-
Rasio sebagai Pedoman, Rasa Sebagai Acuan: Konseptualisasi dan Aktualisasi Filsafat Kawruh Jiwa Ki Ageng Suryomentaram
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenulis: Afthonul Afif, Bandung Mawardi, Marcel Bonneff, M. Endy Saputro, Nanik Prihartanti, Nilam Widyarini, Ryan Sugiarto, Selu Margaretha Kushendrawati, Someya Yoshimichi, Sri Teddy Rusdy Penerbit: Basa Basi Tahun Terbit: 2019 Tebal: 334 halaman ISBN: 9786237290032 Kondisi: Baru Tulisan-tulisan dalam buku ini membantu untuk menghidupkan kembali kehidupan dan filosofi Ki Ageng Suryomentaram. Ki Ageng Suryomentaram merupakan salah satu dari sejumlah sosok tersohor dalam kehidupan pemikiran dan religius Jawa pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Ia dilahirkan di lingkungan yang berporos pada keraton, sebagaimana Ahmad Dahlan, namun bertolak dari perpaduan antara kebudayaan keraton dan empirisme filosofis untuk menghadapi persoalan dan pertanyaan modernitas serta kondisi kolonial yang dialami oleh apa yang dulu disebut Hindia Belanda dan sekarang dikenal sebagai Indonesia. Sebagaimana yang terlihat pada semua tulisan dalam buku ini, Ki Ageng Suryomentaram adalah sosok yang unik dan istimewa. Pada masa di mana rasionalitas menjadi salah satu ciri dari Renaisans Jawa, ini menjadi karakteristik penentu dari pemikiran Ki Ageng Suryomentaram. Kendati ia jelas-jelas merupakan seorang Jawa Muslim, tulisan-tulisannya dapat dipahami sebagai filsafat rasionalis tentang diri, akal budi, dan masyarakat. Ia tidak terlalu terlibat dengan modernisme Muslim atau mistisisme kebatinan modern.Rp 100.000,00 -
Seni Berbahagia – Epicurus
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerjemah: Carissa Fadina Permata Penerbit: Basa Basi Tahun Terbit: 2019 Tebal: 252 halaman ISBN: 978-602-9552-82-9 Kondisi: Baru Di Athena, pada Abad Ketiga Sebelum Masehi, kesadaran dalam berkehidupan mencapai titik tertinggi. Benak para penduduknya dipenuhi pertanyaan-pertanyaan: Bagaimana cara kerja alam semesta? Apa yang nyata? Bagaimana bisa manusia ada di tengah kosmos? Kehidupan yang baik itu apa? Apa itu kehidupan yang berbahagia? Apakah kedua hal itu – “baik” dan “bahagia” – saling berselaras atau bertentangan? Apa peran para dewa dalam semua ini? Di meja Taman Epikuros, kaum wanita dan pria mendengarkan Sang Master dengan saksama. Mereka semua sepakat bahwa Epikuros adalah guru terbaik yang pernah ada. Dia telah memikirkan filsafatnya masak-masak, fokus pada diskusinya dengan sesama. Dia menyambut pertanyaan para muridnya, sabar dengan kesalahpahaman mereka, dan menolerir pandangan yang berbeda. Terlepas dari fisiknya yang jelas tampak lemah, kebahagiaannya menjalani hidup tercermin dan menular. Orang lain merasa bersukacita hanya karena berada di dekatnya. Singkatnya, Epikuros memiliki segala hal yang pada zaman sekarang kita pertimbangkan sebagai karakter seorang guru motivator diri yang berkarisma. Untuk sesaat, manusia Abad Ke-21 mungkin menolak adanya seorang pria yang menganggap dirinya guru, dan mengajari murid-muridnya, termasuk kita, tentang cara untuk menjalani hidup. Namun, saya berpegang pada satu alasan bahwa Epikuros mungkin saja memang benar. — Daniel KleinnRp 70.000,00 -
Seandainya Aku Bisa Menanam Angin – Fawaz
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Buku Mojok Tahun Terbit: 2019 Tebal: 196 halaman ISBN: 978-602-1318-95-9 Kondisi: Baru “Ah Sese, ko jangan pintar dolo, biar kita sama-sama bodoh dolo, pintar nanti juga sama-sama. Sa jangan ditinggal begitu, tidak bole itu. Tidak baik,” kata Tadius Bisaka, anak ajaib dari Asmat, Papua. Seandainya Aku Bisa Menanam Angin adalah rangkuman kisah, perpaduan tawa bahagia dan tangis sendu. Kisah yang tak pernah sudah tentang hubungan manusia paling jernih: saling percaya, menerima perbedaan, hingga mengikhlaskan. Mengajar bersama anak-anak Suku Anak Dalam Jambi, Asmat Papua, Gunung Argopuro Jember, dan anak-anak di sejumlah tempat yang lain bukan perkara hitung-hitungan dan tata bahasa bagi Fawaz. Ia mengajar, sekaligus diajari tentang sesama, alam raya, dan tentu saja cara berbahagia.Rp 78.000,00 -
Dari Balik Layar Perak: Film di Hindia Belanda 1926-1942 – M. Abduh Aziz
BUKU, Film, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPengantar: Budi Irawanto Penerbit: Komunitas Bambu Tahun Terbit: 2019 Tebal: xxii + 106 halaman ISBN: 978-623-7357-07-0 Kondisi: Baru Buku ini mengkaji perihal proses perkembangan film di Hindia Belanda dalam kurun waktu 1926-1942. M. Abduh Aziz menggambarkan bagaimana rupa dan serba-serbi dunia kesenian film semasa kolonial. Ia memulainya dengan membahas lanskap sosial politik masyarakat Hindia Belanda jelang abad ke-20 dan perubahan wajah kota yang mulai menuju modernitas. Selain itu dibahas pula keberlangsungan kesenian tradisional di tengah mulai masuknya bentuk seni terkini juga film-film impor. Sebagai sarana penunjang perfilman, geliat bisnis bioskop juga tak luput dari pembahasan. Jika sebelumnya mereka menjadi pengimpor film dan pengusaha bioskop, mulai akhir 1920-an mereka terlibat langsung di balik layar sebagai produser. Pesatnya perkembangan dunia perfilman tanah air juga mendorong dibuatnya aturan-aturan dari pemerintah kolonial terkait penayangan film-film, juga tentu terhadap pajak dan cukainya. * “Terbitnya buku ini bisa menjadi pengingat bahwa film merupakan anak kandung kehidupan modern. Sejarah film di Indonesia tak bisa diceraikan dari proses urbanisasi yang juga diwarnai oleh regulasi yang hendak menepis ‘efek buruk’ sinema. Tak aneh, hari ini bioskop di Indonesia hadir di tengah pusat perbelanjaan dan impuls untuk menyensor film tak pernah sirna. Setidaknya, buku ini telah menunjukkan akarnya di masa lalu.” - Budi Irawanto, Presiden Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) dan pengajar di Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada.Rp 70.000,00 -
Rosa Luxemburg: Sosialisme dan Demokrasi (Buku 1) – Dede Mulyanto
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPengantar: Ted Sprague Penerbit: Marjin Kiri Tebal: xx + 253 halaman ISBN: 978-979-1260-93-0 Kondisi: Baru Menggabungkan metode penulisan riwayat diri dengan telaah pemikiran, buku ini menyajikan Rosa Luxemburg sebagai pejuang Demokrasi Sosial dalam gaya naratif yang mudah dicerna dan dinikmati. Buku pertama dari rencana dua jilid buku ini mengkhususkan diri pada pembahasan isu-isu seputar demokrasi dan sosialisme yang relevan dengan perkembangan dunia saat ini, saat ide-ide sosialisme kembali dipeluk anak-anak muda sedunia di tengah kebangkrutan tatanan yang ada. Akan kita temukan pemikiran Rosa Luxemburg mengenai Demokrasi Sosial sebagai leburan antara sosialisme dengan gerakan kelas pekerja, termasuk uraiannya tentang kapan persisnya aksi-aksi demonstrasi dan pemogokan bisa digunakan secara tepat; bagaimana seharusnya sosialisme menyikapi agama, baik umat maupun pemukanya; sikapnya yang anti terorisme politik; beserta kecenderungan internasionalisnya dalam perjuangan demokrasi.Rp 80.000,00 -
Selat Malaka: Sejarah Perdagangan dan Etnisitas – Leonard Y. Andaya
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerjemah: Aditya Pratama Penerbit: Komunitas Bambu Tahun Terbit: 2019 Tebal: xxxviii+ 342 halaman ISBN: 978-623-7357-04-9 Kondisi: Baru Buku ini menyajikan proses pembentukan etnik dengan menyoroti pergeseran persepsi etnik Melayu di era prakolonial dan peran etnik Melayu dalam merangsang proses etnisisasi (penciptaan etnik baru) komunitas lain. Satu hal yang pokok dalam pembahasan itu adalah gagasan etnisisasi, yakni keputusan politik yang secara sadar dibuat oleh suatu kelompok untuk mengadopsi suatu identitas etnik demi meraih keuntungan. Setiap bahasan di dalam buku ini bersandar pada narasi sejarah perdagangan yang dapat menjelaskan mengapa, kapan, dan di mana aneka kelompok serta kategori etnik terbentuk atau dibentuk ulang di masa lalu, baik masa lalu yang sudah terlewat jauh maupun yang baru saja berlalu. Kelompok-kelompok tersebut adalah yang dianggap sebagai penduduk “purba”, mereka menghuni daratan dan lautan yang berbatasan dengan Selat Malaka. Dengan menyelami etnisitas, sejarawan dapat menawarkan pandangan yang lebih bernuansa tentang hubungan etnik di suatu kawasan yang bertakhtakan keberagaman bahasa dan budaya. Kreatif dan menantang, buku ini menyingkap banyak pertanyaan-pertanyaan baru yang semestinya menghidupkan kembali dan mengubah arah historiografi Asia Tenggara. * “Karya Andaya ini mengingatkan kita bahwa dengan memahami masa lalu, kita bisa belajar banyak mengenai hari ini. Buku ini menjadi sumbangsih yang penting dan tepat waktu terhadap pembahasan-pembahasan mengenai sejarah etnik yang juga berakibat terhadap politik etnik kiwari. Ditulis dengan cukup ringan, karya ini merupakan contoh yang luar biasa terkait bagaimana studi sejarah bisa menyebar dan menjangkau khalayak yang lebih luas.” – Rusaslina Idrus, Pengajar Studi Gender di Faculty of Arts and Social Sciences, University of Malaya.Rp 155.000,00 -
Semiotik & Dinamika Sosial Budaya – Benny H. Hoed
