Kabar gembira untuk kita semua! Buku yang sudah lama ditunggu-tunggu oleh penikmat sastra asyik Indonesia kini sudah terbit, dan bisa dibeli di Kineruku. Berikut ini sinopsisnya:
—
Sungu Lembu menjalani hidup membawa dendam. Raden Mandasia menjalani hari-hari memikirkan penyelamatan Kerajaan Gilingwesi. Keduanya bertemu di rumah dadu Nyai Manggis di Kelapa. Sungu Lembu mengerti bahwa Raden Mandasia yang memiliki kegemaran ganjil mencuri daging sapi adalah pembuka jalan bagi rencananya. Maka, ia pun menyanggupi ketika Raden Mandasia mengajaknya menempuh perjalanan menuju Kerajaan Gerbang Agung.
Berdua, mereka tergulung dalam pengalaman-pengalaman mendebarkan: bertarung melawan lanun di lautan, ikut menyelamatkan pembawa wahyu, bertemu dengan juru masak menyebalkan dan hartawan dengan selera makan yang menakjubkan, singgah di desa penghasil kain celup yang melarang penyebutan warna, berlomba melawan maut di gurun, mengenakan kulit sida-sida, mencari cara menjumpai Putri Tabassum Sang Permata Gerbang Agung yang konon tak pernah berkaca—cermin-cermin di istananya bakal langsung pecah berkeping-keping karena tak sanggup menahan kecantikannya, dan akhirnya terlibat dalam perang besar yang menghadirkan hujan mayat belasan ribu dari langit.
Meminjam berbagai khazanah cerita dari masa-masa yang berlainan, Yusi Avianto Pareanom menyuguhkan dongeng kontemporer yang memantik tawa, tangis, dan maki makian Anda dalam waktu berdekatan—mungkin bersamaan.
>
Diterbitkan oleh Banana, 2016
Sampul warna, isi hitam-putih
Tebal 450 halaman
Ukuran 14 x 20,3 cm
Rp 69.000,-
>
Silakan pesan ke Kineruku:
via SMS: 0878 2428 1152
via email: kineruku[at]gmail[dot]com
atau datang langsung ke Jl. Hegarmanah 52, Bandung.
Buku Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi juga dapat dibeli secara online di kineruku.com/store.
>
“Sebagai penulis, saya akan bilang bahwa buku hebat adalah yang menantang kepenulisan saya...” ~ Yusi Avianto Pareanom, dalam sebuah wawancara beberapa tahun silam.
>
Beberapa ULASAN tentang buku ini:
“Sungu Lembu tuh kayak Ferris Bueller versi lebih bandel dan lebih sarkas. Dia juga bisa dengan mudah jadi bawahannya Selina Meyer. Dia kayaknya juga bisa nongkrong di toko vinylnya John Cussack di Hugh Fidelity. Kayaknya dia bakalan demen dengerin Kings of Leon.” ~ Candra Aditya
“Buku Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi telah memberikan kembali kenikmatan saya seperti di usia 12 atau 13 tahun, ketika membaca buku Wiro Sableng. Semoga saya tak tolol untuk kemudian berusaha membedah anatomi seekor sapi dengan tangan saya sendiri, sebagaimana yang dilakukan beberapa anak yang menulisi ‘212’ di dada mereka dengan spidol atau arang seusai membaca Wiro Sableng—beberapa anak bahkan sampai melakukan sejumlah ketololan, salah satunya dengan menggoreskan getah mete ke dadanya. Kenikmatan memang kadang melukai.” ~ Puthut EA
“Fiksi jenis ini juga memberimu keasyikan lain: surgawi lidah, pengalaman erotis, ilmu pertukangan dan pelayaran, permainan logika, ensiklopedia soal tanaman dan bermacam jenis burung. Dan karena ini adalah kisah tempo dulu (saya kurang tahu persisnya kapan, tapi kita dipersilakan menerka belaka), ia juga dilumuri sekuens pertarungan atau adegan kekerasan.” ~ Fahri Salam
“Sudah lama benar saya tak membaca novel berbahasa Indonesia tanpa kena ganggu oleh pikiran sadar saya yang banyak cengkunek, alias rewel, dan urusannya protes melulu. Tapi, anjing, kali ini kami, saya dan si cerewet pikiran sadar saya, tidak punya pilihan selain membaca terus. Kalimat-kalimatnya genah, tokoh-tokoh di dalamnya punya motif yang memadai dan kepribadian yang masuk akal dan bisa kau jadikan teman atau kau getok bathuknya andai suatu saat mereka mengalami nasib serupa Ruby Sparks…” ~ Dea Anugrah
“Tipikal dongeng yang bisa membawamu menuju imajinasi-imajinasi tak berbatas. Liar, zonder petuah, dan menghadirkan kegilaan-kegilaan yang tak bakal kau sangka. Buku ini juga menghadirkan pendekar-pendekar yang begitu manusiawi. Bisa terluka, bahkan dihajar oleh keroyokan para prajurit kroco, tak peduli sesakti apapun kamu.” ~ Nuran Wibisono
“Buku dongeng keparat. Bikin saya harus membacanya dua kali: Pertama buat dinikmati, dan yang kedua dengan sukarela saya menandai kalimat-kalimat, paragraf, dan dialog yang mungkin akan ada gunanya buat kesenangan saya nanti. Pembacaan pertama, sialnya, menyenangkan, padahal kalau tidak, tak bakal ada pembacaan kedua. Hasil dari pembacaan kedua: malu dan minder, dalam satu paket.” ~ Sabda Armandio
“Cara Yusi menyampaikan “cerita besar” itu terasa unik karena ia juga mengajak kita tamasya ke beragam “cerita kecil” yang seringkali jauh lebih asyik dinikmati. Dan, cerita-cerita kecil itu justru lebih banyak mendapat penekanan sehingga wajar bila banyak pembaca yang ingat soal detail-detail kisah tersebut.” ~ Haris Firdaus
“Dalam memasak novelnya ini, Yusi mencampurkan ‘bumbu-bumbu’ lain yang ia ambil dari seluruh dunia ke dalamnya. Hasilnya, sebuah mash-up yang benar-benar nikmat. Yusi, misalnya, meramu cerita Putri Tabassum dari Kerajaan Gerbang Agung, dengan kisah Seribu Satu Malam/Turandot serta teka-teki yang konon dibikin oleh Einstein, yang sering beredar di internet. Di bagian lain, ia menyusupkan cara-cara mati yang kurang aduhai yang ia ambil dari jazirah Yunani – wabil khusus, cara matinya Aeschylus dan Chrysippus yang terlalu absurd rasanya untuk benar-benar terjadi.” ~ Andreas Rossi Dewantara
>
Buku Raden Mandasia dapat dibeli secara online di kineruku.com/store.
>
BINCANG BUKU Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi menghadirkan penulisnya, Yusi Avianto Pareanom, bersama esais Zen R.S., di Kineruku, 15 Mei 2016.