menemukan strategi visual yang dengan tepat menggambarkan keterlibatan dan posisi seni visual dalam keadaan sekarang dan sebagai inspirasi masa yang akan datang. – Yoshi Fajar Kresno Murti * DAFTAR ISI: PENGANTAR IVAA I. LINGKUNGAN: CARA PANDANG, ALAM DAN VISUALISASI II. POLITICS OF SEEING: MEMANDANG BANGSA, MEMBANGSAKAN LINGKUNGAN a. Mooi Indië b. Persagi c. Realisme Sosial: Kemerdekaan (Revolusi 1945) Belum Selesai III. BERSIH LINGKUNGAN. LINGKUNGAN BERSIH ORDE BARU a. Militerisme Lingkungan b. Suara-suara (Penyadaran) Lingkungan MEMBACA JEJAK LANGKAH SENIRUPAWAN MENUJU LINGKUNGAN IV. TRANSNASIONALISME DAN LINGKUNGAN a. Kamuflase Hijau b. Peringatan Hari Lingkungan Hidup V. URBANISASI: LINGKUNGAN URBAN a. Kota dalam Lukisan b. Bekerja dengan Kota MEMBAYANGKAN JAKARTA VI. ISU LINGKUNGAN SEBAGAI KERJA BERSAMA DAN KOMUNITAS SENI RUPA DAN MUATAN LINGKUNGANRp 120.000,00 -
[Buku+CD] Kolektif Kreatif: Dinamika Seni Rupa dalam Perkembangan Kerja Bersama Gagasan dan Ekonomi (Kreatif), (1938-2011)
BUKU, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: IVAA, didukung Hivos Tahun Terbit: 2012 Tebal: 136 halaman ISBN: 978-979-99045-4-6 Kondisi: Baru Seri Buku Katalog Data IVAA merupakan terbitan buku saku yang dilengkapi CD bersifat interaktif, dan mempunyai tautan langsung ke situs atau online archive IVAA. Seri tersebut dimaksudkan pertama-tama lebih sebagai buku saku yang diharapkan dapat memancing inspirasi pembacanya – tidak saja untuk mengeksplorasinya lebih lanjut berkaitan dengan tema-tema yang diangkat, juga melengkapinya pelan-pelan. Buku katalog data IVAA ini menggelar data yang dirangkai dan dikumpulkan dari peristiwa-peristiwa seni visual di Indonesi. Dikurasi dari database IVAA sebagai produk pengetahuan dari kerja dokumentasi IVAA selama ini untuk pengembangan wacana pengetahuan masyarakat kontemporer. Buku saku ini dimaksudkan untuk ikut membangun bahan, medium, dan wacana seni rupa dan perkembangan masyarakat bagi dunia pendidikan dan eksperimentasi praktik seni rupa di masa yang akan datang. Arsip seni visual dipahami sebagai media membaca dan alat pembacaan perkembangan masyarakat. Perjalanan dan perkembangan dunia seni rupa (kontemporer) Indonesia sesungguhnya telah melahirkan berbagai produksi pengetahuan yang dihasilkan dari perputaran dan pergulatan karya seni rupa maupun proses berkarya, jalan hidup seniman maupun komunitas seni, ruang peristiwa seni maupun ruang kehidupan sehari-hari. Perkembangan dunia seni visual Indonesia – “sekecil apapun peranan”nya dalam kehidupan bersama – tidak bisa dikatakan lahir dan berada dalam ruang kosong. Karya seni, proses berkarya, seniman, komunitas seni, peristiwa seni dan pengalaman seni selalu berada dalam konteks masyarakatnya. Dan karena itu, sesungguhnya estetika – sebuah kata kunci yang menjadi jantung dari keberadaan seni visual – sebuah kata kunci yang menjadi jantung dari keberadaan seni visual – selalu berada dalam ruang sosialnya. Penilaian karya, peristiwa maupun proses seni rupa yang didasarkan pada dikotomi baik buruk, mahal murah, berhasil gagal, indah jelek, ataupun penilaian seperti politik-apolitis, dan lain sebagainya akan selalu hadir berbareng dengan pengabaian atas penilaian tersebut. Estetika merupakan kelenturan yang bisa hadir dari mana saja, hadir dari situasi ataupun konteks yang beraneka ragam. Katalog kecil ini bukan berangkat dari perdebatan estetika beserta penilaian-penilaiannya, tetapi dari bagaimana pernyataan, strategi dan eksperimentasi (estetik) dipraktikkan. Tujuannya lebih pada urgensi untuk menemukan strategi visual yang dengan tepat menggambarkan keterlibatan dan posisi seni visual dalam keadaan sekarang dan sebagai inspirasi masa yang akan datang. – Yoshi Fajar Kresno Murti * DAFTAR ISI: I. SENI RUPA, KERJA BERSAMA DAN PERJUANGAN POSISI a. Dalam Gelora Lingkaran Pemimpin Nasional(isme) b. Dalam Keluarga Sanggar Institusi Nasional(isme) II. AKADEMI SENI DAN KOMODITI KARYA SENI a. Dalam Arus Pendidikan (Formal) Seni Rupa b. Dalam Jaringan Pasar III. RUANG ALTERNATIF - Politik dan Puitik Ruang Seni: Sebuah Sejarah Singkat IV. (TEKNOLOGI) MEDIA, DESAIN DAN JARINGAN - Design It Yourself, SurabayaRp 120.000,00 -
Jean-Michel Basquiat: Raja Seni Jalanan – Drajat T. Jatmiko