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPengantar: Haryatmoko Penerbit: Komunitas Bambu Tahun Terbit: 2014 Tebal: xxxi + 352 halaman ISBN: 978-602-9402-44-5 Kondisi: Baru “Di era Reformasi ini kita kebanjiran tanda dalam bentuk pesan politis, iklan, dan ikon yang sarat makna. Penjelasan buku ini mampu mengungkap tabir maknanya. Sebab itu, kehadiran buku ini pantas disambut masyarakat akademik dan mereka yang mengikuti perkembangan pesan yang beredar di berbagai media. Mata dan hati pembaca akan terbuka oleh suguhan yang menerangkan bagaimana tanda yang hadir melalui pesan menjadi makna yang senantiasa melintasi ruang dan waktu pengalaman penerimanya. Apalagi sebagai diskursus akademik yang rumit disampaikan dengan sederhana disertai contoh-contoh yang mudah diasosiasikan dengan pengalaman sehari-hari.” - Prof. Dr. Gunawan Tjahjono, Guru Besar Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Indonesia “Kita menemukan semiotik dalam mitos-mitos baru, tubuh, busana, etika ekonomi dalam kehidupan modern, iklan, dan totemisme, dan lainnya lagi, sebagai arena makna. Telaah semiotik pun dapat pula diterapkan dalam upaya pencarian makna dari hasil kebudayaan masyarakat masa silam. Contoh penerapan semiotik dalam buku ini memperkaya telaah makna tanda dalam kebudayaan. Semiotik terasa mudah, menyenangkan, serius, cair, dan kadang-kadang menemukan juga makna yang kocak.” - Prof. Dr. Agus Aris Munandar, Guru Besar Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia “Buku ini penting di tengah prediksi akan menyusutnya kekayaan sumber daya alam Indonesia dalam 20 tahun-an mendatang yang akan digantikan oleh ekonomi berbasis industri kreatif/Ekonomi kreatif karena dapat menjadi inpirasi proses kreatif. Memahami semiotik bukan saja menjadi penting sebagai unsur utama dalam proses kreatif dan desain, tetapi juga membuat hasil desain menjadi baik objek ekonomi maupun pengutamaan untuk peningkatan makna bagi kehidupan manusia.” - Irvan A. Noe’man, M.ID, BD+A Design, Strategy, Space and Branding Consultants, Alumni Arsitektur Interior, Institut Teknologi Bandung, Industrial Design, Rhode Island School of Design USA
-
Citizenship in Indonesia: Perjuangan atas Hak, Identitas, dan Partisipasi – Penyunting: Ward Berenschot & Gerry van Klinken
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Yayasan Pustaka Obor Indonesia Tahun Terbit: 2019 Tebal: vi + 434 halaman ISBN: 978-602-433-739-1 Kondisi: Baru Kewarganegaraan hadir kembali di Indonesia. Dalam buku ini, kami tidak akan melakukan 'pendidikan kewarganegaraan'. Alih-alih, kami ingin melihat bagaimana orang Indonesia biasa mempraktikkan kewarganegaraan dalam keseharian. Apa yang mereka lakukan? Apa yang mereka yakini? Berfokus pada kewarganegaraan adalah suatu perubahan dari menyalahkan atau memuji kaum elite untuk semua hal yang terjadi di negara ini. Pada kenyataannya, jika demokrasi berjalan dengan baik, maka hal itu terjadi karena warga negara-lah yang membuatnya berhasil. Sebaliknya, jika demokrasi memburuk, hal itu bisa terjadi warga negara tidak berbuat cukup untuk memprotes keegoisan para elite. Kami meyakini bahwa kewarganegaraan adalah cara yang bermanfaat untuk membahas tentang politik Indonesia pasca tahun 1998. Kewarganegaraan menyangkut cara-cara warga negara berinteraksi dengan lembaga-lembaga negara. Perlu dikaji secara empiris, tetapi pada sisi yang lain juga membuat kita berpikir tentang cita-cita bersama. Buku ini memperkenalkan suatu konsep kewarganegaraan yang disesuaikan, tanpa muatan asosiasi dunia Barat, untuk diterapkan di Indonesia. Buku Citizenship in Indonesia: Perjuangan atas Hak, Identitas, dan Partisipasi disusun berdasarkan tiga fitur kewarganegaraan, yaitu hak, identitas sosial, dan keikutsertaan politik.Rp 110.000,00 -
Kejatuhan Sriwijaya Kebangkitan Malaka – O. W. Wolters
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Komunitas Bambu Tahun Terbit: 2019 ISBN: 978-623-7357-02-5 Kondisi: Baru Kajian mendalam mengenai beberapa ciri khas masyarakat maritim Melayu dalam sebuah upaya untuk mendefinisikan arti penting sejarah Melayu. Sejarah yang berlangsung selama 30 tahun sepanjang abad ke-14. Saat itu kerajaan Sriwijaya—yang memiliki asal-muasal sebagai sebuah kerajaan kuno dari abad ke-7—diduga mulai runtuh. Pada tahun-tahun yang sama, Malaka, Ibukota Melayu abad ke-15 yang tersohor mulai membentuk pondasinya. * "Dalam sebuah penjelasan singkat, kebenaran tidak bisa dilakukan dengan pengetahuan imajinatif dan ketelitian guna merekonstruksi sejarah perdagangan awal Indonesia. Karya Ini adalah studi yang paling menyeluruh mengenai topik penting tersebut. Kajian ini mungkin akan tetap menjadi karya otoritatif selama bertahun-tahun mendatang." – Journal of Asian History "Penulis buku ini, O.W. Wolters, selain mempelajari keruntuhan Sriwijaya yang dihubungkan dengan bagian awal sejarah Melayu, yaitu Malaka, sekaligus dengan demikian ia menghasilkan sebuah studi masa awal kemaharajaan maritim tersebut. Sebuah karya yang sangat berharga dari seorang pionir sekaligus ahli sejarah utama Sriwijaya." – Adrian B. Lapian, Nakhoda Sejarawan Maritim Asia TenggaraRp 195.000,00 -
Gemar Membaca Terampil Menulis: Transformasi Gerakan Komunitas Literasi di Indonesia – Lukman Solihin
BUKU, Kajian Sastra / Bahasa, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Tanda Baca Tahun Terbit: 2019 Tebal: xxvi + 231 halaman ISBN: 9786239062446 Kondisi: Baru Buku ini berusaha mendedah apa yang terjadi pada gerakan literasi yang ditaja oleh komunitas di Indonesia. Komunitas Indonesia Boekoe dan Pustakaloka Rumah Dunia merupakan dua contoh dari sekian banyak komunitas literasi di Indonesia. Dari dua komunitas tersebut, kita tahu bahwa komunitas literasi tidak hanya menyediakan bahan bacaan, melainkan turut serta melahirkan penulis baru sebagai produsen bacaan. Oleh karena itu, konteks buku ini—seperti judulnya—adalah ingin menyatakan bahwa laku membaca akan purna jika dibarengi oleh laku menulis. * "Gemar Membaca, Terampil Menulis menorehkan catatan penting bagi Kajian Literasi Baru (new literacy study) karena menyajikan rekam jejak literasi ideologis." - Sofie Dewayani, Pegiat Literasi dan Ketua Yayasan Litara "Gemar Membaca, Terampil Menulis mengundang kita ke resepsi “pernikahan” membaca dan menulis, kecakapan olah pikir dengan kecerdasan merunut kata dan meletakkan tanda baca dengan tepat." - Maman Suherman, Penulis, Penggerak dan Sahabat Literasi "Buku ini dinanti oleh para penggiat literasi, cendekiawan, dan akademisi untuk memastikan bahwa gerakan literasi secara evolutif telah mengarah pada tatanan baru keindonesiaan kita." - Firman Venayaksa, Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat Pusat "Membaca buku ini, kita diajak memasuki sebuah jaring dunia kreatif yang riuh, terutama buku. Ia menuntun kita dengan sabar dan hangat. Jalinan narasi yang dianyam penulis membuat kita nyaris tak berjarak." - Muhidin M. Dahlan, Penulis, Arsiparis, Pendiri Warung ArsipRp 80.000,00 -
Mitos dari Lebak: Telaah Kritis Peran Revolusioner Multatuli – Rob Nieuwenhuys
BUKU, Kajian Sastra / Bahasa, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerjemah: Sitor Situmorang Pengantar: JJ Rizal, Emma Keizer & Tico Onderwater Penerbit: Komunitas Bambu Tahun Terbit: 2019 Tebal: 140 halaman ISBN: 978-623-7357-03-2 Kondisi: Baru Mitos dari Lebak merupakan sebuah telaah kritis tentang pandangan hidup Douwes Dekker, asisten residen di Lebak pada abad ke-19, dalam kasus yang terkenal karena tuduhannya terhadap bupati Lebak, dan permintaan berhenti sebagai asisten residen yang diajukannya kepada Gubernur Jenderal Belanda. Tanpa berbasa-basi dan dengan diksi-diksi tajam yang “menusuk”, Rob Nieuwenhuys berhasil menguliti habis-habisan peristiwa bersejarah yang terjadi di Lebak, Banten, hampir dua abad lalu. Melalui studi sejarah, ia menguak peran Douwes Dekker alias Multatuli alias Max Havelaar sewaktu jadi asisten residen di Lebak yang kemudian menjadi latar masalah dalam mahakaryanya, Max Havelaar. Karyanya ini penting karena menjadi semacam pengisi kekosongan yang mungkin terlewatkan oleh mereka para kritikus sastra dan sejarawan ketika berbincang mengenai andil Dekker sewaktu kolonialisme Indonesia. Mitos dari Lebak juga bisa dipandang sebagai kritik atas romantisme sejarah terhadap baik Dekker sendiri maupun karya besarnya Max Havelaar. Alih-alih revolusioner, tindakan Lebaknya ternyata sebuah usaha pencaplokan politik.Rp 70.000,00 -
Surabaya 1945: Sakral Tanahku – Frank Palmos
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerjemah: Johannes Nugroho Penerbit: Yayasan Pustaka Obor Indonesia Tahun Terbit: 2016 Tebal: xviii + 461 halaman ISBN: 978-979-461-638-3 Kondisi: Baru Surabaya 1945: Sakral Tanahku mengungkap sejarah lengkap tegak berdirinya RI di tahun 1945 melalui kesaksian para pelaku sejarah, detil-detil perjuangan, pengorbanan para pejuang dan taktik mereka dalam mempertahankan kemerdekaan. Nyawa merenggang dan kekerasan mewarnai masa awal RI antara Agustus dan Desember 1945. Dengan berani, pejuang di Surabaya mencapai tiga capaian: menaklukkan pasukan Jepang dan melucuti senjatanya, melawan dan menggagalkan kekuatan Belanda yang hendak mengambil kembali bekas jajahannya, dan menantang tentara gabungan Inggris-India dengan misi mereka memulangkan pasukan Jepang yang telah kalah perang dan membantu Belanda berkuasa kembali di Hindia Timur (Indonesia). Yang tak banyak diketahui adalah bahwa setelah proklamasi kemerdekaan, pasukan Inggris dan Jepang dengan cepat mampu menguasai Jakarta dan secara brutal menumpas tuntutan merdeka di Bandung, Bogor, Cirebon, dan Semarang. Pada bulan Oktober 1945 pasukan Inggris mendarat di Surabaya dengan tujuan untuk menaklukkannya, namun mereka gagal. Hanya di Surabaya, pejuang RI mampu memberikan perlawanan yang berarti bagi pasukan Jepang dan Inggris-India. Para Arek Suroboyo, di bawah arahan jitu para tokoh nasionalis lokal, melucuti senjata tentara Jepang, menggagalkan usaha Belanda menundukkan Surabaya dan akhirnya menggempur pasukan Inggris-India di bulan Oktober 1945. Wilayah RI pertama yang secara riil merdeka adalah kota Surabaya, dan karena itu penduduknya adalah WNI pertama yang mengecap kemerdekaan. Buku karya sejarawan Dr Frank Palmos menyajikan kisah-kisah 99 hari heroik yang bergolak di Surabaya dari tanggal 22 Agustus hingga 30 November 1945, sebuah rangkaian peristiwa yang memutuskan harapan Belanda dan Inggris untuk berkuasa kembali.Rp 140.000,00 -
