Please select a page for the Contact Slideout in Theme Options > Header Options

/diskusi:/ Gelar Wicara Bandempo – Peluncuran Vinyl

/diskusi:/ Gelar Wicara Bandempo – Peluncuran Vinyl
17/10/2016 admin

bandempo_gelarwicara_still

Elevation Records & Kineruku mempersembahkan:

Gelar Wicara Bandempo
Bincang-bincang Peluncuran Vinyl

Kineruku
Jl. Hegarmanah 52, Bandung
23 Oktober 2016
Pukul 13:00 WIB – selesai

Bersama:
Anggun Priambodo (vokalis Bandempo)
Harlan Boer (pengamat musik)

Moderator:
Taufiq Rahman (Elevation Records)
_

Bandempo adalah band yang lahir dari kampus Institut Kesenian Jakarta (IKJ) di akhir dekade 1990-an dan sempat meramaikan panggung-panggung pementasan indie di Jakarta. Tak jelas benar apakah mereka pernah bermain atau pernah dikenal di luar Jakarta. Dan kini saatnya Bandempo bisa dikenal sedikit lebih luas di luar Jakarta melalui rilis piringan hitam dari album semata wayang mereka ini. Bandempo bisa dikatakan sebagai band paling berantakan, paling off-kilter, paling liar namun juga sekaligus paling catchy, paling melodis dan paling konsisten (paling tidak di album self-titled ini). Musik mereka hanya dimainkan dengan gitar, bass dan drum—dengan sedikit tambahan keyboard—namun begitu banyak kocokan-kocokan rhythm guitar yang funky, solo guitar nan melodis, betotan bass yang kadang menggantikan melodi gitar serta gebukan drum yang primitif dan tidak terduga. Musik mereka sangat lo-fi seperti Slanted and Enchanted-nya Pavement, namun jika anda suka Bing Slamet, dangdut, atau paling tidak Naif pasti Anda akan tertawan dengan album ini. Belum lagi vokal Anggun Priambodo yang meliuk-liuk, berubah dari vokal sengau kekanak-kanakan seperti di track “Berlayar” menjadi primal scream dan teriakan liar seperti di track terakhir “Kereta Lewat”. Jika Anda ingin merasakan seperti apa rasa rock ‘n roll Indonesia, coba dengar “Nonton Srimulat” yang merayakan sebuah acara televisi penuh humor otentik sebelum televisi dikuasai stand-up comedy yang tidak lucu atau slapstick yang sangat fisikal. Atau dengar juga “Marah-Marah” komposisi rancak yang memasukkan sepotong dangdut di tengah lagu. Ajaib!

Album ini pernah dirilis dalam format kaset dan CD dengan sampul yang berbeda. Kini semakin melengkapi collectability rilis ini kami menyiapkan packaging baru yang jika Anda memilih untuk tidak mendengarkan musiknya, Anda akan bisa dengan bangga memasangnya di atas lemari. Sebuah foto iconic dari ikon humor Indonesia: Tessy Srimulat. Piringan hitam 12-inch yang dicetak di Cleveland ini akan dikemas dalam sampul gatefold lengkap dengan insert ramai dengan tata letak a la zine. Ada dua kesaksian tentang Bandempo yang ditulis oleh sang godfather indie Jakarta, Indra Ameng, dan sang indie elder statesman Harlan Bin (yang menobatkan album ini sebagai album terbaik dekade  2000-2010) sebagai liner notes.

Pada acara bincang-bincang di Kineruku ini, Anggun Priambodo akan bercerita bagaimana album Bandempo tercipta, membongkar rahasia dapur tentang proses kreatif mereka yang mungkin publik tak banyak tahu. Harlan Boer akan membahas soal kehebatan album tersebut, termasuk sulitnya mencari tandingan rilisan lokal dekade itu yang bisa membuatnya terharu. Selama diskusi tersedia juga turntable di lokasi, untuk memutar vinyl (listening session) album ajaib itu bersama-sama.

Mari kita menari joget!

Elevation Records
Kineruku

*

“…sebagian lagunya bisa dikatakan ‘Naif awal yang terkarbonmonoksidasi’… tapi nota harus diberikan pada lagu-lagu seperti “Nonton Srimulat” (yang sempat dirilis dalam sebuah album kompilasi indie) dengan dekonstruksi-nya terhadap jingle acara lawak Srimulat yang amat klasik (lengkap dengan suara penonton), “Marah-marah” (lagu anak dari Adi Bing Slamet ’70an?), atau secara musikal terhadap lagu-lagu seperti “Berenang-renang” (psychedelic garage ’60an a la band-band nuggets seperti Electric Prunes atau Chocolate Watchband) dan “Kereta Lewat” (eksploitasi fuzz yang chaotic a la band-band Detroit ’60an seperti The Stooges atau MC5, atau mungkin Mudhoney untuk yang lebih kini)…” ~ David Tarigan, di majalah Ripple, circa 2000

“Lirik absurd di sepanjang lagu pembuka, ”Bukan Propaganda”, mungkin gaya menulis lirik itu mengingatkan pada beberapa lagu di tiga album pertama Netral, tetapi refrain ”biri-biri, keriting deh kamu/ biri-biri, putih deh kamu” bahkan tak tega untuk ditulis oleh Syd Barrett.” ~ Harlan Boer, di Jakartabeat.net, 2010

“Terlalu sempit jika mengatakan musik Bandempo adalah rock ‘n roll, meski mereka memenuhi hampir semua kriteria tersebut. … Kesalahannya adalah mereka terlalu jujur, bebas dan tidak sepenuhnya mematuhi pakem musik rock. Suara gitar fuzz ditambah bass yang joget melayu dangdut dinyanyikan dengan nada kanak-kanak meliuk tinggi-rendah tapi bisa berteriak…” ~ Anto Arief, di blog-nya, 2016

“…kalau Efek Rumah Kaca mungkin adalah personifikasi karya Chairil Anwar dalam bentuk musik, maka Bandempo jelas sekali adalah Sutardji Calzoum Bachri.” ~ Muhammad Hilmi, di Whiteboardjournal.com, 2016

* * *

>> Piringan hitam Bandempo 12″ bisa didapatkan di Kineruku Store, Rp 375.000,- Dateng yuk, kapan lagi bisa minta tandatangan di plat dan foto bareng? :)

Comments (0)

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Subscribe