Biografi, BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: Phosphene Art Book Tahun Terbit: 2019 Tebal: 233 halaman ISBN: 978-602-5374-62-3 Kondisi: Baru Jean-Michel Basquiat (1960-1988) mengawali kariernya sebagai seniman jalanan kota New York. Di usia remaja, dia telah berhasil menguasai pasar seni global, sekaligus menjadi salah satu legenda gerakan neo-ekspresionisme di negeri Abang Sam. Kiprah kesenimanannya menempuh lika-liku yang cukup panjang. Dia tumbuh ketika perbudakan dan rasisme diolok-olok. Hingga kemudian menjadi sosok yang cukup populer di kalangan seniman jalanan, hingga para elit dan kurator seni papan atas. Namun tragis, hidupnya berakhir di usia 27 tahun karena overdosis heroin. Basquiat berasal dari keluarga keturunan Haiti-Puerto Rico. Sejak kanak-kanak, bakat melukisnya sudah mulai terlihat. Karyanya banyak memuat kritik mengenai isu perbudakan, ketimpangan sosial, dan diskriminasi terhadap ras kulit hitam. Berkat kepiawaiannya dalam bergaul, dia berteman akrab dengan sejumlah seniman kenamaan Amerika seperti Keith Haring, Kenny Schraf, hingga kampiun pop art, Andy Warhol. Hampir separuh usia Basquiat digunakan untuk melukis, maka tak heran jika sepanjang hidupnya, dia telah menghasilkan lebih dari seribu karya. Buku ini menceritakan perjalanan hidup Jean-Michel Basquiat. Mulai dari silsilah keluarga, kehidupan pribadinya, perjuangannya untuk bertahan hidup di jalanan, hingga transformasinya menjadi seorang superstar. Obsesinya untuk dikenal banyak orang telah menempatkan Jean-Michel Basquiat menjadi salah satu seniman penting kelas dunia.Rp 65.000,00 -
Folders: 10 Tahun Dokumentasi Yayasan Seni Cemeti (Dwibahasa: Indonesia dan Inggris)
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenulis: Nuraini Juliastuti dan Yuli Andari Merdikaningtyas Penerbit: IVAA dan Hivos Tahun Terbit: 2007 Tebal: 160 halaman ISBN: 978-979-99045-3-9 Kondisi: New Old Stock Yayasan Seni Cemeti berfungsi sebagai mediator antara masa lalu dan situasi kontemporer, sebagai upaya kritis terhadap mistifikasi masa lalu dan pengharapan berlebihan pada masa depan. Ide pendirian Yayasan Seni Cemeti terbentuk di teras rumah bergaya Jawa kolonial di salah satu sudut benteng Kraton Yogyakarta. Saya ingat waktu itu sore hari, tujuh orang berkumpul rata-rata masih berusia tiga puluhan-untuk membentuk sebuah lembaga yang bertujuan melakukan pengumpulan data dan aktivitas seni di Indonesia. Saya tidak tahu apakah karena terlalu banyak teh dan kopi yang kami minum pada saat itu, atau karena sebab lain, pertemuan singkat itu berujung pada kesepakatan segera membentuk sebuah lembaga. Sebuah lembaga yang berfungsi untuk melakukan kerja pengumpulan data dan penyebaran informasi tentang situasi seni di Indonesia, dan di Yogyakarta khususnya. - Agung KurniawanRp 60.000,00 -
Jejak: Seni dan Pernak-Pernik Dunia Nyata – Kumpulan Esai Peserta Lokakarya Penulisan dan Pengarsipan Seni Rupa IVAA 2017
BUKU, Esai, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: IVAA ISBN: 978-602-70003-6-7 Kondisi: Baru Sebagian besar esai di buku ini menghadirkan kemewahan akademik tanpa mengurangi ketajaman berpikir. Tebaran teori dihadirkan sebagai penuntun sekaligus pembatas agar pembahasan tidak melebar. Artinya, para penulis lebih memilih menggali lebih dalam. Sebagian besar esai di buku ini tak terpengaruh pada hiruk pikuk seni rupa dengan kebesaran-kebesaran peristiwa yang melingkupinya. Justru masuk lebih intim dalam karya dan personal seniman. Sebab peristiwa hanyalah efek dari keduanya. Itulah dua alasan yang saya ajukan untuk menjawab pertanyaan anda, "Kenapa saya harus membaca buku ini?" - Fairuzul MumtazRp 75.000,00 -
Semesta Perayaan: Jogja Kemrungsung – Kumpulan Esai Peserta Lokakarya #2 Penulisan dan Pengarsipan IVAA
BUKU, Esai, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenulis: Aik Vela Pratisca, Ajeng Anggrahita, Anne Shakka, Istifadah Nur Rahma, Nadia Maya Ardiani, Nurina Susanti, Rendra Agusta Penerbit: IVAA dan Ford Foundation ISBN: 978-602-70013-9-8 Kondisi: Baru Tulisan yang terhimpun di buku ini cukup menunjukkan bahwa masing-masing dari kita telah merasakan kehadiran rezim percepatan pembangunan yang muncul di keseharian kita. Dari titik ini, sesungguhnya kita bisa melanjutkan pembahasan di sekitar asumsi bahwa ritme batin manusia, yang juga merupakan ritme sosial masyarakat, merupakan elemen yang juga politis. Harapannya, catatan dan asumsi awal yang terhimpun di buku ini bisa dilanjutkan melalui penelitian yang memperkuat argumentasi kita, bahwa Jogja yang selow adalah mitos!Rp 35.000,00 -
Rumah Sederhana: Kebijaksanaan Perencanaan dan Konstruksi – Ir. Heinz Frick