Bandung Digambar Euy! Sejarah Singkat Bandung dalam 100 Sketsa Full-Colour
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainIlustrasi: M. Ichsan H., Arinaka T., M. Avrilany, R. Satryaji Fotografer: Indrayudha A. Teks: Medina Desianti, M. Ichsan H. Penerbit: Art Paper Publishing House Tahun Terbit: 2006 Tebal: 32 halaman ISBN: 979-996-323-0 Kondisi: New Old Stock Bandung adalah sebuah kota dengan warisan sejarah dan budaya yang luar biasa. Semenjak pengembangannya pada awal abad ke-19, para preangerplanters (pengusaha perkebunan) menggemari Bandung karena iklimnya yang sejuk dan pemandangannya yang indah. Di awal abad ke-20, Bandung menjadi kiblat gaya hidup dan mode di Hindia Belanda. Mobil-mobil terbaru, pakaian terbaru, bahkan gaya arsitektur terbaru yang muncul di Eropa, khususnya Paris, bisa segera ditemukan di kota ini. Sebagai hasil dari perkembangan kota selama dua abad, ratusan bangunan bernilai sejarah dan arsitektur tinggi bertebaran di Kota Bandung, mulai dari bangunan pendopo kabupaten gaya Mataram dari abad ke-18, hingga bank bergaya Art-Deco tahun 40-an. Buku kecil ini mencoba mengisahkan sekilas perkembangan Kota Bandung selama dua abad dengan cara yang unik, melalui sketsa dengan media cat air! Sekitar 100-an sketsa yang ditampilkan di sini mampu membuat bangunan tua yang terabaikan dalam kehidupan kita sehari-hari mengalami transformasi menjadi sesuatu yang indah dan romantis. Buku ini layak untuk dimiliki oleh mereka yang peduli akan keindahan Kota Bandung, atau untuk dipersembahkan kepada tamu-tamu istimewa Anda yang sedang berkunjung ke kota kita tercinta ini.Rp 45.000,00 -
Arsipelago: Kerja Arsip & Pengarsipan Seni Budaya di Indonesia
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenulis: Anna Mariana, Erie Setiawan, Galatia Puspa Sani Nugroho, Gde Putra, Hafiz Rancajale, Helly Minarti, Joned Suryoatmoko, Kathleen Azali, Muhidin M Dahlan, Rachmi Diyah Larasati Penyunting: Farah Wardani & Yoshi Fajar Kresno Murti Penerbit: IVAA, in colaboration with Ford Foundation & Komunitas Bambu Tahun Terbit: 2014 Bahasa: Indonesia Tebal: xx + 198 halaman ISBN: 978-602-70013-3-6 Kondisi: Baru DAFTAR ISI: - PENGANTAR: DAUR ULANG! KERJA ARSIP DAN PENGARSIPAN SENI BUDAYA DI INDONESIA - PRAKTIK KLIPING & DAYA BUDI KULTURAL - MENGINGAT TUBUH: TUBUH TARI SEBAGAI ARSIP - ARSIPTEKTUR MUSIK SENI INDONESIA MASA KINI (IDEOLOGI & KRITIK) - PAK MISBACH: SANG ARSIP - DI BALIK REKAMAN "ANAK SABIRAN: DI BALIK CAHAYA GEMERLAPAN" - "MENGHIDUPKAN ARSIP", MENCIPTA WACANA: PENTINGNYA ARSIP UNTUK GERAKAN SOSIAL - POSTER AKSI TOLAK REKLAMASI DI TELUK BENOA, DAN MEREBUT MASA DEPAN BALI - PENGARSIPAN DAN SEJARAH NASIONAL: MEDAYU AGUNG DAN OEI HIEM HWIE - ARSIP BERGERAK: MENGARSIPKAN SENI TRADISI, MENGOLAH INTERAKSI - MEMBUKA KATALOG, MENGUNGKAP IDEOLOGI - MEMBACA KOTA: REPORTASE SINGKAT KERJA ARSIP DAN PENGARSIPAN SENI BUDAYA - MENEORIKAN ARSIPRp 85.000,00 -
Arsipelago: Archival Work & Archiving Art & Culture in Indonesia
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenulis: Anna Mariana, Erie Setiawan, Galatia Puspa Sani Nugroho, Gde Putra, Hafiz Rancajale, Helly Minarti, Joned Suryoatmoko, Kathleen Azali, Muhidin M Dahlan, Rachmi Diyah Larasati Penerjemah: Elly Kent, Idaman Andarmosoko, Rani Elsanti Editor: Farah Wardani & Yoshi Fajar Kresno Murti Penerbit: IVAA, in colaboration with Ford Foundation & Komunitas Bambu Tahun Terbit: 2014 Bahasa: Inggris Tebal: xx + 198 halaman ISBN: 978-602-70013-5-0 Kondisi: Baru CONTENTS: - INTRODUCTION: RECYCLING! ARCHIVAL WORK & ARCHIVING ART & CULTURE IN INDONESIA - THE PRACTICE OF CLIPPING AS FUEL FOR CULTURAL INTELLIGENCE - REMEMBERING THE BODY: THE DANCING BODY AS AN ARCHIVE - THE ARCHI(VE)TECTURE OF ART MUSIC IN INDONESIA IN OUR TIME (IDEOLOGY & CRITICISM) - PAK MISBACH: THE ARCHIVE BEHIND THE RECORDINGS OF "ANAK SABIRAN: BEHIND THE GLOW OF THE GLITTER" - INVIGORATING THE ARCHIVE, CREATING DISCOURSE: THE IMPORTANCE OF THE ARCHIVE FOR SOCIAL MOVEMENTS - ACTION POSTERS REJECT RECLAMATION IN TELUK BENOA AND FIGHT FOR BALI'S FUTURE - (PERSONAL) ARCHIVING AND HISTORY: MEDAYU AGUNG AND OEI HIEM HWIE - DYNAMIC ARCHIVES: ARCHIVING TRADITIONAL ART, MANAGING INTERACTION - OPENING CATALOGUES, REVEALING IDEOLOGIES - READING THE CITY: CONCISE ARTICLES, ARCHIVAL WORK AND ARCHIVING ARTS AND CULTURE - THEORIZING THE ARCHIVE: CORPOREALNESS, DECOLONIZATION OF THINKING AND TACTICS, AND PLAYFULNESS OF MEMORYRp 85.000,00 -
[Buku+CD] Interkultur: Pengolahan Gagasan dan Ekspresi Seni Visual Serta Media Alternatif dalam Konteks Keberagaman (1935-2011)
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: IVAA, didukung Hivos Tahun Terbit: 2012 Tebal: 136 halaman ISBN: 978-979-99045-4-6 Kondisi: Baru Seri Buku Katalog Data IVAA merupakan terbitan buku saku yang dilengkapi CD bersifat interaktif, dan mempunyai tautan langsung ke situs atau online archive IVAA. Seri tersebut dimaksudkan pertama-tama lebih sebagai buku saku yang diharapkan dapat memancing inspirasi pembacanya - tidak saja untuk mengeksplorasinya lebih lanjut berkaitan dengan tema-tema yang diangkat, juga melengkapinya pelan-pelan. Buku katalog data IVAA ini menggelar data yang dirangkai dan dikumpulkan dari peristiwa-peristiwa seni visual di Indonesi. Dikurasi dari database IVAA sebagai produk pengetahuan dari kerja dokumentasi IVAA selama ini untuk pengembangan wacana pengetahuan masyarakat kontemporer. Buku saku ini dimaksudkan untuk ikut membangun bahan, medium, dan wacana seni rupa dan perkembangan masyarakat bagi dunia pendidikan dan eksperimentasi praktik seni rupa di masa yang akan datang. Arsip seni visual dipahami sebagai media membaca dan alat pembacaan perkembangan masyarakat. Perjalanan dan perkembangan dunia seni rupa (kontemporer) Indonesia sesungguhnya telah melahirkan berbagai produksi pengetahuan yang dihasilkan dari perputaran dan pergulatan karya seni rupa maupun proses berkarya, jalan hidup seniman maupun komunitas seni, ruang peristiwa seni maupun ruang kehidupan sehari-hari. Perkembangan dunia seni visual Indonesia - "sekecil apapun peranan"nya dalam kehidupan bersama - tidak bisa dikatakan lahir dan berada dalam ruang kosong. Karya seni, proses berkarya, seniman, komunitas seni, peristiwa seni dan pengalaman seni selalu berada dalam konteks masyarakatnya. Dan karena itu, sesungguhnya estetika - sebuah kata kunci yang menjadi jantung dari keberadaan seni visual - sebuah kata kunci yang menjadi jantung dari keberadaan seni visual - selalu berada dalam ruang sosialnya. Penilaian karya, peristiwa maupun proses seni rupa yang didasarkan pada dikotomi baik buruk, mahal murah, berhasil gagal, indah jelek, ataupun penilaian seperti politik-apolitis, dan lain sebagainya akan selalu hadir berbareng dengan pengabaian atas penilaian tersebut. Estetika merupakan kelenturan yang bisa hadir dari mana saja, hadir dari situasi ataupun konteks yang beraneka ragam. Katalog kecil ini bukan berangkat dari perdebatan estetika beserta penilaian-penilaiannya, tetapi dari bagaimana pernyataan, strategi dan eksperimentasi (estetik) dipraktikkan. Tujuannya lebih pada urgensi untuk menemukan strategi visual yang dengan tepat menggambarkan keterlibatan dan posisi seni visual dalam keadaan sekarang dan sebagai inspirasi masa yang akan datang. - Yoshi Fajar Kresno Murti * DAFTAR ISI: PENGANTAR IVAA I PERBEDAAN (IDENTITAS), SENI RUPA DAN KEBERAGAMAN a. Identitas yang Bergerak b. Ketegangan Identitas c. Identitas dalam Medium II. DIRI, YANG LAIN DAN IMAJINASI KERAGAMAN DALAM NEGARA BANGSA YANG BARU III. BHINNEKA TUNGGAL IKA: MEMPERSATUKAN PENYERAGAMAN IDENTITAS (NASIONAL a. Identitas Kota: (seolah) Representasi Ideologi dan Aliran b. Seni Rupa dan Identitas Agama: Dari Buraq Hingga Sadali (Seni Rupa dan Akar Otokrasi Agama) c. Identitas (Kelas) Konsumsi dan Budaya Pop IV. PERAYAAN KEBERAGAMAN V. RUANG KOMUNIKASI (KEBERAGAMAN)Rp 120.000,00 -
Buku Lanjuran “Fixing The Bridge: An International Workshop on Artists Initiatives”
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: Cemeti Art Foundation Tahun Terbit: 2004 Bahasa: Indonesia dan Inggris Tebal: 187 halaman ISBN: 979-95909-9-X Kondisi: Old Stock Fuck you! Bagi sebagian orang di belahan Barat bola dunia, bisa saja kata ini berarti sesuatu yang kotor dan menjijikkan. Dalam bahasa Indonesia "gaya Jakarta", kata itu kurang lebih bisa diartikan dengan "ngentot lu!". Dalam kenyataannya sehari-hari satu kalimat atau kata yang sama persis susunan huruf-hurufnya, tidak berarti kemudian mempunyai arti sama di lain tempat. Fuck you di Jawa (salah satu pulau terpadat di Indonesia) berarti kurang lebih: umpatan halus yang menunjukkan bahwa sang pengumpat cukup terdidik, menggemari film-film Barat terutama Amerika, sekuler, dan terbiaa untuk berbicara dalam bahasa asing. Oleh karena itulah maka dalam film-film televisi Amerika yang diputar di Indonesia, "fuck you" tidak pernah disensor. Kata itu mungkin dianggap sama dengan kalimat "Have a nice day!" atau "Good morning!" Hal yang kurang lebih sama, terjadi di workshop dan seminar "Fixing The Bridge" yang diadakan Yayasan Seni Cemeti di Kedai Kebun Forum Yogyakarta. Partisipan Korea berulangkali menyebut, "Kami menolak karya seni yang dikaitkan dengan humanisme," ini menarik, karena humanisme (di Barat, humanisme adalah semacam bensinnya ilmu pengetahuan) a la Korea, saya yakin sekali berbeda dengan humanisme a la finger (Frankfurt) atau CASCO (Utrecht). Perdebatan ini juga mengingatkan saya pada pertemuan pertama "Community and Art" di Seoul pada musim panas 2002. Ketika itu ada perdebatan yang cukup tajam antara peserta dari Asia dan Eropa. Peserta dari Asia menganggap globalisme itu iblis dari neraka jahanam, sedangkan peserta dari Eropa menganggap globalisme adalah bidadari cantik dari surga. Selain perbedaan atas satu hal, seminar ini juga ditandai dengan banyaknya persamaan. Persamaan itu muncul terutama pada aspek pendekatan, penggunaan medium, dan hasil akhir. Persamaan itu bisa jadi sama sekali tidak disengaja, dan itu kemudian menyiratkan adanya sebuah dunia yang kurang lebih "satu". Sehingga hal itu menyebabkan seniman dari Tulungagung (di Jawa Timur, Indonesia) menghadapi persoalan yang kurang lebih sama dengan seniman dari Denmark, sebagaimana seniman dari Seoul berhaapan dengan masalah yang sama dengan seniman yang bekerja di pelosok hutan di Jawa Barat. Dunia itu satu. Saya menyikapi itu dengan perasaan ambigu. Lalu di mana perang peradaban a la Huntington? Mungkinkah persamaan itu disebabkan karena pada dasarnya mereka menghadapi musuh bersama? Moelyono dengan berang menyebut sang "musuh bersama" adalah neoliberalisme. Saya tidak tahu pasti apakah seniman-seniman yang berasal dari kota-kota besar dunia "pertama" juga sepakat dengan Moelyono untuk hal itu. Akan tetapi forum "Fixing The Bridge" nampak benar menyiratkan spirit anti neoliberalisme itu. Semoga saja saya benar. - Agung Kurniawan, Project OfficerRp 25.000,00 -
[Buku+CD] Reka Alam: Praktik Seni Visual dan Isu Lingkungan di Indonesia (Dari Mooi Indië Hingga Reformasi)
BUKU, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: IVAA, didukung Hivos Tahun Terbit: 2011 Tebal: 144 halaman ISBN: 978-979-99045-4-6 Kondisi: Baru Seri Buku Katalog Data IVAA merupakan terbitan buku saku yang dilengkapi CD bersifat interaktif, dan mempunyai tautan langsung ke situs atau online archive IVAA. Seri tersebut dimaksudkan pertama-tama lebih sebagai buku saku yang diharapkan dapat memancing inspirasi pembacanya – tidak saja untuk mengeksplorasinya lebih lanjut berkaitan dengan tema-tema yang diangkat, juga melengkapinya pelan-pelan. Buku katalog data IVAA ini menggelar data yang dirangkai dan dikumpulkan dari peristiwa-peristiwa seni visual di Indonesi. Dikurasi dari database IVAA sebagai produk pengetahuan dari kerja dokumentasi IVAA selama ini untuk pengembangan wacana pengetahuan masyarakat kontemporer. Buku saku ini dimaksudkan untuk ikut membangun bahan, medium, dan wacana seni rupa dan perkembangan masyarakat bagi dunia pendidikan dan eksperimentasi praktik seni rupa di masa yang akan datang. Arsip seni visual dipahami sebagai media membaca dan alat pembacaan perkembangan masyarakat. Perjalanan dan perkembangan dunia seni rupa (kontemporer) Indonesia sesungguhnya telah melahirkan berbagai produksi pengetahuan yang dihasilkan dari perputaran dan pergulatan karya seni rupa maupun proses berkarya, jalan hidup seniman maupun komunitas seni, ruang peristiwa seni maupun ruang kehidupan sehari-hari. Perkembangan dunia seni visual Indonesia – “sekecil apapun peranan”nya dalam kehidupan bersama – tidak bisa dikatakan lahir dan berada dalam ruang kosong. Karya seni, proses berkarya, seniman, komunitas seni, peristiwa seni dan pengalaman seni selalu berada dalam konteks masyarakatnya. Dan karena itu, sesungguhnya estetika – sebuah kata kunci yang menjadi jantung dari keberadaan seni visual – sebuah kata kunci yang menjadi jantung dari keberadaan seni visual – selalu berada dalam ruang sosialnya. Penilaian karya, peristiwa maupun proses seni rupa yang didasarkan pada dikotomi baik buruk, mahal murah, berhasil gagal, indah jelek, ataupun penilaian seperti politik-apolitis, dan lain sebagainya akan selalu hadir berbareng dengan pengabaian atas penilaian tersebut. Estetika merupakan kelenturan yang bisa hadir dari mana saja, hadir dari situasi ataupun konteks yang beraneka ragam. Katalog kecil ini bukan berangkat dari perdebatan estetika beserta penilaian-penilaiannya, tetapi dari bagaimana pernyataan, strategi dan eksperimentasi (estetik) dipraktikkan. Tujuannya lebih pada urgensi untuk menemukan strategi visual yang dengan tepat menggambarkan keterlibatan dan posisi seni visual dalam keadaan sekarang dan sebagai inspirasi masa yang akan datang. – Yoshi Fajar Kresno Murti * DAFTAR ISI: PENGANTAR IVAA I. LINGKUNGAN: CARA PANDANG, ALAM DAN VISUALISASI II. POLITICS OF SEEING: MEMANDANG BANGSA, MEMBANGSAKAN LINGKUNGAN a. Mooi Indië b. Persagi c. Realisme Sosial: Kemerdekaan (Revolusi 1945) Belum Selesai III. BERSIH LINGKUNGAN. LINGKUNGAN BERSIH ORDE BARU a. Militerisme Lingkungan b. Suara-suara (Penyadaran) Lingkungan MEMBACA JEJAK LANGKAH SENIRUPAWAN MENUJU LINGKUNGAN IV. TRANSNASIONALISME DAN LINGKUNGAN a. Kamuflase Hijau b. Peringatan Hari Lingkungan Hidup V. URBANISASI: LINGKUNGAN URBAN a. Kota dalam Lukisan b. Bekerja dengan Kota MEMBAYANGKAN JAKARTA VI. ISU LINGKUNGAN SEBAGAI KERJA BERSAMA DAN KOMUNITAS SENI RUPA DAN MUATAN LINGKUNGANRp 120.000,00 -
[Buku+CD] Kolektif Kreatif: Dinamika Seni Rupa dalam Perkembangan Kerja Bersama Gagasan dan Ekonomi (Kreatif), (1938-2011)
BUKU, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: IVAA, didukung Hivos Tahun Terbit: 2012 Tebal: 136 halaman ISBN: 978-979-99045-4-6 Kondisi: Baru Seri Buku Katalog Data IVAA merupakan terbitan buku saku yang dilengkapi CD bersifat interaktif, dan mempunyai tautan langsung ke situs atau online archive IVAA. Seri tersebut dimaksudkan pertama-tama lebih sebagai buku saku yang diharapkan dapat memancing inspirasi pembacanya – tidak saja untuk mengeksplorasinya lebih lanjut berkaitan dengan tema-tema yang diangkat, juga melengkapinya pelan-pelan. Buku katalog data IVAA ini menggelar data yang dirangkai dan dikumpulkan dari peristiwa-peristiwa seni visual di Indonesi. Dikurasi dari database IVAA sebagai produk pengetahuan dari kerja dokumentasi IVAA selama ini untuk pengembangan wacana pengetahuan masyarakat kontemporer. Buku saku ini dimaksudkan untuk ikut membangun bahan, medium, dan wacana seni rupa dan perkembangan masyarakat bagi dunia pendidikan dan eksperimentasi praktik seni rupa di masa yang akan datang. Arsip seni visual dipahami sebagai media membaca dan alat pembacaan perkembangan masyarakat. Perjalanan dan perkembangan dunia seni rupa (kontemporer) Indonesia sesungguhnya telah melahirkan berbagai produksi pengetahuan yang dihasilkan dari perputaran dan pergulatan karya seni rupa maupun proses berkarya, jalan hidup seniman maupun komunitas seni, ruang peristiwa seni maupun ruang kehidupan sehari-hari. Perkembangan dunia seni visual Indonesia – “sekecil apapun peranan”nya dalam kehidupan bersama – tidak bisa dikatakan lahir dan berada dalam ruang kosong. Karya seni, proses berkarya, seniman, komunitas seni, peristiwa seni dan pengalaman seni selalu berada dalam konteks masyarakatnya. Dan karena itu, sesungguhnya estetika – sebuah kata kunci yang menjadi jantung dari keberadaan seni visual – sebuah kata kunci yang menjadi jantung dari keberadaan seni visual – selalu berada dalam ruang sosialnya. Penilaian karya, peristiwa maupun proses seni rupa yang didasarkan pada dikotomi baik buruk, mahal murah, berhasil gagal, indah jelek, ataupun penilaian seperti politik-apolitis, dan lain sebagainya akan selalu hadir berbareng dengan pengabaian atas penilaian tersebut. Estetika merupakan kelenturan yang bisa hadir dari mana saja, hadir dari situasi ataupun konteks yang beraneka ragam. Katalog kecil ini bukan berangkat dari perdebatan estetika beserta penilaian-penilaiannya, tetapi dari bagaimana pernyataan, strategi dan eksperimentasi (estetik) dipraktikkan. Tujuannya lebih pada urgensi untuk menemukan strategi visual yang dengan tepat menggambarkan keterlibatan dan posisi seni visual dalam keadaan sekarang dan sebagai inspirasi masa yang akan datang. – Yoshi Fajar Kresno Murti * DAFTAR ISI: I. SENI RUPA, KERJA BERSAMA DAN PERJUANGAN POSISI a. Dalam Gelora Lingkaran Pemimpin Nasional(isme) b. Dalam Keluarga Sanggar Institusi Nasional(isme) II. AKADEMI SENI DAN KOMODITI KARYA SENI a. Dalam Arus Pendidikan (Formal) Seni Rupa b. Dalam Jaringan Pasar III. RUANG ALTERNATIF - Politik dan Puitik Ruang Seni: Sebuah Sejarah Singkat IV. (TEKNOLOGI) MEDIA, DESAIN DAN JARINGAN - Design It Yourself, SurabayaRp 120.000,00 -
Jean-Michel Basquiat: Raja Seni Jalanan – Drajat T. Jatmiko