Arsitektur, BUKU, Non-Fiksi, Seni dan DesainPenerbit: Kanisius Pertama kali diterbitkan pada 1984 Tebal: 190 halaman ISBN: 978-979-413-590-7 Kondisi: Baru "Perkembangan rumah yang berkolong sampai ke bentuk-bentuk yang langsung di atas tanah, demikian pula perkembangan penggunaan pepohonan kasar sampai ke kayu yang diukir-ukir hingga ke penggunaan batu, bata dan sebagainya sukar untuk diusut kembali secara tepat. Tetapi pasti, perkembangan itu berjalan sejajar dengan perkembangan taraf kemajuan pikiran manusia mencari keselamatan dengan cara mengatasi atau menghindarkan diri dari gangguan dan bahaya (alam, binatang, manusia). Dengan kata lain, semakin cerdik manusia itu, makin tumbuh pulalah hasratnya untuk membuat sesuatu yang lebih baik, lebih kuat dan lebih indah. Alam semakin dikuasainya dan kemungkinan baru pun dicarinya." * Daftar Isi: - Perkembangan perumahan - Perkembangan sosial - Pokok konstruksi perumahan halaman sederhana - Perencanaan perumahan sederhana - Prospek mendatang halamanRp 25.000,00 -
Interiors Architecture
Arsitektur, BUKU, Non-Fiksi, Seni dan DesainPenerbit: Loft Kondisi: Old Stocks Integrating homes into their surroundings, and creating attractive interior spaces which satisfy the needs of their owners and the main aims that today's interior designs seek to achieve. The possibilities are endless and this volume presents some of the most outstanding projects in recent years. Prime examples of houses and apartments have been brought together allowing readers to appreciate the magnificent combinations of decorative styles and imaginative solutions employed by architects and designers.Rp 275.000,00 -
“arsitektur adalah kegelisahan” -dpavilion architects
Arsitektur, BUKU, Non-Fiksi, Seni dan DesainKondisi: Bekas, sebagian halaman menempel satu sama lain "...Berawal daru semangat dan kecintaan terhadap dunia arsitektur, saya Edwin Nafarin bersama rekan-rekan muda seprofesi membuat studio perancangan yang kami namakan d_pavilion. Nama d_pavilion sebenarnya berasal dari studio tempat kami bekerja yang letaknya di paviliun rumah kontrakan saya, yaitu di jalan Kalisari gang I no 3 Surabaya dan mulai ada sejak tahun 2001 ..."Rp 125.000,00 -
1000 Graphic Elements: Details for Distinctive Designs – Wilson Harvey
BUKU, Non-Fiksi, Seni dan DesainPenerbit: Page One Bahasa: Inggris ISBN: 978-981-245-141-5 Kondisi: Bekas Often, the small, delightful details make a piece shine, similar to the way unique buttons on a white shirt can give it an entirely new look. This book explores 1,000 of these embellishments available to graphic designers across all kinds of projects, from books to brochures, invitations to menus. Exacting photography, which is accompanied by credits outlining the vendors and materials used, focuses on these details. This book invites designers to literally shop for ideas. Content is organized by type; if youÆre in the market for an unusual binding, turn to the bindings section to see a wide collection of fresh ideas. Other topics covered include fasteners, graphics, unique materials, embossing, debossing, specialty inks, type treatments, interesting color usage, add-ons, die cuts, and much more.Rp 275.000,00 -
Leonardo da Vinci: A Memory of His Childhood – Sigmund Freud
Biografi, BUKU, Non-Fiksi, Seni dan DesainPenerjemah: Yuli Winarno Penerbit: Immortal Publishing x Octopus Tebal: 170 halaman Bahasa: Indonesia ISBN: 978-602-5868-14-6 Kondisi: Baru Apa yang terjadi jika seorang mahaguru membicarakan mahaguru lainnya? Bagaimanakah dia mengutarakan pikirannya? Juga, dari sudut pandang mana, dan apa hasilnya? Sigmund Freud, sang 'mahaguru' dalam diskursus psikoanalisis, seperti menjawab rentetan pertanyaan di atas. Dia mengemukakan cara pandangnya atas seorang mahaguru lain yang berasal dari ranah atau disiplin praktik dan kajian yang berbeda: Leonardo da Vinci. Inilah yang menarik: seorang pendekar psikoanalisis mengkaji kerja-kerja seorang seniman. Mungkinkah? Tentu saja. Freud membuktikannya dalam buku ini. Freud menganalisis diri Leonardo, mengkaji karya-karyanya, dan menghubungkan karya dengan diri sang seniman. Karya ini merepresentasikan sebuah esei dari Freud, meskipun informal, yang merupakan studi biografi dari sudut pandang psikoanalisis.Rp 50.000,00 -
Seni Budaya Politik – Juniarso Ridwan