Biografi, BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: Phosphene Art Book Tahun Terbit: 2019 Tebal: 233 halaman ISBN: 978-602-5374-62-3 Kondisi: Baru Jean-Michel Basquiat (1960-1988) mengawali kariernya sebagai seniman jalanan kota New York. Di usia remaja, dia telah berhasil menguasai pasar seni global, sekaligus menjadi salah satu legenda gerakan neo-ekspresionisme di negeri Abang Sam. Kiprah kesenimanannya menempuh lika-liku yang cukup panjang. Dia tumbuh ketika perbudakan dan rasisme diolok-olok. Hingga kemudian menjadi sosok yang cukup populer di kalangan seniman jalanan, hingga para elit dan kurator seni papan atas. Namun tragis, hidupnya berakhir di usia 27 tahun karena overdosis heroin. Basquiat berasal dari keluarga keturunan Haiti-Puerto Rico. Sejak kanak-kanak, bakat melukisnya sudah mulai terlihat. Karyanya banyak memuat kritik mengenai isu perbudakan, ketimpangan sosial, dan diskriminasi terhadap ras kulit hitam. Berkat kepiawaiannya dalam bergaul, dia berteman akrab dengan sejumlah seniman kenamaan Amerika seperti Keith Haring, Kenny Schraf, hingga kampiun pop art, Andy Warhol. Hampir separuh usia Basquiat digunakan untuk melukis, maka tak heran jika sepanjang hidupnya, dia telah menghasilkan lebih dari seribu karya. Buku ini menceritakan perjalanan hidup Jean-Michel Basquiat. Mulai dari silsilah keluarga, kehidupan pribadinya, perjuangannya untuk bertahan hidup di jalanan, hingga transformasinya menjadi seorang superstar. Obsesinya untuk dikenal banyak orang telah menempatkan Jean-Michel Basquiat menjadi salah satu seniman penting kelas dunia.Rp 65.000,00 -
Folders: 10 Tahun Dokumentasi Yayasan Seni Cemeti (Dwibahasa: Indonesia dan Inggris)
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenulis: Nuraini Juliastuti dan Yuli Andari Merdikaningtyas Penerbit: IVAA dan Hivos Tahun Terbit: 2007 Tebal: 160 halaman ISBN: 978-979-99045-3-9 Kondisi: New Old Stock Yayasan Seni Cemeti berfungsi sebagai mediator antara masa lalu dan situasi kontemporer, sebagai upaya kritis terhadap mistifikasi masa lalu dan pengharapan berlebihan pada masa depan. Ide pendirian Yayasan Seni Cemeti terbentuk di teras rumah bergaya Jawa kolonial di salah satu sudut benteng Kraton Yogyakarta. Saya ingat waktu itu sore hari, tujuh orang berkumpul rata-rata masih berusia tiga puluhan-untuk membentuk sebuah lembaga yang bertujuan melakukan pengumpulan data dan aktivitas seni di Indonesia. Saya tidak tahu apakah karena terlalu banyak teh dan kopi yang kami minum pada saat itu, atau karena sebab lain, pertemuan singkat itu berujung pada kesepakatan segera membentuk sebuah lembaga. Sebuah lembaga yang berfungsi untuk melakukan kerja pengumpulan data dan penyebaran informasi tentang situasi seni di Indonesia, dan di Yogyakarta khususnya. - Agung KurniawanRp 60.000,00 -
Jejak: Seni dan Pernak-Pernik Dunia Nyata – Kumpulan Esai Peserta Lokakarya Penulisan dan Pengarsipan Seni Rupa IVAA 2017
BUKU, Esai, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenerbit: IVAA ISBN: 978-602-70003-6-7 Kondisi: Baru Sebagian besar esai di buku ini menghadirkan kemewahan akademik tanpa mengurangi ketajaman berpikir. Tebaran teori dihadirkan sebagai penuntun sekaligus pembatas agar pembahasan tidak melebar. Artinya, para penulis lebih memilih menggali lebih dalam. Sebagian besar esai di buku ini tak terpengaruh pada hiruk pikuk seni rupa dengan kebesaran-kebesaran peristiwa yang melingkupinya. Justru masuk lebih intim dalam karya dan personal seniman. Sebab peristiwa hanyalah efek dari keduanya. Itulah dua alasan yang saya ajukan untuk menjawab pertanyaan anda, "Kenapa saya harus membaca buku ini?" - Fairuzul MumtazRp 75.000,00 -
Semesta Perayaan: Jogja Kemrungsung – Kumpulan Esai Peserta Lokakarya #2 Penulisan dan Pengarsipan IVAA
BUKU, Esai, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, Seni dan DesainPenulis: Aik Vela Pratisca, Ajeng Anggrahita, Anne Shakka, Istifadah Nur Rahma, Nadia Maya Ardiani, Nurina Susanti, Rendra Agusta Penerbit: IVAA dan Ford Foundation ISBN: 978-602-70013-9-8 Kondisi: Baru Tulisan yang terhimpun di buku ini cukup menunjukkan bahwa masing-masing dari kita telah merasakan kehadiran rezim percepatan pembangunan yang muncul di keseharian kita. Dari titik ini, sesungguhnya kita bisa melanjutkan pembahasan di sekitar asumsi bahwa ritme batin manusia, yang juga merupakan ritme sosial masyarakat, merupakan elemen yang juga politis. Harapannya, catatan dan asumsi awal yang terhimpun di buku ini bisa dilanjutkan melalui penelitian yang memperkuat argumentasi kita, bahwa Jogja yang selow adalah mitos!Rp 35.000,00 -
Julia’s Jihad – Julia Suryakusuma
BUKU, Esai, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPengantar: Meidyatama Suryodiningrat, Endy Bayuni Penerbit: Komunitas Bambu Tahun Terbit:2013 Tebal: xxxviii + 526 halaman Bahasa: Inggris ISBN: 978-602-9402-27-8 Kondisi: Baru Does the proliferation of jilbabs (headscarves) in Indonesia since 1998 mean the nation has gone hardline? How did democracy happen in Indonesia, which has the largest population of Muslims in the world, and will it stick? Is the term ‘Muslim feminist’ an oxymoron? Do Muslims even like sex? Julia’s Jihad provides the answer to these questions and much, much more: how the nation struggles to maintain the ‘unity in diversity’ of its 300 ethnic groups; how it practices ‘political cannibalism’ to deal with to its human rights problems; how environmentally we ‘burn our own house down’, and a whole lot of the other weird and wacky things that make Indonesia the fascinating bundle of contradictions it is. * "Buku ini merupakan kumpulan esai pemikiran Julia selama 8 tahun yang pernah dimuat di The Jakarta Post dan majalah Tempo edisi bahasa Inggris. Tulisan Julia terasa tajam dan segar saat mengupas kompleksitas permasalahan di negeri ini. Mulai dari identitas wanita muslim, gerakan sosial, kebijakan publik, tradisi, kapitalisasi agama, hingga hak asasi manusia. Anda juga akan tersenyum-senyum sendiri saat menemukan selipan humor yang satir di dalam bahasan yang serius. Pas untuk Anda yang mencari bacaan alternatif dan menawarkan sudut pandang berbeda." – Femina.co.id "Julia is not just a critical feminist, but also a true humanist. She moves us to sincerely respect our fellow human beings and the plurality of culture and religion as certainties, and even sources of peace." – Musdah Mulia "Julia’s Jihad is jihad in fourth gear in the struggle for openness, rationality, humanity and, naturally, woman—all spiced with a big dose of humor and wit that shakes up the reader. Reading Julia, you keep on laughing until you suddenly realize that what she is writing about is not funny but very, very serious." – Frans Magnis SusenoRp 125.000,00 -
Ego dan Id – Sigmund Freud
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Tanda Baca Tahun Terbit: 2018 Tebal: 104 halaman ISBN: 978-602-52260-1-4 Kondisi: Baru Pada tahun 1923, dalam buku ini, Freud menyusun implikasi-implikasi penting dari teori struktural pikiran yang pertama kali dia ketengahkan tiga tahun sebelumnya dalam Beyond the Pleasure Principle. Ego dan Id memiliki kedudukan penting dalam karya Freud setelahnya. Buku ini menyoroti Ego sebagai bagian esensial dari manusia dan bagaimana ia dipengaruhi oleh Id, Super-ego, dan dunia luar.Rp 65.000,00 -
Esai Tentang Pembebasan – Herbert Marcuse
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerjemah: Praksi Pradipta Penerbit: Tanda Baca Tahun Terbit: 2019 Tebal: 133 halaman Kondisi: Baru Dalam masyarakat makmur, kapitalisme datang dengan sendirinya. Dua dorongan utama dinamikanya--eskalasi produksi komoditas dan eksplotasi yang produktif--menyertai dan menyerap ke dalam semua dimensi ruang publik dan privat. Sumber daya material dan intelektual yang tersedia (potensi pembebasan) telah berkembang jauh melebihi Penguasa yang ada, sehingga hanyalah peningkatan sistematis dalam pembuangan, penghancuran, dan pengaturan yang mampu menjaga sistem tetap berjalan.Rp 60.000,00 -
Bandung Pop Darlings: Catatan Dua Dekade Skena Indie Pop Bandung (1995-2015) – Irfanpopish
BUKU, Musik, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: EA Books Tahun Terbit: 2019 Tebal: 434 halaman ISBN: 978-623-91089-1-5 Kondisi: Baru Indies dengan pengaruh besar Britpop menemui surut setelah pasang sejak 1995 sampai 1999. Memasuki milenium ketiga, indie pop menjadi salah satu referensi baru di kancah musik. Masuk melalui internet dan orang-orang yang pernah tinggal di luar negeri, indie pop menjadi pilihan lain bagi mereka yang berniat mencari jejak Britpop. Indie pop juga menghadirkan episode baru dari perkembangan skena indie di Bandung. Bandung Pop Darlings bercerita tentang dinamika yang mengikuti kelahiran dan perkembangan skena indie pop di Bandung. Tentang kutub A dan B yang sejatinya harus tetap ada, berjalan beriringan meski kadang menimbulkan gesekan. Menciptakan harmoni agar skena tetap berkembang dengan ragam pilihan.Rp 125.000,00 -
Gayo: Masyarakat dan Kebudayaannya Awal Abad ke-20 – C. Snouck Hurgronje
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerjemah: Hatta Hasan Aman Asnah Penerbit: Balai Pustaka Tahun Terbit: 1996 Tebal: xxiv + 294 halaman ISBN: 979-407-988-x Kondisi: New Old Stock Sampai masa terakhir ini, data tentang Tanah Gayo masih sangat sedikit dan itu pun belumlah dapat dipercaya. Sebenarnya banyak kesempatan terluang, di mana-mana di daerah pesisir Aceh bisa kita jumpai orang-orang Gayo, dan pasti apabila diberikan sedikit imbalan uang, mereka akan bersedia memberikan keterangan tentang daerahnya. Mengapa hal ini tidak dilakukan, alasannya karena adanya tekanan-tekanan yang sejak 1986 dan akhirnya pada 1898 barulah politik bertahan ini ditinggalkan. Dalam semester kedua tahun 1900, di Desa Purumeue di dekat Meulaboh, saya berjumpa dengan seorang Gayo berasal dari Isak bernama Nyak Putih; potretnya kita cantumkan di halaman buku ini. Anak muda ini berintelijensi tinggi, cukup mengenal dan mengetahui sebagian besar dari Tanah Gayo, bahkan dapat menuturkan dengan baik keadaan lingkungannya. Ajudan Gubernur Aceh, Kapten P.J. Spruijt memindahkannya ke dalam satu bentuk peta darurat, dan selanjutnya dari Nyak Putih yang mahir berbahasa Aceh inilah saya banyak mendapat keterangan dan penjelasan yang amat berharga tentang bahasa dan penduduk Tanah Gayo sendiri. Sesudah itu, selama saya berada di daerah Blang Pidie, saya selalu mengambil kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang Gayo dari Gayo Lues untuk mempelajari banyak hal tentang Tanah Gayo. Sejak itu pulalah selama saya berada di sekitar pesisir Aceh, saya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menemui orang-orang Gayo, yang datang dari berbagai pelosok Tanah Gayo, yang kadang-kadang di antaranya sampai beberapa hari saya wawacarai guna menambah wawasan saya mengenai penduduk negeri ini.Rp 88.000,00 -