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: Pustaka Latifah Tebal: 108 halaman ISBN: 978-979-9825-86-5 Kondisi: New Old Stocks Dunia pemikiran saat ini tentunya tidak bisa melepaskan diri dari beragam teori atau kebenaran empiris yang telah dilalui para pemikir terdahulu. Seorang penyair tentunya pemikir juga. Hanya keberangkatan penyair tidak dari beragam teori seperti seorang akademisi membahas bidang kajiannya. Penyair lebih memberi tempat kepada kemungkinan-kemungkinan kontemplatif. Ruang dirinya dibuka untuk mencari kebenaran dengan banyak tafsir. Ketika melihat hujan dan merasakan air meresapkan dingin di atas kepala, seorang penyair berpikir dan merenung tidak berangkat dari bagaimana terjadinya hujan, proses apa yang dialami tetes-tetes air itu, tapi lebih tertarik mengungkapkan cekaman yang diberikan hujan kepada tubuhnya, perasaannya, dan pikirannya. Juniarso Ridwan adalah seorang penyair. Ketika dia menulis esai-esai lepas, yang mengalir adalah kesunyian dunia kontemplatif, keruwetan dunia pemikiran dan gemuruh fakta yang seringkali lebih menyesakkan dari apapun. Sekumpulan esai dalam buku sederhana ini seperti luka yang barangkali setiap hari kita rasakan perihnya. di negeri ini.Rp 20.000,00 -
Vocabulary of Architecture: Design
Arsitektur, BUKU, Non-Fiksi, Seni dan DesainPenulis: Abang Winarwan, Justin Coupertino Umbu, Yenny Gunawan Penerbit: UPH Press Tahun Terbit: 2010 Kondisi: New Old Stocks Buku kecil ini merupakan awal dari serangkaian cerita mengenai kata-kata yang banyak digunakan dalam arsitektur. Benarkah kita sungguh-sungguh memahami kata-kata tersebut? Sejak kapan kata-kata tersebut digunakan dalam dunia arsitektur? Bagaimana mereka muncul? Buku pertama dalam seri Vocabulary of Architecture ini mengulas tentang makna kata ‘design‘. Dengan meminjam tiga fase kebudayaan C.A. van Peursen yang didasari oleh filsafat, buku ini dibagi menjadi tiga bagian: arsitektur tanpa design, disegno, dan arsitektur dengan design. Jika arsitektur dapat muncul tanpa design, lalu seperti apa proses penciptaannya? Apa arti kata disegno sebenarnya? Lalu bagaimana penciptaan arsitektur dengan design? Selain ulasan utama mengenai kata design, buku ini juga dilengkapi dengan caption-caption mengenai kata design dalam berbagai bahasa serta makna kata design yang ditemukan dalam tiga kamus besar sejak awal abad 17 sampai abad 19. Buku ini tidak hanya mengulas sejarah atau kata design, tetapi juga merenungkan perannya dalam dunia arsitektur di masa sekarang. Buku ini ditulis oleh tiga orang yang senang berdiskusi mengenai arsitektur, sebuah kolaborasi yang menyangkut generasi yang berbeda. Dr. Abang Winarwan adalah pengajar di Universitas Katolik Parahyangan dan seorang arsitek praktisi yang karya arsitekturnya telah memenangkan beberapa sayembara desain. Justin Coupertino Umbu adalah konsultan arsitektur Gereja wilayah Keuskupan Bandung dan seorang fotografer. Yenny Gunawan adalah seorang arsitek sekaligus pengajar di Universitas Pelita Harapan.Rp 35.000,00 -
Arsitektur Tropis Modern: Biografi C. P. Wolff Schoemaker – C. J. van Dullemen
Arsitektur, Biografi, BUKU, Non-Fiksi, Seni dan DesainPenerbit: Komunitas Bambu Tahun Terbit: 2018 Tebal: 400 halaman ISBN: 978-602-9402-96-4 Kondisi: Baru Vila Isola di Bandung yang dibangun pada 1933 merupakan salah satu bangunan paling menakjubkan di Indonesia. Arsiteknya, yaitu Charles Prosper Wolff Schoemaker, mendesain lebih banyak lagi bangunan modern pada masanya. Akan tetapi, sedikit yang kita ketahui mengenai dia dan karier arsitekturnya. Buku ini untuk pertama kalinya memberikan gambaran utuh atas karier dan kehidupan C.P. Wolff Schoemaker serta menempatkan karya-karyanya menurut konteks sejarahnya. Wolff Schoemaker memang berkutat dalam membangun, mendesain, dan mengajar. Akan tetapi, ia juga merupakan salah seorang arsitek di bekas jajahan Hindia Timur Belanda yang turut terlibat aktif memberikan kontribusi mengenai diskursus arsitektur serta urban modern di Indonesia pada 1920-an dan 1930-an. Tulisannya dalam topik ini merupakan fondasi penting dalam arsitektur “Indische” yang tergolong kontemporer dan progresif pada masanya. Wolff Schoemaker di kemudian hari menjadi mentor Sukarno, yaitu presiden pertama Indonesia. Buku ini menunjukkan beragam desain C.P. Wolff Schoemaker, baik yang diketahui ataupun tidak diketahui. Akan tetapi, buku ini juga membantu untuk memahami perdebatan arsitektur kolonial serta menawarkan perspektif mengenai pemikiran, minat, dan ketertarikan arsitek-arsiteknya.Rp 250.000,00 -
Sejarah Hak Cipta Lukisan – Inda Citraninda Noerhadi
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPengantar: A.D. Pirous Penerbit: Komunitas Bambu Tahun Terbit: 2012 Tebal: xviii + 406 halaman ISBN: 978-602-9402-15-5 Kondisi: Baru Kasus pemalsuan lukisan yang menjadi pemberitaan media massa sungguh mengguncangkan dunia seni rupa kita. Ia mengingatkan kita akan rapuhnya perlindungan hak cipta di bidang seni rupa di Indonesia. Lukisan-lukisan karya para maestro dipalsukan dengan canggihnya, dan sadar atau tidak, telah menjadi milik para kolektor. Belum lagi kasus pencurian lukisan dan lolosnya lukisan-lukisan palsu dan curian di balai lelang di Hong Kong dan Singapura. Buku ini mencoba memaparkan bukan hanya praktik pemalsuan lukisan, tetapi juga mencoba menelusuri sejarah perlindungan hak cipta di Barat dan Indonesia. Bagaimana kesadaran hak cipta itu tumbuh di kalangan perupa dan pemerintah sebuah negara, dan bagaimana pula ia mempengaruhi hukum internasional di kemudian hari. Buku ini juga merinci upaya-upaya jitu untuk menghindari pemalsuan lukisan dan bentuk-bentuk kriminalisasi lainnya.Rp 95.000,00 -
Toekar Tambah: Asimilasi Paksa dan Rela – Nindityo Adipurnomo dan Mella Jaarsma
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: Semarang Contemporary Art Gallery Tahun Terbit: 2012 Tebal: 128 halaman Kondisi: New Old Stock Studi dan penelitian tentang Peranakan di Indonesia boleh dibilang masih sangat langka. Ada beberapa buku yang mengetengahkan foto-foto barang peninggalan, seperti furniture dan perabot rumah tangga dan pelbagai pernak-perniknya, kain batik Peranakan, sampai arsitektur bangunan Peranakan di Asia Tenggara. Namun, hanya sedikit buku yang mengulas dari konteks sejarah dan kebudayaannya. Buku ini diterbitkan menyertai pameran seni rupa Nindityo Adipurnomo dan Mella Jaarsma di Semarang Gallery tanggal 19 Februari-9 Maret 2012. Nindit dan Mella melakukan riset dan studi budaya asimilasi Peranakan di kota Semarang dan Lasem sebelum menuangkannya ke dalam proses kreatif berkarya mereka.Rp 75.000,00 -
Bentang Tubuh Batu dan Hasrat: Sejumlah Esai Seni Rupa – Kris Budiman
BUKU, Esai, Non-Fiksi, Seni dan DesainPenerbit: Nyala Tahun Terbit: 2018 Tebal: x + 107 halaman ISBN: 978-602-50721-3-0 Kondisi: Baru "Hasrat saya memang kerap terbagi-bagi. Paling mudah terbaca di permukaan mungkin hasrat terhadap sastra karena sejak di fase awal, apa boleh buat, saya sudah terlanjur terpuruk di situ. Akan halnya seni rupa, pun kajian budaya visual secara lebih luas, jejak-jejaknya mungkin hanya terekam di dalam sedikit buku saya tentang semiotika visual--selebihnya hanya teredam di ruang-ruang kelas sehingga luput dari publisitas. Bahkan, andai ditinjau jauh ke belakang, saya tidak lagi ingat sejak kapan persisnya mulai menulis tentang seni rupa." - Kris BudimanRp 65.000,00 -
Around the Corner – Volume 02: India – Andrea Reza
Fotografi, Seni dan Desain, Traveling, ZINEPenerbit: Binatang Press! Tebal: 36 halaman, dicetak menggunakan risografi Kondisi: Baru The state of Rajasthan, India: September 2015. The author still daydream about the butter chicken he had at Moti Mahal, Delhi, to this day.Rp 70.000,00 -
Obrigado – Editor: Andra Matin, Salman R. Zahrawan, Talisa Dwiyani
Arsitektur, BUKU, Fotografi, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: a.Publication Tahun Terbit: 2015 Tebal: 393 halaman Bahasa: Indonesia ISBN: 978-979-19522-1-7 Kondisi: Baru “Portugal bukanlah negara dengan bendera yang memiliki warna putih. Juga tidak memiliki suatu aturan mengenai warna pada bangunan. Namun putih menjadi suatu keseragaman dalam arsitekturnya, seperti kesepakatan yang tidak pernah dibicarakan. Di perjalanan kedua ini, lebih mudah bagi saya untuk memahami alasannya, dengan berjalan bersama dua puluh enam orang yang entah kenapa selalu berpakaian hitam di tiap harinya.” – Fandy GunawanRp 350.000,00 -
Djiwa Manis Indoeng Disajang: Djilid I – Haryadi Suadi
BUKU, Fiksi, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2017 Tebal: 381 halaman Bahasa: Indonesia ISBN: 978-979-8004-06-3 Kondisi: Baru Djiwa Manis Indoeng Disajang menggambarkan perkembangan musik dan dunia hiburan di Indonesia tempo dulu–dari akhir abad ke-19 hingga masa kemerdekaan. Terdiri dari tiga jilid, masing-masing membahas tema-tema terntentu yang berkembang dalam dunia musik dan hiburan Indonesia secara mendalam dan kaya-akan-data. Jilid I mengungkap musik keroncong dengan segala hal ihwalnya, dari asal muasalnya, hingga para pelakunya yakni penyanyi, pemusik dan pencipta lagu. Jilid II berisi pembahasan jenis lagu-lagu hiburan lainnya, seperti stambol, irama Melayu, gambus, gambang keromong, lagu anak-anak, lagu rohani, himne dan lagu kebangsaan. Pengaruh Barat juga mempunyai peran penting dalam “menentukan” jalannya perkembangan musik kita. Dalam kaitan itu dibahas musik Indonesia bergaya modern, seperti langgam modern, jazz, dan irama Hawaii. Adapun jilid III berisi pembahasan perihal hadirnya seni musik asing (Belanda, Inggris, dan Amerika) di Tanah Air kita. Khususnya musik Amerika yang dalam kenyataannya hidup dengan subur dan telah berpengaruh besar terhadap jalannya sejarah musik di Indonesia. Juga sejarah rekaman, sarana hiburan, seperti pasar malam, gedung kesenian, hotel, restoran, film bicara, siaran radio, dan sandiwara. Demikian pula soal cipta-mencipta lagu yang juga termasuk hal yang tidak terpisahkan dari perkembangan dunia musik. Sebagai penutup jilid III, diungkap situasi dan kondisi musik dan dunia hiburan di masa penjajahan Jepang. Betapa antinya Jepang terhadap seni budaya Barat (Amerika dan sekutunya), sehingga penguasa baru ini telah menghancurkannya tanpa tersisa. Pada masa itulah terjadi peristiwa pembelokan secara mendadak terhadap jalannya perkembangan musik Indonesia, dari Barat ke Timur.Rp 330.000,00 -