Kepulauan Nusantara: Kisah Perjalanan, Kajian Manusia dan Alam – Alfred Russel Wallace
BUKU, Non-Fiksi, Sains, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Komunitas Bambu Tahun Terbit: 2019 Tebal: xiii + 524 halaman ISBN: 978-602-9402-99-5 Kondisi: Baru Alfred Russel Wallace, Bapak Biogeografi Evolusi, lahir 8 Januari 1923 di Usk, Wales, Inggris. Ia dikenal sebagai seorang naturalis, penjelajah, pengembara, ahli antropologi dan biologi. Ia adalah salah satu penemu teori seleksi alam. Penjelajahannya di Nusantara menghasilkan sebuah garis imajiner pembagi flora dan fauna Indonesia, yang dikenal dengan nama Garis Wallacea. Selain itu, ia juga dikenal dengan “Efek Wallace”, sebuah kesimpulan tentang bagaimana seleksi alam dapat memberikan kontribusi pada keanekaragaman fauna. Wallace meninggal pada 7 November 1913 di Dorset, Inggris. * “Luar biasa sekali Anda kembali dalam keadaan selamat setelah berbagai risiko penyakit dan pelayaran jauh, terutama pelayaran ke dan dari Waigou yang begitu menarik. Dari semua kesan yang saya dapat dari buku Anda, yang begitu kuat membekas bagi saya adalah ketekunan Anda dalam ilmu pengetahuan. Sangat heroik. Dan saya begitu iri pada Anda, menemukan berbagai jenis kupu-kupu cantik, membuat saya merasa muda kembali ….” — Charles Darwin, penulis The Origin of Species “Alfred Russel Wallace adalah nama besar dalam jagat ilmu pengetahuan dunia. Tetapi melalui bukti-bukti, peninggalan Wallace dapat dengan nyata teraba dan dengan mudah teridentifikasi bahwa dia adalah bagian dari sejarah bangsa Indonesia. Sayangnya, Wallace dan karya besarnya The Malay Archipelago di Indonesia masih terlupakan. Di Ternate—tempat ia lama bekerja dan tempat sesungguhnya teori akbar mengenai evolusi lahir—sampai tahun lalu sama sekali bersih dari tanda-tanda yang mengingatkan adanya penemuan paling besar pada abad ke-19 itu. Sayang sekali.” — Sangkot Marzuki, Presiden Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Ketua Dewan Pengurus Yayasan Wallacea Indonesia “Seandainya Wallace bersama dalam pelayaran kami, ia tidak akan terkejut dengan jalanan yang padat atau hutan-hutan ini. Tapi ia akan sangat tercengang ketika melihat dari bibir perahu kecil kami ketika berlayar ke pelabuhan Ambon. Taman terumbu karang bawah laut yang digambarkannya begitu elok, kini hilang dan takkan kembali. Betapa Wallace akan sangat terpukul.” — Tim Severin, penulis The Spice Islands Voyage.Rp 180.000,00 -
Batavia: Masyarakat Kolonial Abad XVII – Hendrik E. Niemeijer
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Masup Jakarta Tahun Terbit: 2012 Tebal: xiv + 450 halaman ISBN: 978-602-96256-8-4 Kondisi: Baru Bagaimana kota Batavia dibangun dan gaya hidup serta perilaku kehidupan masyarakat di dalam, serta di sekitarnya, pada abad ke-17? Ditulis oleh sejarawan Hendrik E. Niemeijer yang bertahun-tahun berkecimpung dalam lautan arsip VOC, buku ini adalah sebuah perkisahan yang luas juga terperinci tentang bagaimana orang-orang Belanda dalam waktu panjang secara gigih mengelola ragam etnis bangsa dengan aneka agama dan kepercayaan, serta perilaku dan gaya hidup penghuni Batavia dengan suatu sistem pengendalian sosial. Pergundikan, minuman keras, pelacuran, anak-anak terlantar, fakir miskin adalah beberapa masalah yang dianggap perlu dikendalikan, malah tak jarang untuk memaksakannya digunakan kekerasan, seperti pemaksaan mengikuti kursus agama kristen, hukuman rantai, penyambukan, dan gantung. Namun, isi buku ini tak melulu merupakan riwayat praktik sadis Kompeni menangani aneka pelanggaran dan melukiskan berbagai norma beserta penyimpangannya, melainkan terurai pula kisah derai tawa keceriaan di serambi rumah-rumah, di warung-warung minum atau selama berpiknik dengan perahu di sepanjang kanal-kanal dan menikmati pertunjukan seni di Batavia. Ini adalah buku suka duka dunia Batavia abad ke-17, sebuah gambaran lincah tentang kehidupan rakyat jelata di dalam kota lama yang sohor disebut Oud Batavia dan lama sudah dilupakan.Rp 180.000,00 -
Jakarta 1960-an: Kenangan Semasa Mahasiswa – Firman Lubis
Biografi, BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Masup Jakarta Tahun Terbit: 2008 Tebal: 334 halaman ISBN: 978-979-3731-46-9 Kondisi: Baru Setelah sukses dengan Jakarta 1950-an, melalui buku ini Firman Lubis kembali mengisahkan kesaksiannya ihwal Jakarta 1960-an. Ia menyajikan keadaan dan komposisi penduduk yang makin beragam dengan rasisme yang muncul juga hilangnya penduduk ras kulit putih. Termasuk suasana lalu lintas dan alat transportasi lama, maupun yang baru, perubahan fisik kota oleh masifnya pembangunan jalan, gedung dan monumen serta perubahan gaya hidup remaja juga orang tua kota besar Jakarta. Seperti umumnya mereka yang menulis periode 1960-an, ia juga membeberkan kisah zaman yang mendidih oleh api revolusi dan antineokolonialis, serta intrik-aksi politik zaman Demokrasi Terpimpin. Namun, perkisahan ini menjadi menarik karena ditampilkan sebagai sebuah kesaksian personal Firman sebagai pelaku sejarah yang saat itu adalah mahasiswa FKUI, disertai cerita kehidupan dunia pendidikan dan mahasiswa saat itu. Sebagaimana kehidupan anak SMA, mahasiswa memiliki kebiasaan dan kesenangannya: perpeloncoan, perkuliahan, mode pakaian, tempat jajan-makan, hiburan, rekreasi, film, musik, olahraga, dll; lengkap dengan foto sezaman yang akan memancing imajinasi historis setiap pembaca.Rp 60.000,00 -
Profil Etnik Jakarta – Lance Castles
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPengantar: Bondan Kanumoyoso Penerbit: Komunitas Bambu Tahun Terbit: 2017 Tebal: xxxii + 112 halaman ISBN: 978-979-2572-94-0 Kondisi: Baru Di antara berbagai karya ilmiah sejarah kota Jakarta karya Lance Castles ini berposisi istimewa. Artikel ini seringkali mendapat kritik dari masyarakat Betawi yang menjadi salah satu pokok bahasannya. Mereka mengkritik karena Castles menyatakan bahwa unsur utama yang membentuk etnis Betawi adalah para budak. Argumen Castles itu sendiri tidaklah akurat. Castles mendasarkan analisisnya pada data jumlah budak yang menetap di kota Batavia. Memang benar bahwa sampai dengan abad ke-18 jumlah budak di dalam kota Batavia lebih banyak daripada jumlah penduduk bebas. Namun, jika kita mengalihkan perhatian ke wilayah di luar tembok kota yang disebut Ommelanden akan didapat gambaran yang berbeda. Fakta-fakta dari Ommelanden membawa kita pada kesimpulan bahwa sangat mungkin orang Betawi telah muncul lebih cepat daripada yang diperkirakan Castles. Namun, karya Castles ini tetap menarik, terutama ihwal Jakarta dan proses "terjadinya orang Indonesia". la mengungkap dalam lingkup geografis yang saling berdekatan dan kontak sosial yang intensif telah mendorong penduduk Jakarta meninggalkan identitas etnis mereka dan membentuk identitas komunal yang baru. Penduduk Jakarta dengan identitas baru merupakan representasi dari orang Indonesia dalam arti yang sebenar- benarnya. "Di Jakarta," kata Castles, "Tuhan sedang membuat orang Indonesia!"Rp 60.000,00 -
The Leader Who Had No Title: Seni Memimpin Tanpa Jabatan – Robin Sharma
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Bentang Pustaka Tebal: 276 halaman ISBN 978-602-291-506-5 Kondisi: Baru Berbeda dengan buku kepemimpinan pada umumnya, Sharma membius kita semua melalui cerita seorang penjaga toko buku bernama Blake Davis yang merasa hidupnya kering dan datar. Baginya, pekerjaan hanya jalan untuk membayar tagihan daripada sarana untuk unjuk kemampuan terbaik. Hingga suatu hari, muncul keajaiban pada rutinitas hariannya yang luar biasa membosankan. Ia mendapatkan teman kerja baru berusia 77 tahun yang telah berkali-kali menyandang gelar Employee of the Year. Selama 50 tahun masa kerjanya, pria tua ini menolak berbagai promosi jabatan yang ditawarkan kepadanya. Posisi Vice President sekali pun!Rp 79.000,00 -
Kaca Benggala: Perkembangan Habitat Manusia di Indonesia – Tjuk Kuswartojo