Tentang Bermain Drama – Rendra
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: Pustaka Jaya Tahun Terbit: 2017 Tebal: 88 halaman Bahasa: Indonesia ISBN: 978-979-419-459-1 Kondisi: Baru Dengan gaya langsung dan tak bertele-tele, si Burung Merak Rendra, sang dramawan dan penyair besar Indonesia, menyuguhkan pengantar ilmu bermain drama bagi remaja. Bukan hanya itu, dipaparkan juga seluk-beluk produksi dalam pementasan lakon sehingga para pembaca muda dapat belajar manajemen produksi dalam seni pertunjukan. Pada akhir setiap bab disertakan beberapa poin latihan bagi pembaca yang serius ingin mengasah diri dalam seni drama. Di sini Rendra menunjukkan kemampuannya sebagai guru ideal di bidangnya. Apalagi, yang disuguhkan bukan hanya teknik menjadi aktor, tetapi juga sejarah singkat drama dari masa ke masa di berbagai negeri.Rp 33.000,00 -
Seni Manubilis – Semsar Siahaan 1952-2005
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenulis: Semsar Siahaan, Melati Suryodarmo, Halim HD, Yayak Yatmaka, Mohamad Cholid, Sanento Yuliman, Danarto, Sujiwo Tejo, Yvonne Owens, Bre Redana, dan Astri Wright. Penerbit : Nyala & Yayasan Jakarta Biennale Tahun Terbit: 2017 Tebal: x + 196 halaman Bahasa : Bilingual (Indonesia dan Inggris) ISBN: 978-602-50721-0-9 Kondisi: Baru "Semsar Siahaan adalah salah satu sosok penting dalam sejarah seni rupa Indonesia. Ia banyak memiliki catatan pemikiran yang bisa menjadi refleksi, tidak hanya di di dunia seni rupa, tapi juga bagi masyarakat luas. Semsar Siahaan melihat peran seni secara kritis dalam kontribusinya terhadap kemanusiaan dan hak asasi manusia melalui karya-karyanya dan keterlibatannya dalam berbagai aktivitas sosial politik, lingkungan hidup, pendidikan anak, hak asasi manusia dan gerakan kesetaraan gender. Semuanya itu dihimpun ke dalam aksi-aksinya menentang rezim Orde Baru, atau rezim estetika yang dianggapnya sebagai tembok granit penghalang kebebasan, keberagaman dan kesetaraan. "Penerbitan buku Semsar Siahaan, walaupun mungkin hanya berupa sebagian dari jejaknya, diharapkan bisa ikut menjadi pemantik bagi siapa saja untuk menelusuri dan melacak lebih mendalam catatan biografis, esei, dan ulasan kritik sebagai bagian penting dari mozaik sejarah seni rupa Indonesia." - Melati SuryodarmoRp 75.000,00 -
Kebudayaan di Nusantara – Edi Sedyawati
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: Komunitas Bambu Tahun Terbit: 2014 Tebal: 538 halaman ISBN: 978-602-9402-41-4 Kondisi: Baru Sebagai intelektual yang telah lebih dari 40 tahun menggeluti kebudayaan dalam arti luas, Edi Sedyawati dalam buku ini memperlihatkan penguasaannya yang luas dan dalam mengenai tempat dan peran kebudayaan yang dikaitkan dengan nasionalitas. Terkait dengan hal itu, dalam buku ini dibahas modal budaya sebagai kekuatan bangsa, budaya nasional dan suku bangsa, budaya dan karakter bangsa, budaya dan persatuan nasional, serta budaya dan pendidikan nasional. Ide nasionalitas dalam budaya ini juga dibawa dengan mengupas museum, batik, keris, ekonomi kreatif, lembaga adat, kelautan, ingatan kolektif, koleksi negara, gaya seni, Pancasila, arkeologi, seni tradisi, local genius, wayang, filsafat Jawa, makanan, dan obat-obatan tradisional. Melalui pengungkapan dengan gaya narasi sastra yang enak dibaca, sebagai budayawan yang matang secara akademis, penulis juga mengungkap budaya dalam proses dan variannya. Sebut saja tentang kebutuhan masyarakat akan pengetahuan tradisional, ketuhanan dalam seni Nusantara, makna simbol pada tari daerah Nusantara, asal usul aksara-aksara Nusantara, juga penataan air pada masa Jawa kuno. Selain itu, dibuat juga ulasan-ulasan tentang Tor-tor Batak, Candi Borobudur, panakawan di masa Majapahit, kesenian di pesantren, sastra Melayu, pencak silat, dan tradisi lisan serta ungkapan seni pada relief Prambanan.Rp 160.000,00 -
Dedikasi Satu Dekade– Hawe Setiawan & Agung Hujatnikajennong (ed.)
Biografi, BUKU, Non-Fiksi, Seni dan DesainPenerbit: Yayasan Selasar Sunaryo Tahun Terbit: 2008 Tebal: 186 halaman Bahasa: Indonesia ISBN: 978-979-18373-0-9 Kondisi: Baru Sepuluh tahun telah berlalu sejak Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) didirikan pada 1998. Bermula dari inisiatif pribadi Sunaryo, salah seorang seniman senior di Indonesia, SSAS tumbuh dan berkembang dengan melibatkan sejumlah kurator dan pemikir budaya. Dengan bangunan artistik rancangan arsitek Baskoro Tedjo, yang berdiri di atas salah satu bukit yang memagari Kota Bandung, ruang seni tersebut dari hari ke hari mewadahi beragam kegiatan seni dan budaya, mulai dari pameran seni rupa hingga festival sastra, mulai dari pementasan teater hingga pemutaran film. Dengan pusparagam kegiatan yang selama ini diwadahinya, SSAS mampu melampaui batas-batas orientasi sebuah galeri atau mengatasi cakupan kegiatan sebuah museum. Dengan demikian, SSAS telah menjadi sebentuk wahana kultural yang unik. Buku ini merupakan bungarampai yang menghimpun kesan, amatan, dan harapan sejumlah orang yang selama ini terlibat, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, dalam berbagai kegiatan yang diwadahi SSAS. Bagi SSAS sendiri, buku ini merupakan rekam jejak dari perjalanannya selama satu dasawarsa terakhir, sekaligus lecutan untuk terus mengembangkan kegiatan-kegiatannya di kemudian hari. Bagi khalayak umum, buku ini merupakan panduan yang bermanfaat untuk memahami berbagai situasi spesifik dalam kancah kebudayaan di Indonesia melalui kehadiran dan aktivitas sebuah ruang seni di Bandung.Rp 300.000,00 -
Perjalanan Tak Bermodal – Nasjah Djamin
Biografi, BUKU, Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: Nyala Tahun Terbit: 2017 ISBN: 978-602-60855-7-3 Kondisi: Baru Beramai-ramai dengan kawanan pelukis lain kami menyerbu tembok-tembok dinding di tengah kota Medan bersenjatakan kuas dan cat. Tiap dinding, tiap tembok gedung dan rumah yang terluang, kami tulisi dengan semboyan-semboyan. Besar-besar kami tulisi semboyan itu, dalam bahasa Indonesia, dalam bahasa Inggris, dan dalam bahasa Belanda. Juga dinding kereta api kami tulisi. Tak jarang kami diancam oleh peluru tapi kami terus menyerbu dinding-dinding yang belum ditulisi. Kalau tak dapat di siang hari, kami menyerbu malam hari.Rp 52.000,00 -
Anatomi: Ukiran Arsitektur Tradisional Banjar
Arsitektur, BUKU, Non-Fiksi, Seni dan DesainPenulis: Bani NM, Prima WW, Dahliani, Ibnu Saud, Edwin NV Penerbit: Wastu Lanas Grafika Tahun Terbit: 2009 Tebal: 132 halaman ISBN: 978-602-8114-36-3 Kondisi: Baru Ukiran merupakan salah satu karya seni manusia tertua yang masih dapat dilihat hingga sekarang. Sejak munculnya peradaban bangsa Mesir, ukiran telah dibuat. Dalam perjalanan peradaban bangsa-bangsa di dunia selanjutnya, ternyata ukiran tersebut memiliki saling keterkaitan yang jelas. Ukiran Banjar sendiri mendapat pengaruh dari beberapa motif dari luar yang masuk ke Kalimantan seiring dengan pembentukan masyarakat Banjar. Motif tersebut, di antaranya dari Cina, India, dan Persia Arab, mengalami perubahan dan perkembangan, sesuai dengan lingkungan budaya dan pemikiran masyarakat Banjar yang berkembang saat itu. Hingga kini, keberadaan ukiran pada arsitektur tradisional Banjar turut memperkaya kosa kata motif yang berkembang pada ukiran bangsa-bangsa di dunia.Rp 100.000,00 -
Menanam Padi di Langit – Puthut EA
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenyunting: Prima S. Wardhani Penerbit: EA Books Tahun Terbit: 2016 Tebal: 342 halaman ISBN: 978-602-1318-42-3 Kondisi: Baru Memaparkan kisah hidup tiga perupa muda Indonesia (Bob, Teddy, dan Toni) lengkap dengan kegilaan, kekonyolan, kisah cinta, proses kreatif, impian dan jalinan persahabatan di antara mereka. Kisah mereka ditempatkan dalam konteks sosial dan politik, juga di telatah seni rupa Indonesia. * "Buku ini memberikan banyak perspektif baru dalam memandang seni rupa. Bukan seni rupa dari perihal teknis ... melainkan dari sisi manusiawi, dari sisi pembuatnya. Dari sebuah karya yang dahsyat, selalu ada cerita tak kalah dahsyat dari penciptanya. Tepat di sana, buku ini sangat berhasil menceritakan kisah-kisah ajaib dari seniman-seniman yang juga ajaib. Puthut bisa mengungkapnya dengan menalir. Ada tawa yang meledak. Kepedihan. Perpisahan. Kegilaan. Semua berkelindan menjadi kisah yang sangat menarik untuk dibaca. Setiap halaman buku ini bisa memberikan kejutan yang tak terduga." - Nuran WibisonoRp 100.000,00 -
Mengusik Tata Penyelenggaraan Lingkungan Hidup dan Pemukiman – 70 Tahun Tjuk Kuswartojo – Buku 1 & 2