Arsitektur, BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Ukara Lawang Buana Tahun Terbit: 2019 Tebal: xiv + 250 halaman ISBN: 978-602-53834-0-3 Kondisi: Baru "Kaca Benggala adalah cermin besar, yang dalam kisah Ramayana dimiliki oleh Rahwana yang digunakan oleh putera Hanoman untuk memantulkan kembali sorotan mata mematikan anak Dasamuka yang menjadi musuhnya. Kaca Benggala menjadi tameng sekaligus menjadi alat untuk menyerang balik lawannya sehingga lawannya gugur oleh pantulan sorot matanya sendiri. Dalam Babad Mataram, Kaca Benggala diartikan cermin keburukan oleh pembuat cerita, yaitu kelakuan, perbuatan, kejadian yang tidak boleh ditiru atau diulang kembali. Sedang Kaca Benggala yang dimaksud di sini adalah alat untuk membantu telaah, untuk melihat paras, tubuh bahkan gerak yang tidak bisa dilihat oleh diri sendiri dengan cara biasa. Dengan berkaca dapat dikenali apa yang harus dikoreksi atau diperbaiki. Walaupun demikian perlu juga dipahami bahwa gambaran cermin bukan keadaan sebenarnya. Karena meskipun cermin memperlihatkan kondisi dan situasi dengan jelas, tetapi pasti ada distorsi dan ada yang tidak tampak. "Distorsi itu terjadi karena apa yang tampak di kiri sebetulnya di kanan, dan cermin tidak dapat memperlihatkan apa yang ada di belakang. Bagaimanapun apa yang tampak di cermin dapat digunakan untuk melakukan suatu perbaikan sendiri. Artinya Kaca Benggala adalah juga alat untuk introspeksi. Dapat digunakan untuk memperbaiki rias, pemasangan aksesoris sampai hal yang lebih mendasar seperti gerak tubuh. Bahkan juga dapat digunakan untuk mewaspadai keadaan yang di belakang, seperti telaah yang dilakukan melalui kaca spion. Kajian ini diumpamakan Kaca Benggala dengan maksud dapat merefleksikan kondisi dan situasi lebih jauh dan lebih luas daripada kaca spion atau cermin rias. Diharapkan telaah ini dapat menjadi inspirasi dan menghantar pada pemahaman yang jauh lebih mendalam. Selanjutnya setiap bagian yang ditelaah dapat diperiksa dengan surya kanta, sehingga dapat memberi pemahaman yang lebih baik lagi atas habitat Indonesia. "Apa yang akan ditelaah dalam buku ini adalah perkembangan permukiman dan perkotaan dari sejak hadirnya permukiman di wilayah yang sekarang, di Indonesia. Melalui Kaca Benggala ini dicoba ditelaah bagaimana permukiman dengan batu besar hadir pada masa sebelum ada catatan sejarah dan masih bisa bertahan sampai saat ini, sampai pada kota yang didominasi bangunan menara pada abad ke-21. Artinya, suatu gambaran dengan jangkauan waktu lebih dari 2000 tahun. Tidak semua hal dapat digambarkan dalam Kaca Benggala ini, dan karenanya buku ini harus dianggap sebagai penghantar. Meskipun demikian, diharapkan muatan pengetahuan yang dikandungnya dapat memberi inspirasi bagi pembangunan pranata negara yang lebih utuh dan lebih kokoh untuk menata habitat Indonesia." - Tjuk KuswartojoRp 250.000,00 -
Hannah Arendt: Hidup sebagai Sebuah Narasi – Julia Kristeva
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Circa Tahun Terbit: 2019 Tebal: 108 halaman ISBN: 978-602-90087-5-8 Kondisi: Baru Arendt jelas salah satu di antara bintang-bintang intelektual paling gemilang abad 20. Dengan menulis buku berjudul The Human Condition dan Eichmann in Jerusalem, dia membabar filsafatnya dengan memusatkan perhatian pada kisah dan refleksi pribadi yang disemangati oleh kehidupan pribadinya yang luar biasa. Di sepanjang biografi ini, Kristeva membentangkan karya Arendt, menggunakan kehidupan Arendt untuk menerangi pemikiran Arendt. Selanjutnya Kristeva memeriksa bagaimana Arendt menggunakan narasi, bagaimana ia merenungkan Keyahudian dan anti-Semitisme, dan menguraikan filsafat politiknya. Kecerdasan Kristeva di buku ini ikut juga memastikan tempatnya di kanon perempuan genius itu bersama Arendt.Rp 50.000,00 -
Imajinasi Intelektual – Edward Said
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerjemah: Nanda Akbar Ariefianto Penerbit: Circa Tahun Terbit: 2019 Tebal: viii+160 ISBN: 978-602-52645-7-3 Kondisi: Baru Tulisan yang terhimpun dalam buku ini diikat oleh satu benang merah yang sama: semuanya mendedah tentang intelektual eksil. Mahmoud Darwish, penyair Palestina yang menjadi eksil 'pengembara'; Adorno, pemikir Frankfurt yang menjadi eksil di Oxford, New York, Los Angeles; Salman Rusdhie, penulis India yang menjadi eksil di Inggris. Selain itu, Said juga berbicara tentang dirinya sendiri, karena bahkan ketika dia berbicara tentang para intelektual eksil itu, dia pada dasarnya berbicara tentang dirinya. Maka tak mengherankan jika dia merasa kecewa terhadap Jean-Paul Sartre. Said diundang oleh Simone de Beauvoir dan Sartre ke seminar tentang perdamaian Timur Tengah yang diadakan di Paris, dia datang dengan penuh semangat, tapi lalu kecewa karena Simone 'meninggalkan tempat pertemuan begitu saja setelah berceloteh mengutarakan pandangan yang tendensius tentang islam dan wanita berhijab' dan Sartre hanya ikut berbicara setelah 'dituntut' olehnya, itu pun dengan ... 'paparan yang hambar dan teramat dangkal'. Satu esei panjang Said tentang Foucault juga dimuat dalam buku ini; suatu telaah yang menyingkap basis pemikiran Foucault sebagai seorang posmodernis. Enam esei dalam buku ini menunjukkan Said adalah perpaduan langka antara intelektual yang dahsyat dan aktivis yang tajam.Rp 65.000,00 -
Dari Sergai ke Kefa: Kumpulan Reportase Geliat Hidup Rakyat
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, Budaya, TravelingPenulis: Linda Fitria, Joffie DB, Annas Chairunnisa Latifah, Indri Moniaga, Maflahah, Haris Prabowo, Irene Aprilya Meok, Filisianus Richardus Vitor, Laras Olivia, Yepuni 'Jeffry' Giyai Penerbit: Perkumpulan Terasmitra Kondisi: Baru Menulis cerita sudut-sudut wilayah Indonesia yang kaya budaya dan beragam kepada khalayak bukan perkara gampang. Tantangannya tidak sedikit. Prosesnya tentu panjang, dan melelahkan. Seseorang yang berniat menulis tentang sebuah tempat di Indonesia, setidaknya mesti melakukan perjalanan; berbincang dan tertawa bersama masyarakat di sana. Mendengarkan pengalaman warga menangkap perjuangan dan kepahitan hidup. Merasakan alam lingkungan di sekelilingnya. Lalu, tentu saja, menuliskannya dengan gaya bercerita. Mengalur seperti menyaksikan film. Mengalir seperti Anda mendengar penutur dongeng.Rp 80.000,00 -
Kang Mbok: Sketsa Kehidupan Sri Teddy Rusdy – Sujiwo Tejo
Biografi, BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Yayasan Kertagama Tahun Terbit: 2013 Tebal: 202 halaman ISBN: 978-602-1995-43-3 Kondisi: Baru Sebetulnya seperti apakah hubungan saya dengan Kang Mbok kok bisa-bisanya menulis tentang tokoh ini? Mestinya pertanyaan itu sudah muncul sejak awal, namun anehnya baru menyeruak setelah saya tulis bab demi bab tentang Kang Mbok. "Kamu kok lancang berani-beraninya nulis tentang Sri Teddy Rusdy, menulis bab-bab yang belum tentu bisa persis menggambarkan keseluruhan perempuan itu, emangnya kamu siapa?" kira-kira begitu pertanyaan tahu diri saya. Saya baru bisa menjawabnya beberapa hari kemudian. Begini, hubungan saya dengan Kang Mbok adalah bahwa saya selalu "hadir" baginya. Dan sebaliknya "hadir" tidak berarti harus berupa kedatangan ragawi. "Hadir" di sini saya pinjam dari filsuf Prancis, Gabriel Marcel. Maknanya "ada bersama walau tak mesti di dalam ruang maupun waktu yang sama". Kang Mbok bisa "manjing, makahanan". Bisa hadir di segala ruang dan waktu bersama banyak pihak. Selain kesan kebersahajaan, Kang Mbok bisa "manjing, makahanan" karena kepedulian. Kepedulian adalah hal paling penting yang perlu dilakukan pada orang paling penting pada saat paling penting. Orang paling penting adalah orang yang sedang hadir bersama kita. Kang Mbok adalah orang penting dalam kehadiran saya. Kang Mbok adalah pengertian saya tentang seluruh perpaduan tradisi dan kekinian. Inilah perempuan yang akan sampeyan jumpai pada bab-bab buku ini.Rp 60.000,00 -
Batavia Kala Malam: Polisi, Bandit, dan Senjata Api – Margreet van Till
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Masup Jakarta dan Nederlands letterenfonds dutch foundation for literature Tahun Terbit: 2018 Tebal: 312 halaman ISBN: 978-602-72003-7-3 Kondisi: Baru Batavia pada akhir abad ke-19 merupakan masa yang diwarnai kriminalitas, terutama perampokan, tetapi ada yang unik pada masa ini. Perampok yang disebut bandit atau dalam beberapa kasus disebut jago ternyata begitu dikagumi masyarakat. Mereka layaknya selebritas yang kehadirannya ditunggu tunggu. Sebut saja jago bernama Gantang, Tjonat, dan tentu yang paling kita kenal adalah si Pitung. Para jago ini begitu terkenal di kalangan masyarakat kita dan membuat kepolisian kolonial Belanda begitu kesulitan menangkap mereka. Perihal si Pitung, jago ini begitu melegenda, bahkan kisahnya sampai difilmkan dua kali. la begitu kontroversial sekaligus memesona untuk dibicarakan. Begitu banyak versi kisahnya yang beredar, beberapa mengatakan bahwa ia tak bisa mati Bahkan kepolisian kolonial sampai menjaga kuburannya beberapa hari takut kalau kalau ia bangkit lagi. Lebih lebih kuburannya dibongkar lagi untuk memastikannya. Dalam hal ini pihak kolonial Belanda seperti dibodoh-bodohi, bahkan oleh jago yang sudah mati. Di buku ini Margreet van Till mencoba mengulasnya guna mendapat gambaran penyebab mereka mendapat perlakuan istimewa seperti itu. Ulasannya cukup ringkas dan dibungkus dengan penyampaian yang mengalir perlahan, tetapi jelas. Hal-hal yang tidak masuk akal seperti jimat juga mendapat porsi tersendiri dan menjadi cukup penting di sini.Rp 180.000,00 -
Asal-Usul Nama Yogyakarta & Malioboro – Penyusun: Peter Carey
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Komunitas Bambu Tahun Terbit: 2015 Tebal: 120 halaman ISBN: 978-602-9402-62-9 Kondisi: Baru Etimologi nama-nama tempat selalu menarik untuk dibahas. Asal-usulnya menimbulkan banyak spekulasi. Salah satunya adalah nama Yogyakarta dan Malioboro. Apakah nama Malioboro berasal dari nama Duke of Marlborough pertama? Ataukah dari kata “mâlyabharin” dari bahasa Sanskerta yang berarti “berhiaskan untaian bunga”? Bagaimana dengan nama Yogyakarta sendiri? Apakah berasal dari kata “Ngayogyakarta” dari bahasa Sanskerta? Ataukah dari sebuah dusun bernama Yogya atau Ayogya yang ada pada masa pemerintahan Sultan Mangkubumi? Buku ini dibuka dengan artikel yang ditulis oleh Peter Carey yang menjelaskan asumsinya mengenai asal usul nama Yogyakarta dan Malioboro. Kemudian, dilanjutkan dengan artikel tanggapan dari Jacobus (Koos) Noorduyn, dan ditutup oleh Merle Calvin Ricklefs. Akan ditemukan tiga paparan menarik mengenai spekulasi asal usul nama Yogyakarta dan Malioboro.Rp 80.000,00 -
Asal-Usul Nama Tempat di Jakarta/The Origin of the Place Names in Jakarta – Rachmat Ruchiat
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Komunitas Bambu Tahun Terbit: 2018 Bahasa: Indonesia dan Inggris ISBN: 978-602-72001-5-9 Kondisi: Baru Siapa bilang nama Luar Batang berasal dari peristiwa ajaib habib sakti yang keluar dari kurung batang saat digotong ke pemakaman? Kata siapa nama Pluit berasal dari peluit atau roti seperti yang sering disebut-sebut? Benarkah Jatinegara itu kampung leluhur orang Betawi? Mengapa ada kampung dengan nama Japad, Tiang Bendera. Lantas mengapa ada Kampung Ambon, Kampung Bugis, Kampung Bali, Kampung Jawa, Kampung Bandan? Temukan semua jawabannya dalam buku ini dan puluhan lagi sejarah asal-usul nama tempat lainnya di Jakarta. Berbekal kekayaan sumber, tetapi dalam format ringkas dan populer, Rachmat Ruchiyat sebagai pengamat sejarah Jakarta akhirnya bukan sekadar menyajikan asal usul nama-nama tempat di Jakarta, lebih jauh lagi memberikan gambaran mengenai perkembangan sejarah Jakarta sebagai kota yang kaya oleh keragaman budaya dan jejak sejarah. Penelusurannya secara kronologis mulai abad ke-15 sampai abad ke-20, tidak hanya memperlihatkan perubahan geografi dan demografi Jakarta, melainkan juga perubahan sosial, budaya, politik dan ekonomi.Rp 125.000,00 -
Tenun & Para Penjaga Identitas/Weaving, Guardian of Identity – Terasmitra
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Perkumpulan Terasmitra Tahun terbit: 2017 Bahasa: Indonesia dan Inggris ISBN: 978-602-522-160-6 Kondisi: Baru "Inspirasi penerbitan buku ini bersumber dari perjuangan kaum perempuan masyarakat adat Tiga Batu Tungku: Mollo, Amanatun, dan Amanuban di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Para perempuan penenun berjuang melawan perusakan lingkungan yang hadir melalui perusahaan tambang marmer dengan menggunakan media tenun. Dari inspirasi itu, kami melakukan proses penelusuran di lapangan, dan menemukan banyak kenyataan lain, tenun ternyata punya makna yang begitu luas bagi masyarakat Timor, antara lain sebagai identitas budaya, pelestari lingkungan, alat ekonomi, hingga arsip pengetahuan dan pengalaman yang tumbuh terus menerus dari waktu ke waktu." - Catharina DwihastariniRp 150.000,00 -
Ecce Homo: Lihatlah Dia – Nietzsche
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerjemah: Omi Intan Naomi Penerbit: Pustaka Pelajar Tebal: 175 halaman ISBN: 979-9075-21-1 Kondisi: Baru "Akulah yang pertama menemukan kebenaran. … akulah yang pertama merasakan dengan indera–mencium–dusta sebagai dusta … telah kupilih untuk diriku sendiri kata imoralis sebagai marka pembeda dan lencana kehormatan aku bangga memiliki kata ini yang mempersiapkan aku melawan kemanusiaan." - Friedrich Nietzsche, Mengapa Aku Adalah TakdirRp 65.000,00 -
Orang Aceh: Budaya, Masyarakat, dan Politik Kolonial – C. Snouck Hurgronje
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Ircisod Tahun Terbit: 2019 Tebal: 968 halaman ISBN: 978-602-7696-86-0 Kondisi: Baru Siapakah orang Aceh yang dimaksud Snouck Hurgronje dalam buku ini? Bagaimana hubungan antara Aceh dan wilayah-wilayah lain di nusantara? Apa kaitan antara budaya Jawa, Melayu, dan Aceh? Bagaimana mitos, legenda, agama, dan adat turut membentuk orang Aceh? Meskipun Islam merupakan agama yang dominan di Aceh, tetapi pengaruh budaya pra-Islarn dan adat pribumi tidak serta merta digantikan dengan ajaran Islam. Karena Islam yang dibawa ke Aceh pun tidak selalu memberi warna dan penafsiran yang sama. Ada Islam yang bercorak suiistik, berorientasi fiqh, dan ada pula Islam politik yang datang membawa semangat perlawanan terhadap kolonialisme Belanda. Buku ini juga menyajikan data dan analisis yang masih sangat relevan tentang praktik budaya dalam tarian, seni berpantun, pembagian tanah, hukum waris, ilmu pertanian, perbintangan, praktis mencari ikan di laut, hingga pengaturan administrasi kekuasaan politik dan agama yang mungkin masih eksis hingga saat ini. * "Ada baiknya kita tidak lupa bahwa persoalan Snouck Hurgronje bukan hanya sejarah. Snouck Hurgronje dengan segala diskursus dan kontroversinya bukan hanya masa lalu, melainkan menjadi persoalan abadi yang melingkupi dunia ilmu dan politik, menjerat hubungan ilmuwan dan penguasa. Snouck Hurgronje tetap ada di zaman kita. Dan, jika cermat dan lapang dada, kita juga akan tahu bahwa Snouck Hurgrohje selalu ada di antara kita." - Ahmad-Norma PermataRp 200.000,00 -
Medan Kreativitas: Memahami Dunia Gagasan – Yasraf Amir Piliang
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Cantrik Pustaka Tahun Terbit: 2019 Tebal: 356 halaman ISBN: 978-602-0708-03-4 Kondisi: Baru Dalam masyarakat yang didominasi oleh modus produksi kapitalisme, nasib seseorang akan selalu ditentukan oleh hukum kompetisi. Mereka yang lemah akan kalah, dan mereka yang menang akan bertindak sebagai penguasa atas yang kalah. Kekuatan yang sangat diperlukan untuk memenangkan kompetisi bebas itu adalah kreativitas. Semakin tinggi daya kreatif seseorang, semakin sering ia memunculkan kebaruan-kebaruan, maka ia akan tampil sebagai pemenang. Namun, oleh karena kapitalisme berkait-kelindan dengan liberalisme, maka kreativitas yang diperlukan dalam kompetisi itu selalu adalah kreativitas individual. Tendensi individualistik dari liberalisme mereduksi daya kreatif hanya kepada kekuatan individu. Buku ini, berbeda sama sekali dari tendensi pemahaman yang individualistik, menyajikan soal bagaimana kreativitas tumbuh tidak hanya bergantung pada kekuatan individu, tetapi juga–dan ini yang terpenting–pada apa yang disebutnya sebagai ‘pikiran kolektif’ masyarakat. Ini merupakan sebuah upaya mengangkat modus ontologis kreativitas dari medan yang individualistik ke medan kolektif-kolaboratif.Rp 100.000,00 -
Pirates and Emperors: Pelaku Terorisme Internasional yang Sesungguhnya – Noam Chomsky
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Bentang Pustaka ISBN: 978-602-291-424-2 Kondisi: Baru Santo Agustinus bercerita tentang seorang bajak laut yang ditangkap oleh Alexander Agung. Sang Kaisar pun mengajukan pertanyaan, “Kenapa kamu mengganggu keamanan di perairan ini?” Bajak laut yang marah membalas pertanyaan itu dengan pertanyaan serupa, “Lalu kenapa kamu justru mengganggu keamanan di seluruh dunia? Hanya karena menyerang dengan kapal kecil, saya disebut pencuri; sementara kamu, yang mengobarkan perang dengan armada laut yang hebat, disebut sebagai Kaisar.” Ilustrasi cerita Bajak Laut dan Sang Kaisar yang diangkat oleh Noam Chomsky dalam buku ini, menggambarkan secara tepat mengenai kampanye perang melawan terorisme yang digencarkan negara-negara Barat. Dengan dalih menjaga keamanan dan perdamaian, Amerika Serikat justru memimpin invasi berskala besar ke berbagai wilayah di dunia yang dianggap “mungkin punya” rencana untuk mencelakakan mereka “suatu saat nanti”. Catatan-catatan Chomsky ini menjadi bukti yang terang benderang mengenai kejahatan internasional terselubung yang telah merenggut jutaan jiwa penduduk tak bersalah di berbagai belahan bumi. Sebuah catatan yang akan membuat kita kembali merenung: siapa sesungguhnya dalang teroris yang membuat hidup kita tak tenang belakangan ini?Rp 79.000,00 -
Pendidikan Istri: Ketika Suami Mencari-cari Pembenaran – André Gide
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Yayasan Pustaka Obor Indonesia Tahun Terbit: 2008 Tebal: 289 halaman ISBN: 978-979-461-691-8 Kondisi: Baru Buku ini tentu bukan untuk membuat takut terhadap perkawinan, tetapi melontarkan ajakan untuk mendengarkan pasangan dan bukan menjalin hubungan dominasi. Kejengkelan Eveline berasal dari dominasi Robert melalui wacana. Penguasaan atas wacana menjadikan dominasi laki-laki seakan-akan sesuatu yang alamiah dan bisa diterima. Bahkan situasi paling menyiksa dan tak bisa ditoleransi bisa tampak wajar. Anggapan yang alamiah, yang sudah semestinya itu menjadi mitos yang didukung oleh wacana yang dikuasai laki-laki, diterima dan didukung oleh struktur sosio-budaya, agama dan pengorganisasian masyarakat.Rp 60.000,00 -
Keberagaman Gender di Indonesia – Sharyn Graham Davies
BUKU, Non-Fiksi, Sejarah, Filsafat, BudayaPenerbit: Yayasan Pustaka Obor Indonesia Tahun Terbit: 2018 Tebal: xiv + 422 halaman ISBN: 978-979-461-960-5 Kondisi: Baru Indonesia, terutama, memiliki bermacam contoh gender. Relasi antar sesama jenis kelamin, transversti, dan perilaku lintas budaya, yang sudah lama diamati orang Indonesia dari berbagai kalangan. Berdasarkan penelitian-penelitian etnografis yang ekstensif, buku ini membahas isu-isu, terutama celalai- individu yang terlahir sebagai perempuan tetapi mengidentifikasi dirinya bukan perempuan, bukan pula sebagai laki-laki; calabai – individu yang terlahir sebagi laki-laki di Indonesia tetapi mengidentifikasi dirinya bukan sebagai laki-laki, bukan juga sebagai perempuan; dan bissu – sebagai dukun yang mewujud dengan elemen perempuan dan laki-laki. Buku ini mengamati kehidupan dan peran para pelaku gender dalam aktivitas mereka secara serius, termasuk ritual-ritual yang dilakukan individu yang berasal dari masyarakat berstatus rendah, antara lain upacara pernikahan, parade pakaian, festival budaya, kutipan-kutipan islami, dan ritual-ritual perdukunan. Buku ini menganalisa tempat tinggal para pelaku tersebut yang terkait dengan teori gender. teori aneka gender dan jenis kelamin.Rp 160.000,00