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenyunting: Suparti Amir Salim, Ismet Belgawan Harun, Erwinthon P. Napitupulu Penerbit: Kelompok Keahlian Perumahan dan Permukiman Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung Tahun Terbit: 2010 Kondisi: New Old Stock Bagian pertama dari buku ini dimulai dengan serangkaian tulisan tentang aspek paradigmatik pembangunan berkelanjutan atau yang berbasis pada kepentingan lingkungan. Di sini dibahas keterkaitan (yang seharusnya terjalin) antara pembangunan pada umumnya dan pembangunan lingkungan hidup; gagasan tentang bagaimana Piagam Bumi yang diselesaikan pada 2000 dan merupakan kelanjutan dari Deklarasi Agenda 21 di Rio de Janeiro pada tahun 1992, yang menjadi pedoman umum dunia tentang bagaimana membangun dunia yang berkelanjutan. Tulisan-tulisan berikutnya berisi gagasan yang lebih konkret tentang bagaimana pembangunan berkelanjutan dan yang berbasis pada pengembangan lingkungan hidup ini dijalankan, yaitu melalui pembangunan kepranataan pemerintahan yang responsif terhadap pembangunan berkelanjutan dan dimasukkannya dimensi lingkungan dalam pengaturan dan perimbangan pembangunan. Bagian ini menguraikan peran dan kapasitas pemerintahan di daerah, termasuk unsur lembaga perwakilan, bagaimana lembaga tersebut menjadi penting bagi penyelenggaraan pembangunan berkelanjutan. Dalam tataran yang lebih teknis, bagian kedua dari buku ini berisi sejumlah tulisan yang menyoroti dan menggagas fungsi dan aktivitas pengelolaan lingkungan. Mekanisme analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) disorot dalam hampir seluruh tulisan di dalam bagian ini. Pada beberapa tulisan, diuraikan secara kritis hal-hal teknis pelaksanaan AMDAL, termasuk analisisnya. Pada tulisan berikutnya, diberikan gagasan tentang reformasi yang dapat dilakukan agar AMDAL menjadi instrumen yang lebih efektif untuk pengelolaan lingkungan.Rp 100.000,00 -
All Messed Up – Unpredictable Graphics – Anna Gerber
BUKU, Non-Fiksi, Seni dan DesainPenerbit: Harper Design Tahun Terbit: 2004 Tebal: 208 halaman Bahasa: Inggris ISBN: 978-185-669-390-5 Kondisi: New Old Stocks All Messed Up: Unpredictable Graphics explores the important role that mistakes and accidents play in the creative process.In striving for perfection, we often make mistakes. In aiming for flawless work, things often go wrong. Sometimes these mistakes and accidents end up working to the designer's advantage. To realize this is to override long-standing preconceptions that define such occurrences as fundamentally wrong. All Messed Up creates a space for work in which mistakes, accidents and the unpredictable are celebrated. Featuring work by established and emerging graphic designers from around the world, the book illustrates how embracing and even seeking out accidents can create ground-breaking work. The book is divided into three sections: Mistakes (where something has gone wrong, such as a printer error); Chance (where chance occurrences or found objects are incorporated into a piece of work); and System (where a system is created to actively encourage unpredictability). It ends with a series of interviews with five leading figures: Ian Anderson, Stefan Sagmeister, Paul Elliman, Stuart Bailey and April Greiman.Rp 245.000,00 -
Visual Thief – Vol. 11 – Art Book of Resatio Adi Putra
BUKU, Seni dan DesainDesign and Art Direction: Resatio Adi Putra Typefaces: Surfing Capital and Futura Printed on Coronado Paper and Acrylic Sheet Self Published, 2016 Condition: New Resatio cuts encylopedias and put them back together. Twelve fuzzy, intricate, and otherworldly prints to treasure.Rp 400.000,00 -
SUBVersi: Kolase Cerita Kecil & Jaringan Kota Surabaya (Dwibahasa: Indonesia dan Inggris)
BUKU, Esai, Fotografi, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainEditor: Anas Hidayat, Erlin Goentoro, kathleen azali Editor Inggris: Martine Randolphe, Will Glasscock, Noel Schroeder, Matthew Borden, Joseph Taylor Penerbit: Ayorek! berkolaborasi dengan Rujak Centre for Urban Studies Tahun terbit: 2013 Bahasa: Indonesia dan Inggris Kondisi: Baru This book presents a variety of (hi)stories of Surabaya that you may not be familiar with. The story of the larung along the Bratang Tangkis riverside village. Some recurring fashion tendencies in some malls in Surabaya. The Gembong flea and wet market. The trails of the defunct-but-soon-to-be-revived trams of Surabaya, and its 90-years-old ex-driver. How the visually impaired students and teachers navigate their ways through this hot and congested city. The gold shop owner in the Pasar Atom observing the first "modern" shopping centre in Surabaya built in 1970s. Also in this book: wonderful routes for the adventurous to explore o foot. Short reviews of books about Surabaya. Delicious dishes you can find in the cit: iwak pe (stingray), pickled vegetable salad, and karak satay. They around us.Rp 70.000,00